Akhir-akhir ini video sampah jeroan yang ada di dalam sungai ataupun perairan lainnya seperti pantai viral di sosial media.
Banyak orang menduga jika jeroan tersebut adalah sisa daging qurban idul adha yang hanyut terbawa aliran sungai.
Kuat dugaan beberapa oknum warga dengan sengaja membuang jeroan daging qurban tersebut ke sungai.
Padahal kelakukan warga seperti ini membuat sungai ataupun sumber air lainnya menjadi tercemar.
Belum lagi bau yang akan timbul dan memicu hewan seperti lalat dan tikus berdatangan.
Kondisi seperti ini sontak saja menjadi pemicu tersebarnya virus terutama PMK yang sedang marak terjadi.
Dalam beberapa video yang tersebar, pengunggah sampai berkeliling lokasi pembuangan jeroan illegal untuk memperlihatkan seberapa banyak sampah tersebut.
Ada juga warga lain yang membakar sedikit dari banyaknya sampah jeroan untuk meminimalisir keberadaannya.
Sontak saja warganet yang melihat banyaknya sampah jeroan merasa geram kepada kelakuan oknum warga.
Sayangnya tidak ada informasi lebih lanjut yang membuktikan siapa masyarakat yang sampai membuang sampah seperti itu hingga terkumpul banyak.
Cara Membuang Sampah Jeroan yang Sebabkan Pencemaran
Karena menjadi viral, banyak juga warganet yang merasa penasaran bagaimana membuat limbah jeroan apalagi saat idul adha tiba.
Sebagai informasi, memang ada cara tersendiri di mana sampah seperti ini bisa ditangani dengan benar tanpa menimbulkan pencemaran baru.
Mengutip dari halaman resmi KLHK, pengelolaan limbah jeroan daging bisa dilakukan menggunakan dengan dua metode yaitu penimbunan dan pengolahan.
Jika masyarakat memilih metode pengolahan maka bagian isi perut di dalam tubuh hewan bisa panitia kurban olah.
Di mana pengolahan akan membuat isi perut hewan menjadi kompos untuk tanaman.
Kalau merasa tidak sanggup maka limbah isi perut hewan bisa mereka kirim menuju tempat pengomposan.
Selain sampah jeroan, tak jarang yang menjadi masalah adalah darah serta bagian tubuh lain dan tidak bisa mereka manfaatkan.
Kedua limbah seperti itu pada dasarnya bisa melalui penampungan dan pengolahan menjadi kompos.
Selain itu jenis limbah tersebut juga data menjadi pakan ikan dan hewan ternak lainnya.
Jangan lupa untuk mempersiapkan wadah pengiriman jika melakukan pengomposan di tempat lain.
Menimbun Limbah Jeroan
Sementara itu apabila memilih menimbun limbah hewan kurban maka ada beberapa hal yang harus masyarakat perhatikan.
Pertama adalah menggunakan wadah yang ramah lingkungan serta aman terhadap kesehatan.
Berikutnya penimbunan limbah berlangsung di dalam lubang tanah yang berukuran minimum 1 meter kubik.
Tak hanya itu, KLHK meminta masyarakat agar patuh terhadap 3 prinsip kurban.
Prinsip tersebut antara lain peduli lingkungan yaitu tak membiarkan limbah tanpa adanya penanganan atau tersebar.
Lalu manfaatkan bagian tubuh hewan kurban semaksimal mungkin dan menggunakan alat secara tepat serta efisien.
Masyarakat juga harus memastikan area penanganan dan penyembelihan limbah mencukupi sesuai jumlah hewan kurbannya.
Apabila tidak mempunyai luas lahan yang cukup, maka proses penyembelihan bisa masyarakat lakukan di tempat lain.
Hal ini senada dengan pendapat dokter hewan Novita Praja sesuai kesepakatan PHI.
Mengutip CNNIndonesia, dokter hewan Novita Praja menuturkan segala jenis limbah yang terkait hewan kurban harus masyarakat musnahkan dengan cara menguburnya.
Hanya saja cara penguburan hewan tersebut pun tidak bisa warga lakukan sembarangan.
Mengubur limbah sebaiknya dengan memberikan desinfektan terlebih dahulu untuk meminimalisir penyebaran virus PMK.
Sehingga pemberian desinfektan bisa sebelum ataupun sesudah mengubur.
Bermacam jenis desinfektan dapat warga gunakan dalam sterilisasi limbah hewan kurban tersebut.
Itulah bagaimana cara membuang sampah jeroan yang benar dan tidak akan mencemari lingkungan.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.