Artikel

Sejarah Hari Dongeng Nasional dan Sedunia

Sejarah Hari Dongeng Nasional dan peringatan Hari Dongeng Sedunia terdapat perbedaan yang cukup mencolok.

Perbedaan utamanya tentu pada waktu penetapannya dan sejarah yang berbeda satu sama lain.

Hari Dongeng sendiri adalah hari yang cukup penting sehingga banyak orang memperingatinya baik secara nasional maupun internasional.

Sementara dongeng merupakan salah satu cerita karangan yang biasanya orang dewasa ceritakan kepada anak-anak sebagai media pengantar tidur.

Meskipun begitu belum banyak orang mengetahui tentang adanya Sejarah Hari Dongeng Nasional maupun Sedunia.

Mengetahui Sejarah Hari Dongeng Nasional

Adapun Sejarah Hari Dongeng Nasional bermula sejak Perpustakaan Kemendikbud mendeklarasikan 28 November menjadi tanggal Hari Dongeng Nasional.

Di mana pihak Kemendikbud menetapkan tanggal tersebut pada tahun 2015 lalu.

Pada tahun ini, peringatan Hari Dongeng Nasional jatuh di hari Minggu tanggal 28 November mendatang.

Apabila perhitungan sejak hari penetapannya, maka Hadi Dongeng Nasional pada tahun ini menjadi peringatan yang ke enam.

Tanggal 28 November Perpustakaan Kemendikbud pilih sebagai peringatan Hari Dongeng Nasional karena tokoh dongeng Drs. Suyadi atau Pak Raden.

Sejak tahun 1980 silam, anak-anak di Indonesia sudah mengenal cerita Si Unyil dengan karakter boneka yang legendaris.

Sosok Pak Raden merupakan tokoh pencipta karakter populer tersebut.

Keberadaan karakter Si Unyil termasuk salah satu momen tumbuhnya dunia dongeng di tanah air.

Karena itulah Pak Raden mempunyai jasa besar untuk perkembangan anak-anak di Indonesia lewat banyak karyanya.

Karyanya itu patut diberikan apresiasi salah satunya berbentuk menjadikan hari lahir Pak Raden sebagai Hari Dongeng Nasional.

Drs Suyadi atau Pak Raden lahir tepat tanggal 28 November di tahun 1932 silam.

Bukan hanya itu Sejarah Hari Dongeng Nasional lainnya berawal dari inisiatif para pendongeng di tanah air.

Selain para pendongeng, ada pula komunitas dongeng, serta komunitas literasi yang turut berpengaruh.

Mereka dengan sukarela mendukung inisiatif untuk Deklarasi Hari Dongeng Nasional.

Bentuk dukungannya yaitu dengan menggelar acara bertema dongeng serempak di banyak kota Indonesia.

Kota-kota tersebut mulai dari Jakarta, Lampung, Bogor, NTB, Saparua, Surabaya, Ponorogo, Bandung, Banjarmasin, Pinrang serta Bogor.

Inilah Sejarah Hari Dongeng Sedunia

Selain Sejarah Hari Dongeng Nasional, kita juga wajib mengetahui Sejarah Hari Dongeng Sedunia yang rutin terselenggara.

Peringatan Hari Dongeng Sedunia sudah berlangsung sejak tahun 1991 silam.

Kala itu berawal dengan warga di negara Swedia yang memperingati hari Dongeng Nasional di negaranya sendiri.

Kala itu peringatan hari Dongeng Nasional di negara Swedia terkenal dengan Hari Semua Pendongeng atau Alla beratters dag.

Lalu di tahun 1997 silam, para pendongeng yang berasal dari negara Australia melangsungkan perayaan mendongeng lima minggu lamanya.

Kemudian perayaan itu terkenal dengan International Day of Oral Narrators yang berarti Hari Narator Lisan Internasional.

Hal serupa juga berlangsung di banyak negara lain misalnya Meksiko sampai Amerika Latin.

Berikutnya pada tahun 2002 silam, sejumlah pendongeng dari Skandinavia membuat situs sebagai tempat bercerita yang bernama Ratatosk.

Web tersebut memfasilitasi para pendongeng yang tersebar di seluruh dunia guna menuangkan ceritanya.

Kepopuleran situs itu sudah menyebar sampai ke Denmark, Swedia, Norwegia, Estonia sampai Finlandia.

Sampai akhirnya di tahun 2003 silam, gagasan itu terus populer sampai akhirnya terbentuknya Hari Mendongeng Sedunia.

Hingga sekarang, semua negara terkecuali kawasan Antartika memperingati Hari Mendongeng Sedunia di tiap tanggal 20 Maret.

Adanya Sejarah Hari Dongeng Nasional maupun Sedunia bertujuan sebagai pengingat untuk anak dan para orang tua. 

Sehingga mereka bisa memberikan serta mengambil sejumlah nilai terpenting dalam suatu dongeng.


Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan

Back to top button