Wahana antariksa NASA, Curiosity, yang selama lebih dari satu dekade telah menjelajahi permukaan Planet Mars, kembali memberikan kejutan besar.
Pada Mei lalu, saat menjalankan misi di kawasan Gediz Vallis Channel, Curiosity secara tidak sengaja menghancurkan sebuah batu dan menemukan kristal sulfur murni berwarna kuning cerah—penemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Mars.
Penemuan ini menjadi perhatian para ilmuwan karena sulfur di Mars umumnya ditemukan dalam bentuk senyawa seperti sulfat, yang terbentuk dari proses kimia air di masa lampau.
Namun, kristal sulfur dalam bentuk murni hanya bisa muncul dalam kondisi geologis yang sangat spesifik, menimbulkan banyak pertanyaan mengenai proses-proses unik yang mungkin pernah terjadi di Mars.
Ashwin Vasavada, ilmuwan proyek Curiosity dari Laboratorium Propulsi Jet NASA, menyamakan penemuan ini dengan menemukan oasis di padang pasir.
“Sulfur murni seharusnya tidak ada di sana, jadi kini kita dihadapkan pada tantangan baru untuk menjelaskan bagaimana itu bisa terjadi,” ujarnya dalam wawancara dengan Science Alert.
Mengungkap Misteri Sejarah Geologis Mars
Wilayah Gediz Vallis Channel diketahui sebagai bekas aliran air purba yang menyisakan jejak di bebatuan sekitarnya.
Namun, keberadaan sulfur murni di kawasan ini membuka bab baru dalam penelitian geologi Mars.
Penemuan sulfur ini mengisyaratkan bahwa mungkin ada proses vulkanis atau interaksi kimia yang tidak biasa yang terjadi jauh di masa lalu.
Para peneliti kini tengah menyusun hipotesis mengenai proses-proses geologis yang mungkin bertanggung jawab atas pembentukan sulfur murni tersebut.
Pemodelan geologi rinci akan diperlukan untuk memahami apakah aktivitas vulkanik, interaksi air dengan mineral tertentu, atau kondisi lingkungan ekstrem lainnya berperan dalam menciptakan sulfur murni ini.
Relevansi Sulfur Bagi Potensi Kehidupan di Mars
Penemuan sulfur ini juga memiliki implikasi penting bagi pencarian kehidupan di Mars.
Di Bumi, sulfur memainkan peran esensial dalam biokimia makhluk hidup, terutama dalam pembentukan asam amino dan protein.
Meskipun belum ada bukti kehidupan di Mars, kehadiran elemen ini meningkatkan kemungkinan bahwa Mars, di masa lalu, memiliki lingkungan yang mendukung keberadaan kehidupan mikroba.
Curiosity terus melanjutkan misinya dengan mengebor batuan untuk mengumpulkan sampel bubuk yang akan dianalisis lebih lanjut.
Data yang dikumpulkan tidak hanya membantu memahami komposisi sulfur, tetapi juga memberikan gambaran lebih jelas tentang sejarah perubahan lingkungan Mars, dari masa air purba hingga kondisi gersang saat ini.
Melangkah Menuju Masa Depan Penemuan
Penemuan ini bukan hanya soal sulfur, tetapi tentang potensi besar untuk memahami evolusi Mars sebagai planet yang pernah memiliki air, dan mungkin berpotensi menopang kehidupan.
Setiap langkah Curiosity di permukaan Mars membuka jendela baru menuju masa lalu planet merah tersebut, dan memberikan harapan bahwa masih banyak rahasia yang menanti untuk diungkap.
Misi ini adalah pengingat bahwa penjelajahan antariksa bukan hanya tentang mencari jawaban, tetapi juga tentang menemukan pertanyaan baru yang membawa umat manusia lebih dekat ke pemahaman menyeluruh tentang alam semesta.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.