Diketahui ada lebih dari dari 50 juta user perangkat Chromebook yang mengakses laptop tersebut untuk kebutuhan di bidang pendidikan.
Karena itulah para pengguna akan terbiasa dengan batasan yang dikenakan pada laptop keluaran Google itu.
Adapun pembatasan dalam perangkat Chromebook berguna untuk menjaga pengguna tetap dalam batas pemakaian yang dimaksudkan sebagai peralatan kelas.
Mengenal Pembatasan Dalam Perangkat Chromebook
Pembatasan yang ada di perangkat Chromebook untuk pendidikan rupanya juga diberlakukan pada jenis perangkat laptop bisnis yang disediakan oleh perusahaan.
Adapun pembatasan tersebut bertujuan untuk mencegah karyawan melakukan tugas tertentu yang tak berkaitan dengan pekerjaan.
Hal seperti ini membuat karyawan tidak punya banyak pilihan lain selain berinvestasi terhadap perangkat sekunder untuk dipakai sebagai milik pribadi.
Artinya sampai saat ini, eksploitasi control admin baru yang disebut sebagai SH1MMER masih memakai alat sah yang disetujui oleh pihak Google.
Admin baru tersebut yang hanya dapat membantu pengguna keluar dari mode terbatas.
Di samping itu kini ada peretasan yang dikenal di industri teknologi sebagai shim.
Hack seperti itu biasanya dirancang untuk perbaikan laptop untuk menjalankan diagnostic serta memperbaiki perangkat terkait.
Pembatasan Admin Chromebook
Sebagai informasi, RMA Shims adalah alat pabrik yang memungkinkan fungsi otorisasi tertentu untuk ditandatangani.
Namun hanya partisi KERNEL yang diperiksa dalam tanda tangannya oleh sistem firmware.
Pengguna bisa mengedit partisi lain sesuai keinginan selama menghapus adanya bit baca secara paksa di dalamnya.
Terdapat serangkaian instruksi yang diposting dalam situs resmi SH1MEER.
Dalam informasi tersebut mencakup USB dengan setidaknya terdapat 8GB penyimpanan dengan gambar shim.
Para pengguna pun bis ajuga membatalkan pendaftaran program Chromebook dengan melihat informasi di dalamnya.
Bahkan para pengguna bisa juga berperilaku seolah-oleh perangkat itu adalah komputer pribadi serta tidak lagi berisi ekstensi pemblokir atau spyware.
Dilaporkan Google mengetahui eksploit yang ditemukan oleh 15 anggota Lokakarya Merkurius yang diluncurkan pada tanggal 13 Januari lalu.
Tetapi sejumlah laporan mengklaim bahwa hal itu masih belum ditambal dan termasuk ke dalam forum pendidikan.
Keamanan Dari Perusahaan Google
Perusahaan sendiri menuturkan bahwa administrator untuk Bisnis dan Pendidikan harus terus memantau perangkat yang tak aktif.
Selain itu mereka juga bisa menonaktifkan izin pendaftaran sampai memblokir akses ke ekstensi Utilitas Pemulihan Chromebook.
Bukan hanya itu, perusahaan juga memblokir akses ke chrome://net-export untuk mencegah para pengguna mengambil kredensial nirkabel.
Tak sampai di situs, Google turut memblokir akses ke situs web yang merupakan penyebar eksploitasi.
Beberapa situs tersebut antara lain luphoria.com, sh1mmer.me, bypassi.com, dan alicesworld.tech.
Pihak media setempat tengah menunggu untuk mendengarkan dari Google apakah sudah mengeluarkan perbaikan yang lebih permanen untuk masalah ini atau justru belum.
Bukan tanpa sebab, masalah tersebut membuat banyak perusahaan mengalami masalah.
Sebagai informasi, Chromebook sendiri merupakan jenis komputer terbaru yang dirancang demi membantu pengguna menyelesaikan bermacam aktivitas lebih cepat dan mudah.
Chromebook adalah perangkat yang menjalankan sistem ChromeOS yakni sistem operasi dengan penyimpanan cloud.
Bukan itu saja, perangkat ini mempunyai fitur bawaan terbaik dari Google dan keamanan yang berlapis.
Hal menarik dari Chromebook yakni harganya yang lebih murah dibandingkan dengan komputer pada umumnya.
Harganya bisa lebih murah lantaran Google bekerja sama dengan produsen supaya perangkat tetap hadir dengan harga terjangkau.
Bahkan pengguna bisa memilih sampai ribuan aplikasi tanpa biaya sekalipun untuk bermain sekaligus bekerja di Chrome Web Store.
Oleh sebab itulah, sistem keamanan dari peretasan perangkat Chromebook begitu diperlukan.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.