Artikel

Vaksin Pfizer BioNTech dengan Efikasi 100% untuk Remaja

Reportasee.com – Vaksin Pfizer BioNTech menjadi salah satu upaya vaksinasi guna menanggulangi penyebaran virus Corona. 

Vaksin satu ini sudah mendapat izin EUA atau penggunaan darurat dari BPOM yakni Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.

Vaksin BioNTech sendiri sudah sejumlah negara gunakan sebagai salah satu program vaksinasi. 

Bukan tanpa sebab, jumlah penularan virus corona dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan di berbagai negara dunia.

Terlebih kini hadir sejumlah varian baru membuat masyarakat dunia khawatir akan penyebaran yang kian meluas. 

Lalu seperti apa BioNTech vaksin ini?

Mengenal Vaksin Pfizer BioNTech

Menjadi salah satu program vaksinasi di Indonesia, waktu perkiraan BioNTech vaksin tiba di tanah air sekitar bulan Agustus mendatang. 

BioNTech menjadi vaksin lainnya yang berasal dari pihak produsen Amerika Serikat.

Menteri Kesehatan RI mengungkap jika pihaknya baru menandatangani kontrak untuk vaksin tersebut. 

Sehingga mereka berharap jika pada akhir Agustus program vaksinasi bersama BioNTech sudah mulai berjalan.

Kemenkes bersama PT Pfizer Indonesia serta BioNTech SE sudah menyepakati kerjasama terkait program vaksinasi.

Mereka sepakat menyediakan sampai 50 juta dosis vaksin yang bernama BNT 162b2 pada 14 Juli lalu.

PT Pfizer Indonesia serta BioNTech SE menyediakan sampai 50 juta dosis vaksin. 

Hal ini berlangsung setelah BPOM mengeluarkan persetujuan tentang penggunaan kondisi darurat. 

Vaksin yang menjadi hasil produksi Pfizer dan BioNTech berbasis mRNA atau messenger RNA. 

Perlu anda ketahui, vaksin tersebut menjadi yang kedua dengan pengguna platform MNA serta mendapat EUA dari pihak BPOM. 

mRNA menginstruksikan kepada sel manusia guna memproduksi protein jenis antigen.

Tujuannya adalah merangsang respon imun yang ada di dalam tubuh. 

Respon imun inilah yang nantinya akan menghasilkan berupa antibodi. 

Adapun tugasnya adalah melindungi tubuh saat terdapat infeksi virus corona masuk.

Menariknya, dari hasil pengkajian menunjukkan jika secara umum vaksin tersebut aman untuk berbagai kelompok usia. 

Sementara itu efek samping dari penggunaan BioNTech vaksin bersifat ringan. 

Para penerima mengeluhkan rasa nyeri di tempat suntikan, demam ringan, sakit kepala serta nyeri otot maupun sendi.

Malaysia Kini Beralih ke Vaksin Pfizer BioNTech

Selain di Indonesia, penggunaan BioNTech vaksin juga berlangsung di negara Malaysia. 

Otoritas kesehatan setempat menyatakan jika negara bagian wilayahnya akan menyalurkan vaksin Pfizer-BioNTech.

Hal ini berlangsung setelah pihaknya menghentikan penggunaan vaksin jenis Sinovac buatan negara China. 

Melansir dari salah satu media lokal, menteri kesehatan Malaysia menyatakan jika negara mereka akan menghentikan pemakaian vaksin sinovac saat pasokannya sudah habis.

Setelah itu secara bertahap, Malaysia akan beralih memakai vaksin jenis Pfizer-BioNTech menjadi vaksinasi utama. 

Alasan Malaysia mengalihkan penggunaan vaksin yakni karena negara tersebut mulai menerima lebih banyak pasokan jenis Pfizer-BioNTech.

Dr Ardham selaku kemenkes mengatakan jika Malaysia sudah mendapat sampai 45,7 juta dosis vaksin jenis Pfizer-BioNTech. 

Jumlah tersebut menjadi angka terbanyak Malaysia dalam hal pemesanan vaksin Corona.

Pihak kesehatan setempat juga melanjutkan jika mereka sudah memesan sampai 16 juta dosis untuk vaksin Sinovac. 

Separuh dari jumlah tersebut sudah mereka berikan kepada masyarakat. Sementara untuk sisanya perlu mereka simpan sebagai dosis kedua.

Sehingga setelah ini, negara bagian lainnya juga beralih secara bertahap ke vaksin jenis Pfizer-BioNTech. 

Penjelasan tersebut Dr Ardham sampaikan kala menjawab pertanyaan mengenai pengumuman Departemen Kesehatan kawasan Kelantan.

Departemen menyatakan jika pihaknya menghentikan penyuntikan vaksin jenis Sinovac mulai akhir bulan ini. 

Dr Ardham pun membenarkan jika penghentian vaksin Sinovac berawal di kawasan Kelantan sebelum negara bagian lainnya.

Secara terpisah, Dirjen kementerian kesehatan Malaysia menekankan tentang langkah penghentian pemakaian vaksin Sinovac. 

Hal ini semata karena jumlah pasokan BioNTech vaksin mendominasi portofolio terkait Program Imunisasi Nasional Covid-19 di negara Malaysia.

Hasilkan 10 Kali Antibody Lebih Banyak dari Sinovac

Jenis vaksinasi yakni BioNTech vaksin lebih ampuh dalam hal mengatasi penyebaran infeksi virus corona daripada Sinovac. 

Hal ini terungkap lewat penelitian di kawasan Hong Kong belum lama ini. 

Terdapat kesenjangan terkait substansial dalam angka antibodi yang mRNA hasilkan serta vaksin yang tak aktif kepada virus.

Ini menjadi suatu temuan baru yang memiliki kemungkinan kontribusi terkait program vaksinasi massal. 

Di mana dalam program tersebut memakai sejumlah jenis suntikan yang ada. 

Penelitian yang tersebar di hari Kamis 15 Juli lalu menemukan tingkat antibodi setelah suntikan.

Di mana jumlah antibodi petugas kesehatan di kawasan Hong Kong yang sudah mendapat suntikan BioNTech lebih tinggi daripada vaksin Sinovac. 

Bahkan tingkat ketinggiannya sendiri mencapai 10 kali lipat. Adapun vaksin sinovac memakai jenis virus yang tidak aktif.

Sementara itu antibodi sebagai penangkal Covid-19 tak menjelaskan tentang gambaran lengkap untuk menghasilkan efektivitas maupun kekebalan vaksin. 

Para peneliti mengungkap jika perbedaan konsentrasi antibodi penetral bisa mereka terjemahkan dalam perbedaan efektivitas maupun substansial.

Temuan tersebut menambah bukti jika vaksin mRNA memberikan perlindungan yang lebih kuat serta komprehensif terhadap Covid beserta variannya. 

Hal tersebut para ahli bandingkan daripada metode tradisional yakni menyuntikkan pasien dengan virus tidak aktif.

Sejumlah negara dari Israel sampai Amerika yang mengandalkan BioNTech vaksin sudah mengalami penurunan secara signifikan untuk kasus Covid-19. 

Sementara negara yang mengandalkan Sinovac serta Sinopharm China tidak mengalami penurunan untuk jumlah kasus. 

Akan tetapi kedua jenis vaksin itu dapat mencegah kasus serta kematian Covid-19 yang cenderung parah.

Tingkat Efikasi Vaksin Pfizer BioNTech

BPOM sudah menerbitkan izin penggunaan darurat untuk jenis vaksinasi menggunakan BioNTech vaksin. 

Kepala BPOM mengatakan setelah melakukan uji klinik tahap tiga, terlihat tingkat efikasi vaksin yang memakai platform mRNA.

Adapun tingkat efikasi atau kemanjurannya sendiri mencapai 100 persen untuk kelompok umur remaja mulai dari 12 sampai 15 tahun. 

Sementara tingkat kemanjurannya berbeda dalam kelompok usia tertentu. 

Dalam kelompok usia mulai dari 16 tahun ke atas, tingka efikasinya menurun sedikit di angka 95,5 persen. 

Data imunogenisitas menunjukkan jika pemberian 2 dosis vaksin BioNTech dengan rentang waktu sampai 3 minggu memperlihatkan hasil respon imun yang baik.

BioNTech menjadi vaksin yang berguna dengan indikasi pencegahan virus Covid-19 untuk kelompok usia mulai dari 12 tahun ke atas. 

Pemberian vaksin tersebut berlangsung lewat dua kali suntikan jenis intramuscular.

Pemberian dosisnya sendiri untuk masing-masing suntikan sebesar 0,3 ml. 

BPOM juga menyatakan sejumlah kajian menunjukkan tingkat keamanan vaksin yang bisa semua kelompok usia toleransi. 

Kelebihan vaksin BioNTech sendiri selain membentuk antibodi yakni mengaktifkan sel bernama penyaji antigen.

Sel yang kerap orang sebut sebagai Sel T ini memiliki fungsi mencari serta menghancurkan sel yang terkena infeksi virus Covid-19. 

Karena inilah vaksin tersebut terbukti bisa melindungi tubuh dari sejumlah varian baru yakni Beta atau B.1.351 asal Afrika Selatan serta Alpha B.1.1.7 asal Inggris.

Selain itu Vaksin Pfizer BioNTech efektif melakukan pencegahan untuk keparahan yang timbul dari varian Alpha serta Beta hingga 97,4 persen.


Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Back to top button