Ukraina baru-baru ini memamerkan inovasi terbarunya dalam teknologi drone untuk kebutuhan intelijen dan serangan.
Pesawat nirawak buatan dalam negeri ini diharapkan menjadi tulang punggung dalam menghadapi pasukan Rusia di garis depan.
Drone tersebut disebut-sebut sebagai analog dari UAV Mavic asal Tiongkok, namun dengan berbagai peningkatan yang dirancang khusus untuk kondisi medan perang.
Produksi Lokal Tanpa Ketergantungan Asing
Menurut laporan Ukrinform, Kementerian Industri Strategis Ukraina mengundang sejumlah produsen lokal untuk berpartisipasi dalam presentasi ini.
Menteri Industri Strategis, Herman Smetanin, menyatakan bahwa drone ini adalah hasil pengembangan penuh di Ukraina tanpa adanya intervensi atau pasokan komponen asing.
“Kami mempersembahkan produk unik Ukraina, yang merupakan analog dari drone Mavic. Drone ini merupakan yang paling populer digunakan oleh pasukan keamanan dan pertahanan kami. Dengan memproduksi drone sepenuhnya di dalam negeri, kami memastikan independensi dari rantai pasokan asing,” ujar Smetanin.
Tujuan utama produksi lokal ini adalah menciptakan sistem yang mandiri, menekan biaya produksi, dan memastikan ketersediaan drone dalam jumlah besar untuk kebutuhan militer.
Smetanin juga menegaskan pentingnya membangun siklus produksi yang lengkap di Ukraina meskipun menghadapi tantangan besar dalam melokalisasi setiap bagian drone.
Keunggulan Teknologi untuk Medan Perang Elektronik
Anton, salah satu perwakilan dari perusahaan manufaktur drone, menjelaskan bahwa drone baru ini memiliki kemampuan lebih dibandingkan versi sipil seperti Mavic.
Drone ini dirancang untuk mengatasi gangguan elektromagnetik di medan perang, yang menjadi tantangan utama dalam peperangan elektronik.
“Drone sipil biasanya tidak mampu menembus area dengan gangguan elektromagnetik intens. Namun, drone kami dirancang khusus untuk menjalankan misi di kondisi seperti itu. Selain itu, pilot Mavic hanya membutuhkan waktu 15-20 menit untuk menguasai penggunaan drone ini,” terang Anton.
Salah satu model drone yang diperkenalkan memiliki jangkauan operasional lebih dari 40 km, mampu terbang hingga ketinggian 350 meter, memiliki zoom optik 30x, durasi terbang hingga satu jam, serta tahan terhadap gangguan elektromagnetik.
Drone ini juga bisa berfungsi sebagai relai untuk peralatan lain, memperluas jangkauan komunikasi di medan perang.
Tantangan Biaya Produksi
Meskipun memiliki berbagai keunggulan, biaya produksi drone lokal ini masih menjadi tantangan.
Marko, perwakilan produsen lain, mengungkapkan bahwa komponen yang diproduksi di Ukraina cenderung lebih mahal dibandingkan dengan produk serupa dari Tiongkok.
Misalnya, motor drone yang diimpor seharga USD 70, tetapi produksi lokalnya mencapai USD 150.
“Produksi skala besar, seperti Mavic, memungkinkan harga rendah. Namun, produksi dalam skala kecil atau khusus seperti ini menyebabkan harga komponen menjadi lebih mahal. Meskipun demikian, kami optimistis bahwa biaya produksi akan menurun seiring dengan peningkatan volume produksi di masa depan,” jelas Marko.
Langkah Menuju Kemandirian Strategis
Drone-drone yang diproduksi Ukraina ini merupakan langkah signifikan menuju kemandirian strategis dalam bidang pertahanan.
Dengan fokus pada produksi lokal, Ukraina tidak hanya mengurangi ketergantungan pada negara lain tetapi juga menunjukkan komitmen untuk mengembangkan teknologi yang relevan dengan tantangan medan perang modern.
Jika upaya ini berhasil, Ukraina dapat memperkuat posisinya dalam konflik yang sedang berlangsung sekaligus membuka jalan untuk mengembangkan teknologi militer yang lebih canggih di masa depan.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.