Arab Saudi tengah mengalami fenomena cuaca yang tidak biasa. Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud menyerukan seluruh rakyatnya untuk melaksanakan salat istisqa, sebuah salat khusus untuk memohon hujan.
Seruan ini datang pada Kamis (28/11), meskipun baru-baru ini negara tersebut dilanda fenomena badai salju dan hujan es yang jarang terjadi di kawasan gurun.
Menurut laporan Saudi Gazette, hujan es sebesar bola golf menghantam wilayah utara Al Jawf, sementara hujan lebat juga mengguyur wilayah timur Arab Saudi.
Fenomena ini mengubah bentang alam gurun yang gersang menjadi menyerupai pemandangan di Pegunungan Alpen Swiss.
Hujan es dan badai salju ini disebabkan oleh sistem tekanan rendah yang datang dari Laut Arab. Namun, beberapa wilayah lain di Arab Saudi masih belum mengalami curah hujan yang signifikan.
Pengadilan Kerajaan mengeluarkan pernyataan resmi terkait ajakan Raja Salman.
Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa salat istisqa sudah menjadi tradisi dalam Islam yang dilakukan ketika hujan tidak turun dalam waktu lama atau saat kekeringan terjadi.
“Kami memohon kepada Allah, Yang Maha Kuasa, agar mengasihani bumi dan manusia, serta menjadikan apa yang Dia turunkan sebagai rahmat bagi semua,” demikian bunyi pernyataan yang juga dikutip oleh media Mesir Al-Masry Al-Youm.
Salat istisqa ini dijadwalkan berlangsung 15 menit setelah matahari terbit di berbagai masjid dan tempat salat terbuka yang telah disiapkan oleh Kementerian Urusan Islam.
Selain memohon hujan, salat ini juga bertujuan untuk meminta ampunan kepada Allah.
Fenomena Cuaca Ekstrem dan Upaya Mitigasi
Anomali cuaca di Arab Saudi menjadi sorotan dunia. Negara yang dikenal dengan suhu ekstremnya—lebih dari 40 derajat Celsius di musim panas dan sekitar 20 derajat Celsius di musim dingin—ternyata tidak luput dari badai salju.
Pada tahun 2021, suhu di beberapa wilayah bahkan turun hingga -2 derajat Celsius, angka terendah dalam hampir 50 tahun.
Seiring dengan doa dan salat, Arab Saudi juga memanfaatkan teknologi untuk mengatasi tantangan cuaca ini.
Para ahli menggunakan pesawat nirawak untuk melakukan penyemaian awan, sebuah metode yang dirancang untuk meningkatkan peluang turunnya hujan.
Fenomena cuaca ini menjadi pengingat tentang betapa rapuhnya keseimbangan alam, bahkan di wilayah yang terkenal dengan iklim kering dan panasnya.
Bagi masyarakat Arab Saudi, ajakan untuk salat istisqa bukan hanya wujud keimanan, tetapi juga refleksi dari harapan dan usaha kolektif dalam menghadapi tantangan alam yang tak terduga.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.