Tak jarang sejumlah bayi mengalami shaken baby syndrome yang akan berdampak terhadap tumbuh kembangnya.
Di mana sindrom tersebut sangat membahayakan bayi apalagi anak yang masih dalam usia pertumbuhan.
Oleh sebab itu, para orang tua perlu berhati-hati saat bermain atau ketika mengasuh anaknya.
Viral Pola Asuh Ria Ricis dan Teuku Ryan, Disebut Berisiko Kena Shaken Baby Syndrome
Banyak warganet yang kemudian membahas tentang shaken baby syndrome saat melihat video viral Ria Rici dan Teuku Ryan.
Di mana ramai warganet yang mencibir tayangan video tersebut dan mengkhawatirkan sang bayi terkena shaken baby syndrome.
Bagaimana tidak, belum lama ini Ria Ricis dan suaminya yakni Teuku Ryan mendapat cibiran warganet karena memamerkan gaya asuhnya.
Ramai warganet menilai pola asuh kedua orang tua tersebut membahayakan keselamatan buah hatinya yakni baby Moana.
Pasalnya, dalam video tersebut Teuku Ryan terlihat mengendarai jetski dengan satu tangan sambil menggendong baby Moana.
Satu hal yang menarik perhatian warganet yaitu baby Moana baru berusia 5 bulan dan bisa membahayakan tubuhnya.
Belum lagi, ada juga tayangan yang memperlihatkan Ria Ricis dan suaminya membawa Baby Moana untuk naik ATV.
Karena itulah ramai warganet yang mengkhawatirkan sang bayi terkena sindrom shaken baby.
Apa Itu Sindrom Baby Shaken?
Melansir Sehatq.com, shaken baby syndrome adalah kondisi cedera otak serius yang dapat terjadi pada bayi.
Di mana kondisi tersebut terjadi karena menggoyang-goyangkan tubuh bayi secara paksa.
Kondisi seperti ini bisa merusak sel otak bayi dan membuat otaknya tak mampu mendapat cukup oksigen.
Sebagai konsekuensi, bayi akan mengalami kerusakan otak permanen sampai kematian sekalipun.
Sindrom shaken baby atau yang kerap disebut SBS paling sering terjadi pada anak yang berusia di bawah 2 tahun.
Beberapa kasusnya terjadi pada anak bayi yang baru berumur 6 sampai 8 minggu di mana mereka masih kerap menangis.
Penyebab Sindrom Baby Shaken
Salah satu pertanyaan yang sering muncul yaitu, mengapa mengguncang bagi bisa merusak bagian otaknya?
Perlu Anda ketahui, otot bagian leher bayi masih begitu lemah untuk menopang kepalanya yang berat.
Kalau Anda mengguncangkan tubuh bayi secara paksa, maka bagian otaknya yang lemah bisa bergerak ke depan dan belakang di dalam tengkorak.
Kondisi tersebut bisa menyebabkan memar, pembengkakan sampai pendarahan sekalipun.
Biasanya, SBS terjadi akibat orang tua atau ART yang merasa frustasi ataupun tidak sabar saat menangani bayi yang tak mau berhenti menangis.
Karena itu, mereka akan melampiaskan rasa kekesalannya dengan mengguncangkan tubuh bayi secara paksa.
Bukan hanya itu, ada sejumlah faktor risiko yang membuat orang tua atau pengasuh mengguncang tubuh bayi, seperti:
– Kekerasaan dalam rumah tangga
– Mengalami depresi
– Perasaan stress orang tua atau pengasuh
– Orang tua atau pengasuh dalam pengaruh zat terlarang atau alkohol.
Komplikasi Sindrom Shaken Baby
Sebagian besar bayi yang mengalami kondisi SBS akan mengakibatkan kematian ataupun kerusakan otak secara permanen.
Biasanya, bayi yang selamat dari kondisi tersebut akan mengalami komplikasi yang cukup lama seperti:
– Cacat intelektual
– Kebutaan parsial atau total
– Cerebral palsy atau lumpuh otak
– Kejang
– Keterlambatan dalam perkembangan seperti masalah perilaku atau belajar.
Oleh sebab itu, Anda wajib mencegah agar anak tidak sampai mengalami sindrom shaken baby.
Salah satu cara yang paling ampuh yaitu tidak mengguncangkan tubuh bayi atau membuatnya terguncang.
Demikian informasi tentang shaken baby syndrome yang bisa membahayakan jika orang tua salah pola asuh.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.