Pengelolaan Sampah di Luar Negeri Unik dan Keren. Pengelolaan sampah di luar negeri kini banyak yang mengandalkan bank sampah.
Adanya bank sampah ini tak hanya menjadi tempat untuk menampung sampah-sampah yang tidak berguna.
Namun, seiring perkembangan teknologi, bank sampah juga dikonsep untuk mengelola sampah melalui penerapan teknologi yang kreatif dan canggih.
Bahkan, tak sedikit negara yang telah memanfaatkan konsep bank sampah ini.
Tak hanya untuk mengurangi jumlah sampah di negara mereka, tetapi juga untuk menghasilkan barang atau produk bernilai ekonomis.
Negara-negara tersebut berlomba-lomba untuk menciptakan inovasi baru pada sistem pengolahan sampah secara efisien.
Mari simak bagaimana negara-negara itu melakukannya.
Bagaimana Pengelolaan Sampah di Luar Negeri?
Jepang
Jika Anda mengunjungi Jepang, Anda akan jarang menemukan sampah berserakan di jalanan.
Setiap rumah tangga di Jepang tidak bisa hanya memasukkan semua sampah ke dalam satu kantong karena mereka harus memasukkan ke dalam kantong yang terpisah.
Beberapa bahkan mengharuskan sampah masuk ke dalam kantong transparan.
Ada beberapa jenis sampah untuk disortir.
Di Jepang, ada tiga jenis distribusi sampah.
Beberapa di bakar dan di olah pengolahan sampah secara alami.
Ada sampah yang tidak bisa Anda bakar, dan barang bekas yang tidak bisa Anda masukkan ke dalam sampah plastik seperti televisi, mesin cuci, AC, kompor dan sejenisnya.
Pengelolaan sampah di luar negeri, khususnya di Jepang melakukannya dengan cara mengklasifikasikan sampah menjadi delapan jenis sesuai komponennya.
Satu botol plastik menjadi tiga jenis sampah, yaitu sampah botol, sampah label kemasan, dan sampah tutup botol.
Sampah-sampah itu harus Anda pilah secara mandiri oleh masyarakat membuang pada tempatnya masing-masing.
Setelah sampah-sampah itu terkumpul, selanjutnya akan dibawa ke bank sampah di tempat pengelolaan.
Sampah yang berasal dari plastik diolah menjadi benang fiber, yang kemudian akan bisa di olah sebagai bahan baku pakaian.
Untuk sampah yang berasal dari botol kaca akan diolah menjadi botol kaca baru atau pun paving.
Dengan adanya pengklasifikasian dan pengolahan sampah tersebut, Jepang telah melakukan cara efektif untuk mengurangi jumlah sampah di negaranya secara drastis.
Swedia
Swedia memiliki cara mengolah sampah yang canggih.
Mereka menerapkan pengolahan sampah dengan konsep waste-to-energy (WTE).
Sampah rumah tangga diproses melalui proses pembakaran.
Uap panas yang muncul oleh proses pembakaran sebagai pembangkit listrik.
Kemudian listrik didistribusikan ke rumah-rumah di seluruh negeri.
Pembangkit listrik bertenaga sampah ini telah memasok kebutuhan panas untuk 950.000 rumah tangga dan memenuhi kebutuhan listrik untuk 260.000 rumah tangga di seluruh Swedia.
Pengelolaan sampah di luar negeri pada beberapa negara tidaklah sama.
Di Swedia, sebelum membuang sampah pada tempatnya, mengajak masyarakat untuk aktif memilah sampah.
Selain itu, pemerintah Swedia juga memberikan uang kepada siapa saja yang menyerahkan kaleng bekas atau botol ke bank sampah.
Penghargaan ini di sebut dengan pant system.
Swedia memanfaatkan sampah untuk menghasilkan energi panas dengan cara membakar 50% sampah dengan temperatur tinggi.
Tak hanya itu, mereka juga membuat bahan konstruksi jalan dari abu hasil pembakaran sampah.
Jumlah sampah di Swedia kini menurun drastis.
Bahkan, untuk menghasilkan energi panas, mereka harus mengimpor sampah dari negara lain.
Hongkong
Pada tahun 2004, Hongkong membangun taman bermain di atas lahan yang menjadi tempat penampungan sampah.
Lahan tersebut dulunya bernama Sai Tso Wan, yaitu Tempat Penampungan Akhir (TPA) sampah.
TPA tersebut bisa menampung hingga 1,6 juta ton sampah setinggi 65 meter.
TPA tersebut kemudian ditutup dan ditimbun dengan tanah pada tahun 1981.
Sekarang ini, TPA Sai Tso Won menjadi tempat bermain yang luas.
Sisa residu sampah di lahan itu pemanfaatannya digunakan sebagai sumber energi berbahan metana, sel surya, dan turbin angin.
Uganda
Pengelolaan sampah di luar negeri, khususnya di Uganda cukup unik.
Sampah-sampah di Uganda dis ulap menjadi wahana dan dekorasi untuk taman bermain.
Pendirian taman bermain berbahan dasar sampah itu di prakarsai oleh Ruganzu Bruno.
Taman bermain tersebut tak hanya efektif untuk mengurangi sampah, tetapi juga sebagai sarana edukasi untuk anak-anak agar lebih peduli terhadap lingkungan.
Korea Selatan
Cara orang Korea Selatan membuang sampah sangat unik.
Mereka memiliki kantong plastik khusus untuk sampah.
Setiap kantong memiliki warna yang berbeda untuk membedakan jenis sampah yang Anda buang.
Selain itu, informasi tentang daerah tempat tinggal Anda sudah terdaftar.
Jadi, jika membuang sampah sembarangan bisa dipastikan keberadaannya.
Mereka juga memiliki tiga kategori sampah yang berbeda.
Yaitu sampah makanan, sampah yang dapat didaur ulang, dan sampah lainnya yang tidak dapat masuk ke dalam dua kategori ini.
Misalnya popok bayi dan tisu bekas.
Terdapat lima sumber energi listrik di ibukota Korea Selatan yanh berasal dari pemanfaatan sampah secara maksimal.
Direct Combustion adalah teknologi yang untuk mengubah sampah menjadi energi listrik.
Energi panas yang sangat besar berasal dari sampah plastik yang Anda kumpulkan dan Anda bakar hingga mencapai suhu tertentu.
Nah, itulah lima cara pengelolaan sampah di luar negeri yang sangat unik dan kreatif.
Cara tersebut sangat efektif dan efisien untuk mengurangi jumlah sampah di negaranya.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.