Video petani buang 1,5 ton tomat baru-baru ini berhasil mencuri perhatian publik terutama pengguna sosial media.
Viralnya video tersebut membuat Parosil Mabsus selaku Bupati Lampung Barat ikut mengomentari aksi sang petani.
Dari kabar yang tersebar, peristiwa itu berlangsung di Pekon Sebarus tepatnya Kecamatan Balik Bukit di Lampung Barat.
Dalam video yang tersebar, ibu-ibu tampak memunguti tomat-tomat yang sudah petani buang.
Kabarnya pelaku aksi itu adalah salah seorang pengepul sayuran yang bernama Marwan.
Buah tomat yang mencapai 1,5 ton itu ia buang di pinggir jalan karena sudah tidak laku.
Bukan tanpa sebab, pasalnya harga tomat sendiri anjlok sampai menyentuh 500 rupiah untuk satu kilogramnya.
Kejadian itu rupanya mengundang reaksi dari Parosil Mabsus selaku Bupati Lampung Barat.
Menurut Parosil Mabsus harga untuk buah tomat tak terlalu anjlok.
Ia mengatakan beberapa minggu sebelumnya, harga tomat tergolong baik yaitu sebesar 4 ribu rupiah untuk satu kilogramnya.
Parosil mengaku mendengar kabar jika petani membuang tomat itu bukan karena harga tomat yang anjlok.
Dari penuturan Parosil, alasan petani membuang tomat lantaran pihak pembeli tak mau membeli tomat yang sudah terlalu merah atau matang.
Sedangkan tomat yang sudah petani buang itu sudah sangat merah.
Selain itu Parosil menyayangkan tindakan dari Marwan yang ada di dalam video lantaran sudah membuang-buang tomat tersebut.
Semestinya, menurut Parosil tomat-tomat itu tidak Marwan buang di pinggir jalan.
Dia pun berharap tak ada lagi petani melakukan tindakan membuang tomat seperti yang sudah Marwan lakukan.
Fakta Video Petani Buang 1,5 Ton Tomat yang Viral
Sementara itu, terkuak fakta terkait video petani buang 1,5 ton tomat yang sedang viral di sosial media.
Seperti yang kita ketahui, pria di dalam video bernama Marwan berusia 32 tahun sebagai pengepul sayuran.
Marwan sendiri mengaku jika ia tak pernah bermaksud membuang-buang tomat seperti yang ada di video.
Sebenarnya, Marwan sudah berkata ke ibu-ibu agar mengambil tomat ketka masih dalam kotak.
Namun kemungkinan lantaran merasa malu atau tidak enak, membuat tidak ada yang mau mengambil tomat miliknya.
Kemudian ia pun menumpahkan kotak yang berisi tomat itu di tepi jalan tepat depan kiosnya di kawasan Pemangku Umbul Liokh Lampung Barat.
Baru dari situ, ibu-ibu berbondong-bondong banyak yang mengambil buah tomatnya.
Dia mengaku aksi membuang tomat itu bukan tanpa alasan.
Menurut Marwan, dia tak tahu lagi harus memasarkan buah tomat harus kemana.
Ia pun mengibaratkan dalam satu hari tomat yang ia jual hanya sebanyak 50 peti.
Sedangkan tomat yang ia terima dari para petani jauh lebih banyak.
Sehingga ia pun menahan dahulu tomat itu menginap satu hari, siapa tahu besoknya terjual.
Sayangnya stok buah tomatnya masih saja berlebih sampai ia terpaksa menyimpan stok tomat itu selama 4 hari.
Alhasil buah tomat sudah tak bisa lagi ia distribusikan ke pasar karena sudah terlalu matang.
Di samping itu, Marwan mengatakan bahwa harga tomat sudah anjlok semenjak satu minggu terakhir.
Penyebab harga tomat anjlok karena overproduksi, ia mengambil dari petani sebesar 500 rupiah per kilo dengan ongkos kirim sebesar 200 rupiah.
Normalnya, untuk harga tomat per satu kilogramnya berada di kisaran 3 ribu sampai 4 ribu rupiah.
Hal inilah yang menjadi alasan Marwan seperti dalam video petani buang 1,5 ton tomat.
Akibat aksinya ini, Marwan harus menelan kerugian yang ia taksir mencapai 1 juta rupiah lebih.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.