OpenAI 3D Point-E tampaknya akan kembali menghebohkan banyak orang menyusul Chat GP dari perusahaan yang sama.
Karena itulah, banyak orang yang merasa penasaran dengan produk terbaru OpenAI yaitu 3D Point-E.
Lantas seperti apa kecerdasan buatan terbaru dari OpenAI ini? Berikut informasi selengkapnya untuk Anda.
Layanan Kecerdasan Buatan Baru OpenAI 3D Point-E
Belakangan ini, perusahaan OpenAI menjadi viral dan jadi topik hangat di kalangan warganet.
Hal ini terjadi usai salah satu layanannya yaitu ChatGP OpenAI populer di jajaran warganet seluruh dunia.
Bagaimana tidak, ChatGP OpenAI adalah layanan bot yang mampu menjawab pertanyaan apapun dari pengguna.
Meskipun belum secanggih platform Google Search, namun tetap saja ChatGP OpenAI digunakan sebagai seru-seruan.
Sebagai informasi, OpenAI sendiri adalah perusahaan yang bergerak di belakang generator text to image yaitu Dall-E.
Belum lama ini, OpenAI kembali viral setelah mereka sukses menciptakan produk rendering 3D AI dengan nama Point-E.
Di mana dalam informasi yang beredar layanan terbaru OpenAI tersebut yaitu sebuah penerjemah teks menjadi gambar 3D.
Berdasarkan salah satu artikel yang perusahaan terbitkan, OpenAI 3D Point-E memiliki kemampuan yang luar biasa.
OpenAI mengklaim bahwa Point-E dapat menghasilkan model gambar 3D hanya dalam bentuk 1 sampai 2 menit pada sebuah GPU.
Durasi itu jelas saja super singkat dan sebagai refleksi dari kecerdasan buatan sesungguhnya.
Sebagai gambaran, teknologi sejenis Point-E memerlukan waktu yang lebih lama untuk melakukan rendering gambar 3D.
Bahkan, waktu yang diperlukan bisa sampai berjam-jam lamanya.
Bukan itu saja, solusi lain juga memerlukan lebih banyak GPU supaya bisa rendering lebih lancer.
Kualitas Rendering Point-E
Beredarnya teknologi terbaru Point-E tentu membuat pertanyaan mencuat terkait kualitas dari layanan tersebut.
Menurut perusahaan OpenAI, memang Point-E sangat cepat dalam hal rendering.
Namun, teknologi yang mereka pakai masih kurang canggih dan cepat.
Jadi, mungkin saja hasil dari OpenAI 3D Point-E belum sebagus solusi rendering lainnya.
Walaupun begitu, OpenAI mengklaim bahwa layanan terbarunya memiliki kecepatan satu sampai dua kali lebih tinggi untuk pengambilan sampelnya.
Karena itulah, teknologi tersebut dapat menawarkan pertukaran praktis untuk sejumlah kasus penggunaannya.
Kecanggihan Point-E
Berdasarkan informasi yang beredar, Point-E mampu menghasilkan tampilan sintetik tunggal dengan model berupa difusi text to image.
Dengan demikian teknologi tersebut dapat menghasilkan gambar cloud point 3D.
OpenAI mengklaim metode Point-E mampu mengurangi beban pada GPU, meskipun belum dapat menangkap detail yang ukurannya lebih kecil.
Selain itu, OpenAI juga sudah merancang AI sekunder agar bisa meringankan Sebagian besar proses rendering.
Namun sayangnya, teknologi AI yang mereka gunakan belum begitu matang.
Perusahaan OpenAI menjelaskan bahwa tak jarang teknologi besutan mereka dapat melalui objek yang tipis atau jarang.
Misalnya saja, objek seperti batang tanaman, pembuatan ilusi berupa bunga mengambang dan masih banyak lagi.
Lebih lanjut, perusahaan OpenAI juga berjanji untuk melatih kecerdasan buatan mereka pada beberapa juta model 3D serta mendatanya.
Hal ini bertujuan untuk mempercanggih teknologi keluaran mereka meskipun untuk saat ini pemakaiannya masih bersifat terbatas.
Untuk saat ini, belum ada informasi lebih lanjut terkait perkembangan teknologi 3D Point-E.
Kalau bisa menjadi lebih canggih, mungkin saja rendering Point-E bisa diaplikasikan ke kegiatan yang lebih berat.
Misalnya saja aktivitas rendering di dalam game yang kerap kali memerlukan waktu lama.
Namun diharapkan agar teknologi OpenAI 3D Point-E tak akan menggeser profesi para pembuat gambar model 3D secara digital.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.