Xiaomi dilaporkan tengah mengembangkan chipset internal sebagai langkah strategis untuk mengurangi ketergantungannya pada produsen chipset pihak ketiga seperti Qualcomm dan MediaTek.
Langkah ini juga sejalan dengan dorongan pemerintah Tiongkok agar perusahaan lokal meminimalkan ketergantungan pada teknologi dari luar negeri.
Menurut laporan dari GSM Arena, produksi massal chipset buatan Xiaomi ini direncanakan akan dimulai pada tahun 2025.
Ponsel pertama yang menggunakan chipset tersebut diprediksi akan diluncurkan di tahun yang sama.
Meski demikian, detail teknis terkait kemampuan, performa, dan target pasar dari chipset ini masih belum terungkap secara jelas.
Hal ini memunculkan banyak pertanyaan mengenai bagaimana chipset buatan Xiaomi akan bersaing dengan produk dari Qualcomm dan MediaTek yang telah mendominasi pasar.
Dalam upaya mendukung pengembangan teknologi ini, Xiaomi berencana meningkatkan investasi di divisi penelitian dan pengembangan (R&D).
Perusahaan tersebut akan mengalokasikan dana sebesar CNY30 miliar atau sekitar USD4,1 miliar (setara Rp65 triliun) pada tahun 2025.
Angka ini naik signifikan dibandingkan investasi CNY24 miliar (USD3,3 miliar atau Rp52,3 triliun) yang dianggarkan untuk tahun 2024.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Xiaomi untuk memperkuat posisi di pasar global. Tidak hanya berfokus pada chipset, Xiaomi juga menunjukkan performa bisnis yang semakin solid.
Pada kuartal ketiga tahun 2024, Xiaomi mencatatkan total pendapatan sebesar RMB92,5 miliar (sekitar Rp203 triliun), naik 30,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Keberhasilan ini menandai pertumbuhan selama tiga kuartal berturut-turut, dengan laba bersih yang disesuaikan mencapai RMB6,3 miliar (sekitar Rp13,8 triliun).
Xiaomi juga mencatat marjin laba kotor sebesar 20,4 persen, mencerminkan keberhasilan strategi premiumisasi yang dijalankan perusahaan.
Meski masih dalam tahap awal, pengembangan chipset internal ini menjadi salah satu tonggak penting bagi Xiaomi.
Jika berhasil, langkah ini dapat memperkuat posisi Xiaomi sebagai pemain utama dalam industri teknologi sekaligus mendukung kemandirian teknologi di Tiongkok.
Namun, para pengamat masih menunggu pengumuman resmi dan informasi lebih lanjut mengenai kemampuan chipset ini di pasar yang sangat kompetitif.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.