Sindrom Havana, Penyakit Misterius yang Landa Diplomat AS?

Reportasee.com – Sindrom Havana kini tengah menjadi fenomena heboh di kalangan pejabat pemerintahan kawasan Amerika Serikat. 

Puluhan pejabat tersebut serentak mengeluhkan kondisi kesehatan yang masih misterius ini.

Pada awalnya laporan terkait kondisi kesehatan berasal dari luar negeri Amerika Serikat. 

Akan tetapi belum lama ini juga terdapat di dalam negeri. Keluhan kesehatan ini masih bersifat misterius dan dialami oleh sejumlah negara.

Terkait kemunculannya sendiri masih bersifat dugaan yang belum pasti. 

Selain itu sejumlah negara yang mengalami gangguan kesehatan tersebut masih menyelidiki terkait penyebabnya. 

Seperti apa Sindrom Havana tersebut?

Sindrom Havana Bikin Heboh

Adapun cerita mengenai Sindrom Havana berawal dari sejumlah karyawan yang ada di kedutaan besar Amerika Serikat serta Kanada di kawasan Havana, Kuba. 

Mereka terserang suatu penyakit misterius di tahun 2016 sampai 2017 lalu.

Penyakit tersebut membuat sejumlah pejabat terkait mengalami cedera otak traumatis. 

Penyakit ini memunculkan sederet gejala bagi para penderitanya. 

Karena kawasan ditemukannya pertama kali penyakit tersebut di kedubes Amerika Serikat Havana, yakni ibu kota Kuba membuat penamaannya menjadi Havana Syndrom.

Sejak saat itu, pihak setempat mencoba untuk menanggulangi serta langkah pencegahan supaya penyakit tersebut tidak memakan korban lebih banyak lagi. 

Upaya penanggulangan tersebut ialah melakukan penyemprotan insektisida pada sekitar pekarangan kawasan kedutaan.

Sejumlah dugaan pun muncul sejak keberadaan sindrom tersebut. 

Akan tetapi pihak Amerika Serikat tidak memberikan pernyataan secara terang-terangan mengenai penyebab kemunculan sindrom. 

Sehingga sampai saat ini belum ada satu pun pihak tahu penyebab maupun dalang terkait kemunculan penyakit misterius yang menyerang karyawan kedubes.

Kini muncul kekhawatiran jika Havana Sindrom bisa menyerang lebih banyak pihak lagi. 

Terdapat petugas CIA melaporkan terkait keluhan gejala yang mirip dengan Havana Sindrom. 

Insiden tersebut berlangsung di awal bulan tahun 2021 lalu.

Dalam banyak kasus, penderita merasa sakit yang terlalu parah dan muncul secara tiba-tiba. 

Hal ini membuat mereka membutuhkan evakuasi dari pihak medis darurat sebagai penanganan Sindrom Havana.

Laporan Sindrom Serupa di Negara Austria

Terdapat penyelidikan terkait serangkaian insiden kesehatan yang tengah terjadi di kawasan Ibu Kota Austria yakni Wina. 

Di mana insiden kesehatan tersebut melibatkan sejumlah diplomat serta staf administrasi lainnya. 

Lebih dari 20 orang pejabat melaporkan gejala kesehatan yang mirip dengan Sindrom Havana.

Yakni penyakit yang menyerang di bagian otak namun masih misterius. 

Penyakit tersebut muncul sejak presiden Joe Biden menjabat di bulan Januari 2021 lalu. 

Laporan tersebut berasal dari salah satu sumber terpercaya pada hari Minggu 18 Juli lalu.

Adapun sindrom satu ini tidak bisa para ahli jelaskan lebih lanjut. 

Akan tetapi sejumlah ilmuwan yang ada di kawasan AS menyebutkan kemungkinan besar penyebab penyakit tersebut. 

Adapun penyebabnya adalah radiasi gelombang jenis mikro yang seseorang arahkan.

Penyakit yang pertama kali muncul di kawasan Kuba tahun 2016 sampai 2017 ini terdapat sejumlah gejala tersendiri. 

Bentuk gejalanya antara lain pusing, gangguan pendengaran, kehilangan keseimbangan juga gangguan kecemasan.

Mereka menggambarkan gejala penyakit satu ini sebagai kabut kognitif. 

Amerika Serikat juga menuduh kawasan Kuba sudah melakukan serangan berbentuk sonic. 

Tuduhan tersebut tentu saja Kuba bantah keras.

Kendati demikian insiden tersebut menyebabkan ketegangan di antara kedua negara menjadi meningkat. 

Sebuah studi akademis Amerika Serikat di tahun 2019 lalu menemukan kasus dengan jenis kelainan otak.

Kasus tersebut menimpa para diplomat yang tengah jatuh sakit. 

Kendati demikian kuba menolak laporan terkait Sindrom Havana ini.

Amerika Serikat Investigasi Kasus Sindrom

Dua orang pejabat yang ada di Gedung Putih melaporkan tengah menderita penyakit misterius akhir tahun lalu. 

Di mana mereka menyebutkan gejala penyakit tersebut adalah Sindrom Havana. 

Hal ini berawal saat seorang pejabat jatuh sakit satu hari setelah penyelenggaraan pemilu tahun 2020 lalu.

Berdasarkan salah satu sumber, pejabat tersebut jatuh sakit di bulan November lalu tepat satu hari setelah pemilihan presiden berlangsung. 

Sementara satu orang pejabat lainnya jatuh sakit beberapa minggu setelahnya.

Menurut laporan yang beredar, dalam salah satu kasus penyakit tersebut terbawa ketika sang pejabat tengah berjalan melewati kawasan gerbang Gedung Putih. 

Adapun gejala penyakit yang pejabat pertama alami yakni sakit kepala serta sulit tidur selama satu minggu lamanya.

Sedangkan kasus kedua yang sebelumnya tidak ia laporkan berlangsung setelah sang petugas berjalan melintas gerbang Gedung Putih. 

Akan tetapi untuk kasus kedua cenderung lebih parah daripada pertama.

Sampai-sampai pejabat tersebut harus langsung mendapatkan perawatan dari pihak medis. 

Insiden medis ini pertama kali mereka laporkan di antara staf kedutaan kawasan Kuba tahun 2016 lalu. 

Menurut laporan, sebanyak lebih dari 130 insiden sindrom terkait sudah menimpa banyak pihak. 

Seperti mata-mata, pejabat pertahanan AS sampai diplomat.

Para penyelidik sudah melakukan upaya menjelaskan pengalaman aneh yang diplomat AS juga pegawai pemerintah laporkan. 

Adapun pegawai pemerintahan tersebut berada di Rusia, Tiongkok, Kuba serta tempat lainnya.

Dalam sejumlah kasus, gejala yang mereka rasakan bahkan sampai menyebabkan sakit kepala yang kronis juga cidera otak. 

Para korban juga melaporkan mengalami vertigo secara tiba-tiba. 

Mereka serta mengalami sakit kepala, tekanan kepala serta terkadang beserta suara tajam yang menusuk.

Saat ini, proses investigasi sedang berlanjut. Tujuannya yakni mengetahui siapa ataupun apa yang menjadi penyebab insiden aneh ini. 

Komunitas intelijen masih belum yakin tentang siapa yang menjadi penyebab rangkaian gejala sistem di bidang saraf .

Atau apakah mereka menyebut Sindrom Havana secara definitive sebagai suatu penyerangan.

Austria Klarifikasi Soal Sindrom

Kemunculan fenomena Sindrom Havana mendapat perhatian dari pihak Kementerian Luar Negeri kawasan Austria. 

Mereka meyakinkan pihak Washington jika pihaknya akan memberikan dukungan dalam penyelidikan terkait meningkatnya jumlah kasus.

Di mana kasus penyakit tersebut menimpa di antara diplomat Amerika yang berada di Wina. 

Seperti sebelumnya staf KBRI di lokasi lain mengalami penyakit dengan keluhan pusing serta mual. 

Pihak Austria menjanjikan Amerika Serikat dalam membantu untuk memecahkan misteri penyakit yang menimpa diplomat Amerika.

Menurut laporan media, keluhan yang bernama Havana tersebut belum mereka ketahui penyebabnya dan menumpuk di kalangan diplomat AS. 

Kementrian luar negeri Austria mengatakan jika mereka menanggapi informasi tersebut dengan begitu serius serta sesuai dengan peran sebagai negara tuan rumah. 

Mereka juga akan bekerja sama dengan pihak berwenang dari AS dalam hal penyelidikan bersama-sama. 

Melansir dari kantor berita setempat, pemerintah AS kini tengah dalam penyelidikan untuk 20 kasus. 

Bukan hanya pakar kesehatan dari Departemen luar negeri Amerika, terdapat pihak lain yang terlibat.

Pihak tersebut antara lain Departemen Pertahanan serta CIA juga ikut terlibat dalam penyelidikan. 

Departemen Luar Negeri juga menjelaskan jika mereka akan memperlakukan korban dengan cepat serta tepat.

Sejak Sindrom Havana pertama kali muncul di kawasan Kuba di tahun 2016, puluhan diplomat dunia mengeluh. 

Bahkan beberapa dari mereka sampai terkena dampak serius yakni kehilangan pendengaran secara permanen.


Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Hot Minggu Ini

Angka Pengunjung Perpusda Ciamis Tahun 2024 Melonjak

Kunjungan ke Perpustakaan Daerah (Perpusda) Ciamis pada tahun 2024...

Plants vs Zombies 2.1.7 Hadirkan Fitur Gabungan Tanaman Super!

Kabar menggembirakan datang untuk para penggemar Plants vs Zombies!...

Rupiah Diprediksi Tetap di Atas Rp16 Ribu Jelang Natal

Menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, nilai tukar...

Trump Bertekad Kembalikan Nama Denali ke McKinley

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, berjanji akan...

Tragedi Kecelakaan Bus di Tol Pandaan-Malang

Sebuah kecelakaan maut terjadi di Tol Pandaan-Malang KM 77...
spot_img

Topik

Angka Pengunjung Perpusda Ciamis Tahun 2024 Melonjak

Kunjungan ke Perpustakaan Daerah (Perpusda) Ciamis pada tahun 2024...

Plants vs Zombies 2.1.7 Hadirkan Fitur Gabungan Tanaman Super!

Kabar menggembirakan datang untuk para penggemar Plants vs Zombies!...

Rupiah Diprediksi Tetap di Atas Rp16 Ribu Jelang Natal

Menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, nilai tukar...

Trump Bertekad Kembalikan Nama Denali ke McKinley

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, berjanji akan...

Tragedi Kecelakaan Bus di Tol Pandaan-Malang

Sebuah kecelakaan maut terjadi di Tol Pandaan-Malang KM 77...

Honda dan Nissan Bentuk Perusahaan Induk Baru, IPO di Tokyo 2026

Dua raksasa otomotif asal Jepang, Honda dan Nissan, tengah...

1.000 Tentara Korea Utara Jadi Korban Perang Rusia-Ukraina

Perang antara Rusia dan Ukraina terus membawa dampak luas,...

Vonis Kasus Korupsi Timah: Harvey Moeis Dipenjara 6,5 Tahun, Tuntutan Dikurangi

Pengusaha Harvey Moeis divonis 6,5 tahun penjara dalam kasus...

Berita Terkait

Ketegori Populer

spot_imgspot_img