Dalam dua minggu terakhir, penyakit misterius yang menyerupai flu telah menyebabkan sedikitnya 143 kematian di Provinsi Kwango, Republik Demokratik Kongo.
Kasus-kasus ini tercatat terjadi antara 10 hingga 25 November 2024 di zona kesehatan Panzi, sebuah wilayah di barat daya negara tersebut.
Gejala dan Kondisi Korban
Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, batuk, dan anemia.
Menteri Kesehatan Provinsi Kwango, Apollinaire Yumba, mengungkapkan bahwa sebagian besar korban meninggal dalam waktu singkat setelah gejala muncul.
Kondisi ini membuat penduduk setempat semakin cemas, mengingat penyebab pasti penyakit ini belum teridentifikasi.
Pemerintah dan Langkah Awal
Wakil Gubernur Provinsi Kwango, Rémy Saki, dalam pernyataannya kepada Associated Press pada Selasa (3/12/2024), mengatakan bahwa jumlah korban bervariasi antara 67 hingga 143 orang, tergantung sumber data yang tersedia.
Ia menyebutkan bahwa sebuah tim ahli epidemiologi telah dikirim ke lokasi untuk mengumpulkan sampel dan melakukan investigasi lebih lanjut terkait penyebab penyakit ini.
Sementara itu, Apollinaire Yumba mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menghindari kontak langsung dengan jenazah korban, guna mencegah penyebaran lebih lanjut.
Ia juga menyerukan bantuan dari mitra nasional dan internasional untuk mendukung upaya penanganan melalui pengiriman pasokan medis darurat.
Dukungan dari WHO dan Latar Belakang Kesehatan di Kongo
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kesadaran akan wabah ini dan telah mengirim tim ke lapangan untuk bekerja sama dengan otoritas kesehatan setempat.
WHO juga terlibat dalam pengumpulan sampel guna mempercepat identifikasi penyakit ini.
Sebagai informasi, Kongo sebelumnya telah dilanda berbagai wabah penyakit, termasuk wabah mpox (sebelumnya dikenal sebagai monkeypox).
Pada tahun 2024 saja, lebih dari 47.000 kasus mpox yang dicurigai dilaporkan, dengan lebih dari 1.000 kematian.
Situasi ini menambah beban sistem kesehatan yang sudah rapuh akibat konflik dan infrastruktur yang terbatas.
Seruan untuk Tindakan Cepat
Krisis kesehatan ini mendapat perhatian luas baik dari pemerintah Kongo maupun komunitas internasional.
Dengan meningkatnya jumlah korban, langkah cepat untuk mengidentifikasi penyebab penyakit, mengobati pasien, dan mencegah penyebarannya menjadi prioritas utama.
Meskipun penyebab penyakit ini masih misterius, pihak berwenang berharap dengan kehadiran tim epidemiologi dan dukungan global, solusi segera dapat ditemukan untuk menghentikan tragedi ini.
“Kami membutuhkan solidaritas dan tindakan nyata untuk menangani krisis ini sebelum meluas lebih jauh,” tegas Yumba.
Wabah ini menjadi pengingat akan tantangan besar yang dihadapi Kongo dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat di tengah kondisi sosial-ekonomi dan infrastruktur yang terbatas.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.