Reportasee.com – Sejarah dan profil sunan Ampel, yaitu salah satu di antara 9 wali songo di Indonesia.
Kehadirannya di Indonesia turut andil dalam penyebaran agama Islam.
Dahulu agama yang masuk ke Indonesia pertama kali bukanlah Islam.
Melainkan agama Hindu Budha dan barulah agama muslim masuk lewat perantara jalur perdagangan.
Selain itu ada peran beberapa tokoh penting sehingga Islam kini menjadi agama mayoritas penduduk.
Tokoh penting berpengaruh dan terkenal hingga saat ini adalah Walisongo.
Tokoh Islam tersebut sangat dihormati khususnya para masyarakat pulau Jawa.
Walisongo ini terdiri dari sembilan orang wali dengan gelar sunan.
Adapun sunan ini berarti orang terhormat dalam konteks Jawa.
Sebagian besar para wali ini juga mendapat gelar Raden dalam semasa hidupnya.
Sebab mereka ini merupakan turunan ningrat sehingga menerima gelar sunan maupun Raden.
Bahkan saat mereka sudah meninggal dunia pun, tempat pemakamannya masih dihormati.
Tentunya masyarakat Jawa begitu menghormatinya dan menjadikan makam tersebut suatu lokasi peziarahan.
Adapun lokasi ziarah ini juga sebagai wujud rasa syukur juga terimakasih karena syafaat serta manfaat yang wali songo ini berikan semasa hidupnya.
Terdiri dari kesembilan orang, nama Walisongo ini ada Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Drajat, Sunan Giri, sSunan Kudus, Sunan Gunung Jati, dan Sunan Muria.
Masing-masing wali ini memiliki sejarah juga profil pribadi tersendiri yang berbeda satu sama lain.
Sekarang mari kita bahas sejarah dan profesi sunan Ampel yang cukup terkenal di kalangan masyarakat.
Begini Sejarah dan Profil Sunan Ampel
Permulaan untuk pengetahuan akan sejarah dan profil sunan Ampel kita mulai dari asal usul beliau.
Beliau lahir di daerah Champa negara Kamboja pada tahun 1401.
Sunan Ampel memiliki keluarga dari raja Majapahit sebab ia adalah keponakan sang raja masa itu.
Ayah dari Sunan Ampel ini bernama Syekh Ibrahim As Samarqandy yang makamnya berada di daerah Tuban.
Sang ayah adalah putra dari Syekh Jumadil Kubro.
Terdapat riwayat lain tentang ayahanda dari Sunan Ampel.
Ia merupakan anak seorang menantu sang sultan Champa atau ipar dari Dwarawati.
Dalam riwayat tersebut mengatakan bahwa sang ayah bernama Maulana Malik Ibrahim.
Berdasarkan catatan dari Klenteng Sam Po Kong berupa Kronik Tiongkok, sejarah dan profil sunan Ampel adalah nama yang terkenal dengan Bong Swi Hoo.
Hal ini berupa ia adalah cucu dari seorang Haki bernama Bong Tak Keng.
Bong Tak Keng sendiri adalah seorang Tionghoa asli dari suku Hui yang memeluk agama islam bermazhab Hanafi.
Beliau memiliki tugas dari Sam Po Bo sebagai ketua atau pimpinan dalam komunitas Tionghoa di daerah Champa.
Akan tetapi catatan Kronik Tiongkok ini mendapat keraguan dari kredibilitasnya sebab merupakan propaganda dari negara Belanda.
Hal ini bermaksud untuk mengaburkan sejarah dari tanah air termasuk dalam hal sejarah dan profil Sunan Ampel.
Lewat riwayat lainnya yaitu Serat Darmo Gandhul, Sunan Ampel mendapat sebutan lain yaitu Sayyid Rahmad.
Beliau adalah keluarga berupaa keponakan dari seorang putri Champa salah satu muslimah.
Adapun putri Champa ini merupakan permaisuri dari Prabu Brawijaya.
Nama asli dari Sunan Ampel ini sendiri adalah Raja Bungsu atau anak Sultan Pasai.
Hal tersebut berdasarkan dalam Hikayat Banjar Resensi I.
Riwayat Sang Sunan Walisongo
Kehadiran salah satu Walisongo yang menjadi bentuk sejarah dan profil Sunan Ampel ini berawal dari Majapahit.
Ia awalnya datang ke Majapahit untuk menengok atau menyusul sang kakak yang dipinang menjadi istri oleh sang raja.
Raja yang menjabat Majapahit kala itu adalah Dipati Hangrok.
Posisi mangkubuminya adalah Patih Maudara yang nantinya menjadi Brawijaya VII.
Sunan Ampel bersama sang saudara bernama Ali Musada beserta sepupu yaitu Raden Burereh datang ke Pulau Jawa di tahun 1443.
Setelah menginjakkan kaki di pulau Jawa, kemudian mereka menetap di daerah Tuban.
Barulah setelah itu Sunan Ampel menuju ke kerajaan Majapahit.
Tujuannya menemui Dewi Sasmitraputri yaitu sang bibi.
Kemudian sejarah dan profil Sunan Ampel berikutnya berupa proses dakwah beliau dalam penyebaran agama Islam.
Saat berdakwah menyebarkan agama Islam ini tepat saat wilayah kerajaan Majapahit tengah masa kelam.
Hal ini lantaran kehidupan dari adipati di dalamnya juga para staf kerajaan dengan taraf mewah.
Sehingga membuat posisi kerajaan berada dalam keadaan kacau dan sang Prabu Brawijaya menjadi sedih.
Sedangkan Sunan Ampel ini adalah seseorang dengan jasa yang besar dalam penyebaran agama Islam khususnya di nusantara.
Kehadiran awalnya di Palembang juga Tuban menjadi titik balik dalam hal sejarah bidang keagamaan masyarakat di Majapahit.
Sebab beliaulah para masyarakat di kerajaan Majapahit yang awalnya pemeluk agama Hindu berubah menjadi beragama Islam.
Perlu anda ketahui, masing-masing wali dalam walisongo memiliki cara tersendiri dan cukup unik sebagai metode penyebaran agama tersebut.
Hal ini juga termasuk pada Sunan Ampel.
Beliau memiliki beberapa macam metode guna penyebaran ajaran islam di tanah Jawa.
Tanpa beliau mungkin kisah penting tentang perjalanan agama Islam di Pulau Jawa tidak akan pernah ada.
Karena itu sebagai muslimin baik, harus memahami sejarah dan profil Sunan Ampel.
Perjalanan Penyebaran Agama Islam
Setelah mengetahui tentang sejarah dan profil Sunan Ampel ini, mari kita beralih tentang langkah beliau dalam menyebarkan agama Islam.
Terdapat sebuah daerah bernama Bukhara di Samarqand yang terkenal sebagai tempat lahirnya banyak ulama besar.
Seperti Syekh Jumadil Qubra, juga Imam Bukhari.
Syekh Jumadil Qubra memiliki seorang anak berjenis kelamin laki-laki bernama Maulana Malik Ibrahim atau lebih terkenal dengan Sunan Gresik.
Sebab lahir dari daerah Samarqand maka masyarakat menyebutnya dengan tambahan as – Samarqandi dalam namanya.
Sejak saat itulah Syekh Maulana Malik Ibrahim melakukan dakwah di Asia beradasarkan perintah sang ayah.
Karena perintah itulah, kemudian beliau menjadi menantu untuk raja Champa.
Beliau menikah dengan putri raja bernama Dwi Condrowulan dan melahirkan Sunan Ampel juga Raden Santri.
Kemunculan Sunan Ampel bertepatan dengan keadaan Majapahit tengah kacau.
Hal tersebutlah membuat sang permaisuri memberikan saran kepada sang suami untuk meminta bantuan dari sang keponakan yaitu Sunan Ampel.
Keponakan tersebut memiliki keahlian dalam memberikan pendidikan untuk menjadi solusi permasalahan merosotnya budi pekerti di lingkungan kerajaan.
Kedatangan sang keponakan yang menjadi sejarah dan profil Sunan Ampel tersebut tidaklah sendirian.
Beliau datang bersama sang ayah bernama Syekh Jumadil Kubra serta kakaknya yaitu Sayyid Ali Murtdha.
Mereka kemudian berpisah untuk menjalankan misi dakwah.
Daerah tersebut berupa tanah Jawa untuk Syekh Jumadi Qubra, Samudra Pasai oleh Sayyid Ali Murtadha dan Raden Rahmat sendiri di Champa.
Setelah dari Champa, beliau melanjutkan perjalanannya menuju Majapahit.
Kedatangannya sendiri mendapat sambutan baik dari sang bibi juga raja.
Raja Majapahit lalu meminta beliau untuk mendidik para rakyat juga kaum bangsawan untuk memperbaiki budi pekerti mereka.
Kemudian beliay menyanggupi dan melaksanakan permintaan itu dengan baik.
Uraian tersebut merupakan sedikit dari sejarah dan profil Sunan Ampel.
Anda masih bisa mengetahui lebih lanjut melalui buku tentang riwayat beliau.
Tanpa kedatangan beliau di tanah air ini, mungkin agama Islam tidak masuk ke Indonesia.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.