Berita
Trending

Video KDRT di Tangsel Viral, Ketahui Dampaknya Bagi Anak

Video KDRT di Tangsel tengah menjadi sorotan para pengguna sosial media di seluruh Indonesia dan membuatnya menjadi viral.

Memang belakangan ini kasus KDRT menarik perhatian publik dan banyak dilaporkan oleh masyarakat.

Kasus tersebut memperlihatkan betapa mengkhawatirkannya keadaan keluarga di negara Indonesia bagi sebagian orang.

Viral Video KDRT di Tangsel

Hal ini seperti yang ada dalam video kekerasan dalam rumah tangga videl di kawasan Cisauk Tangerang Selatan.

Rekaman video yang tersebar di berbagai sosial media, memperlihatkan suami mencekik, menjambak serta memukul sang istri.

Adapun video dengan durasi 2 menit lebih 1 detik itu berada di unggahan akun Twitter bernama @rezapekusi.

Kabarnya pelaku KDRT bernama Tarmin berusia 43 tahun yang bekerja sebagai sekuriti.

Sedangkan korban dalam video KDRT di Tangsel  berinisial 44 tahun.

Pada video yang viral, pelaku menyiksa korban hingga dia jatuh ke lantai.

Iptu Margana selaku Kanit Reskrim Polsek Cisauk mengatakan pemicu KDRT ini lantaran faktor curiga dan cemburu.

Pelaku merasa curiga sang istri akan pergi ke tempat yang tak benar alias selingkuh.

Padahal K atau Karyawati hanya ingin pergi ke luar rumah untuk mengisi bensin motor.

Kecurigaan Tarmin pun menyebabkan keduanya cekcok saling tuduh menuduh sampai terjadi KDRT.

Mirisnya dalam video yang viral berisi KDRT itu direkam langsung oleh anak dan pelaku.

Terlebih di dalam video, pelaku sempat mengeluarkan kata-kata umpatan yang seharusnya tidak anak kecil dengar.

Puncak dari aksi KDRT itu adalah Tarmin menginjak leher Karyati ampai anak perempuan yang merekamnya berteriak histeris.

Dampak Anak yang Melihat Aksi KDRT

Anak yang merekam video KDRT di Tangsel tersebut besar kemungkinan akan terkena dampak negatif seperti:

Mengalami Trauma Emosional

Saat anak menyaksikan KDRT yang terjadi pada orang tuanya, maka sangat memunginkan dia mengalami trauma emosinal.

Si kecil akan terus mengingat kejadian KDRT yang dia saksikan dan merasa ketakutan atau cemas serta tidak kunjung berhenti.

Trauma juga bisa membuat anak merasa tidak terhubung dan tak mampu mempercayai orang lain.

Tanda-tanda anak yang mengalami trauma emosional antara lain menjadi agresif, cenderung murung, mudah marah serta mengalami perubahan mood sangat cepat.

Stress Sampai Depresi

Anak yang menyaksikan KDRT secara terus menerus bukan tak mungkin akan mengalami stress, cemas sampai depresi.

Potensi tersebut semakin besar kalau anak memendam apa yang dia rasakan seperti cemas, takut atau marah.

Hal ini lantaran anak akan merasakan rasa bersalah, tidak nyaman, takut, bingung sampai tidak berdaya.

Menimbulkan Perilaku yang Tidak Terpuji

Dampak lain dari anak yang melihat KDRT pada orang tua menyebabkannya cenderung menirukan sikap kasar ibu atau ayahnya.

Hal inilah yang membuat si kecil mempunyai perilaku tidak baik di masa tumbuh kembangnya.

Sangat mungkin bagi anak-anak menjadi senang berkelahi dan melakukan kekerasan pada temannya lantaran apa yang ia lihat.

Tak hanya itu, anak juga berpotensi kerap berbohong, mencuri ataupun melakukan perilaku yang tidak terpuji lainnya.

Tumbuh Menjadi Remaja yang Bermasalah

Besar kemungkinan anak korban KDRT akan mengalami trauma yang cukup berat.

Bahkan sejumlah penelitian menyebutkan siklus KDRT yang dia alami akan terus berulang entah menjadi korban atau justru pelaku kekerasan.

Anak yang menyajikan kasus KDRT pun juga berpotensi mengalami kesulitan saat belajar.

Si kecil memiliki keterampilan sosial yang terbatas dan bertindak arogan serta rentan melakukan perilaku menyimpang.

Itulah bahaya jika anak menjadi korban kekerasan seperti video KDRT di Tangsel  yang viral di sosial media.


Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Back to top button