Sosial Media Facebook Berencana Ganti Nama

Reportasee.com – Sosial media Facebook merupakan salah satu platform digital populer hingga seluruh dunia.

Layanan jejaring sosial Facebook sendiri berkantor pusat di kawasan Menlo Park California Amerika Serikat.

Facebook Inc meluncur pada bulan Februari tahun 2004 silam dan sudah mempunyai 1 miliar pengguna aktif sampai September 2012.

Jumlah pengguna tersebut separuhnya memakai facebook dengan telepon genggam.

Terdapat banyak fitur yang bisa pengguna manfaatkan dengan menggunakan media sosial Facebook.

Tak heran setiap kabar terbaru sosial media Facebook menjadi perbincangan hangat di seluruh dunia.

Rencana Penggantian Nama Sosial Media Facebook

Berita terbaru sosial media Facebook mengungkap akan terdapat pergantian nama untuk layanan mereka.

Perubahan nama platform Facebook itu sebagai penyambutan fokus terbaru perusahaan.

Di mana mereka akan membangun ruang digital terbaru yang bernama metaverse.

Sementara itu metaverse sendiri merupakan lingkungan serta ekosistem virtual secara bersama-sama.

Nantinya pengguna bisa mengakses platform metaverse secara daring.

Mengutip media lokal berdasarkan sumber terpercaya, perubahan nama Facebook tepat tanggal 28 Oktober mendatang.

Pada tanggal tersebut bertepatan dengan konferensi tahunan bernama Connect.

Tetapi menurut sumber yang sama, mungkin saja perubahan nama Facebook lebih cepat dari dugaan sebelumnya.

Rencana terkait pergantian nama Facebook tersebut guna membangun citra baru perusahaan.

Selain itu nantinya turut memposisikan aplikasi Facebook menjadi salah satu produk yang ada di bawah perusahaan utama.

Perusahaan utama itu juga membawahi produk lainnya yakni WhatsApp, Instagram, Oculus serta aplikasi lainnya.

Kendati demikian pihak Facebook sendiri tidak menanggapi isu terkait perubahan nama layanan mereka.

Beberapa pihak menganggap kini sudah saatnya Facebook bertransformasi dengan melakukan perubahan nama.

Sebelumnya perubahan nama serupa juga terjadi pada media sosial besar lainnya.

Sebut saja nama Google menjadi Alphabet atau media sosial Snapchat jadi Snap Inc.

Momen perubahan nama tersebut terjadi ketika berperan menjadi induk perusahaan yang baru.

Kini pengguna setia sosial media Facebook menantikan perubahan nama apa yang terjadi nantinya.

Facebook Hampir Kena Denda 1,1 Triliun?

Selain berita perubahan nama, terdapat kabar mengejutkan lain datang dari sosial media Facebook.

Beberapa waktu lalu raksasa teknologi Facebook mendapat sanksi oleh lembaga pengawas persaingan usaha yang ada di Inggris.

Hal ini lantaran perusahaan besutan Mark Zuckerberg tersebut mendapat tuduhan tidak transparan.

Tuduhan berlaku dalam akuisisi startup grafis animasi jenis Giphy pada tahun lalu.

Mengutip media lokal, Otoritas CMA atau persaingan dan pasar menjatuhkan denda hingga 50,5 juta poundsterling,

Angka itu setara dengan 982 miliar atau hampir mencapai 1,1 triliun rupiah.

Pihak CMA menuding Facebook dengan sadar menolak melaporkan seluruh informasi yang mereka butuhkan saat kegiatan pengambilalihan.

Namun bahkan sesudah kalah banding sebanyak dua kali, pihak Facebook terus mengabaikan kewajiban terkait hukumnya.

CMA bahkan menambahkan kalau ini menjadi pertama kali dalam sejarah penindakan perusahaan dengan sadar sudah melanggar.

Mengingat sejumlah peringatan untuk Facebook, CMA menganggap kegagalan perusahaan untuk mematuhinya merupakan kesengajaan.

Sementara itu pihak Facebook membantah serta mengecam adanya hukuman tersebut.

Perusahaan nantinya mengambil sejumlah upaya guna melindungi haknya dalam tuduhan ini.

Facebook menuliskan pihaknya akan meninjau keputusan dari CMA lalu mempertimbangkan opsi lain versi mereka.

Di sisi lain Facebook membeli layanan Giphy pada bulan Mei tahun 2020 lalu.

Platform serta mesin pencari untuk fitur stiker itu, sosial media Facebook boyoung seharga US$ 400 juta senilai 7 triliun rupiah.

Belum Ganti Nama, Facebook Luncurkan Dompet Digital

Belum resmi mengganti nama, akhirnya sosial media Facebook akhirnya merilis percontohan skala kecil untuk dompet digital.

Layanan dompet digital tersebut bernama Novi yang rilis di kawasan Guatemala serta Amerika Serikat.

Peluncuran layanan Novi berlangsung sudah dua tahun lebih setelah pengumuman perdananya.

Program percontohan ini memungkinkan pengguna mengirim serta menerima uang secara instan, tanpa biaya juga aman.

Sistem dompet digital tersebut nantinya memakai stablecoin Paxos.

Ini adalah kemitraan bersama Coinbase yang nantinya menjadi mitra penjagaan.

Tugasnya sendiri memegang dana bentuk actual sebagai bentuk percontohan.

Menurut perwakilan Facebook, maksud dari uji coba tersebut berguna sebagai pengujian fungsi terhadap fitur inti.

Selain itu pengujian berguna untuk kemampuan operasional dalam kepatuhan para pelanggan serta layanan yang tersedia.

Tujuan pengujian lainnya guna mencoba memperlihatkan pemakaian stablecoin layak sebagai metode pembayaran.

Tetapi yang paling menonjol yaitu fakta kalau perilisan Novi berlangsung tanpa fitur terbesarnya yakni cryptocurrency Diem.

Fitur tersebut mendapat dukungan dari Facebook guna menjadi landasan proyeknya.

Diem sendiri sebelumnya terkenal sebagai Libra sebelum namanya berubah sebagai bentuk upaya menjauhkan grup terbaru.

Sebab grup tersebut sekarang menjadi independen dari Facebook padahal sebagai pihak yang memulainya.

Namun Diem masih menghadapi persetujuan terkait peraturan dan belum merilis aset kripto di negara mana saja.

Libra mendapat kecaman cukup keras saat pertama kali mereka umumkan bersama mitra utama.

Mitra tersebut antara lain PayPal, Mastercard, Visa, Stripe, eBay serta Mercado Pago.

Seluruhnya menarik diri dari proyek hanya menjelang beberapa bulan pasca pengumuman.

Baru-baru ini perusahaan memindahkan operasinya lagi ke kawasan AS pasca menghentikan rencana mendapat persetujuan stablecoin.

Pihak CNBC melaporkan pada awal tahun kalau Diem berencana merilis satu stablecoin yang berbasis kawasan AS.

Stablecoin itu memiliki keterkaitan dengan dolar dan bukan cakupan lebih luas yang perusahaan rencanakan.

Tapi token itu belum siap untuk pilot proyek Novi besutan sosial media Facebook.

Terbaru, Facebook Cari 10 Ribu Tenaga Kerja Untuk Kembangkan Metaverse

Bukan hanya pengumuman pergantian nama, beredar rencana yang berasal dari sosial media Facebook.

Kabarnya mereka berencana merekrut hingga 10 ribu tenaga kerja untuk kawasan Uni Eropa hingga lima tahun berikutnya.

Tujuan perekrutan tersebut dalam upaya membangun dunia digital yang terkenal bernama Metaverse.

Perusahaan teknologi ini memfokuskan upaya untuk perekrutan di sejumlah negara dunia.

Perekrutan berlangsung di negara Irlandia, Italia, Jerman, Belanda, Prancis, Spanyol serta Polandoa.

Alasan penempatan adalah karena kawasan Eropa begitu penting untuk perusahaan Facebook.

Mulai dari ribuan karyawan yang ada di Uni Eropa sampai jutaan bisnis memakai aplikasi juga alat perusahaan tiap hari.

Karena itu Eropa menjadi bagian besar untuk kesuksesan Facebook seperti halnya dalam kesuksesan perusahaan mereka.

Di sisi lain adanya wacana mencari hingga 10 ribu pekerja tampaknya menjadi pengalihan isu yang kini CEO Facebook alami.

Sebab perusahaan menjadi subjek serangkaian laporan investigasi yang ada di Wall Street Journal.

Laporan tersebut mengungkap penelitian secara internal perusahaan mengenai dampak negatif yang berasal dari aplikasi Instagram.

Dampak itu berlaku untuk remaja terkecuali untuk individu profil tinggi dari peraturannya.

Awal bulan Oktober, pelapor yang membocorkan dokumen internal akan bersaksi dalam sidang kongres di negara AS.

Anggota parlemen di Uni Eropa turut memintanya hadir di sidang parlemen bulan November mendatang.

Kasus ini adalah tuduhan kepemimpinan perusahaan sosial media Facebook menempatkan keuntungan bidang astronomis di atas banyak orang.


Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Hot Minggu Ini

Plants vs Zombies 2.1.7 Hadirkan Fitur Gabungan Tanaman Super!

Kabar menggembirakan datang untuk para penggemar Plants vs Zombies!...

Rupiah Diprediksi Tetap di Atas Rp16 Ribu Jelang Natal

Menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, nilai tukar...

Trump Bertekad Kembalikan Nama Denali ke McKinley

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, berjanji akan...

Tragedi Kecelakaan Bus di Tol Pandaan-Malang

Sebuah kecelakaan maut terjadi di Tol Pandaan-Malang KM 77...

Honda dan Nissan Bentuk Perusahaan Induk Baru, IPO di Tokyo 2026

Dua raksasa otomotif asal Jepang, Honda dan Nissan, tengah...
spot_img

Topik

Plants vs Zombies 2.1.7 Hadirkan Fitur Gabungan Tanaman Super!

Kabar menggembirakan datang untuk para penggemar Plants vs Zombies!...

Rupiah Diprediksi Tetap di Atas Rp16 Ribu Jelang Natal

Menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, nilai tukar...

Trump Bertekad Kembalikan Nama Denali ke McKinley

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, berjanji akan...

Tragedi Kecelakaan Bus di Tol Pandaan-Malang

Sebuah kecelakaan maut terjadi di Tol Pandaan-Malang KM 77...

Honda dan Nissan Bentuk Perusahaan Induk Baru, IPO di Tokyo 2026

Dua raksasa otomotif asal Jepang, Honda dan Nissan, tengah...

1.000 Tentara Korea Utara Jadi Korban Perang Rusia-Ukraina

Perang antara Rusia dan Ukraina terus membawa dampak luas,...

Vonis Kasus Korupsi Timah: Harvey Moeis Dipenjara 6,5 Tahun, Tuntutan Dikurangi

Pengusaha Harvey Moeis divonis 6,5 tahun penjara dalam kasus...

Pemerintah Berikan Diskon 50% Tarif Listrik untuk 81 Juta Pelanggan Mulai Januari 2025

Pemerintah Indonesia telah mengumumkan kebijakan diskon tarif listrik sebesar...

Berita Terkait

Ketegori Populer

spot_imgspot_img