Sebuah video yang memperlihatkan pelajar SMA menyerang warung kopi menjadi viral di sosial media Indonesia.
Kabarnya lokasi penyerangan itu terjadi di kawasan Desa Cicadas tepatnya Kecamatan Gunung Putri Bogor.
Aksi brutal para remaja dengan seragam sekolah itu terekam CCTV milik warung kopi pada tanggal 9 November 2022 tepat jam 17.00 WIB.
Dalam video yang viral tersebut tampak segerombolan siswa SMA konvoi dengan mengendarai 9 motor.
Kemudian mereka berhenti di sebuah warung kopi yang ada di pinggir jalan.
Setelah itu salah satu pelajar SMA tersebut turun dari motor seraya membawa celurit serta mencoba membacok siswa lain yang ada di lokasi.
Kompol Bayu Tri Nugraha selaku Kapolsek Gunung Putri membenarkan kejadian yang ada di dalam video viral itu.
Ia menjelaskan saat ini petugas tengah melakukan pengejaran terkait remaja siswa SMA yang sudah melakukan penyerangan itu.
Kata Bayu, kejadian ini bukanlah tawuran tetapi penyerangan yang sudah dilakukan salah satu sekolah.
Sebab menurutnya kalau tawuran saling serang dan sudah mereka rencanakan sebelumnya.
Bayu menuturkan tak ada korban luka dalam peristiwa itu dan para korban sudah melaporkan kejadian tersebut ke Polsek.
Alternatif Meminimalisir Penyerangan di Kalangan Pelajar SMA
Memang penyerangan di kalangan pelajar SMA sudah sangat sering terjadi dan terus terulang setiap waktunya.
Padahal sudah ada banyak usaha untuk mencegah serta mengatasi terjadinya penyerangan yang bisa memicu tawuran tersebut.
Berikut ini ada sejumlah upaya yang bisa pihak sekolah, masyarakat dan kepolisian lakukan agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.
1. Membangun Program Antar Sekolah
Dengan proses saling kenal seperti ini, maka besar harapan tak akan terjadi tawuran lantaran tawuran biasanya dilakukan oleh pelajar yang tidak saling mengenal.
Kendati demikian program tersebut bisa tidak efektif kalau ada konflik pribadi antara dua pihak yang saling mengenal.
Karena itulah program seperti ini akan lebih efektif jika bersamaan dengan kemauan persahabatan di dalam diri setiap siswanya.
2. Membangun Pos Pemantauan
Upaya pencegahan tawuran atau penyerangan pelajar SMA kedua adalah membangun pos penjagaan atau pos terpadu di sekolah yang berdekatan.
Dengan adanya pos terpadu ini, maka tawuran maupun penyerangan akan segera terdeteksi.
Kemudian pihak petugas pos juga akan segera memanggil bala bantuan demi mencegah terjadinya penyerangan sampai tawuran.
Kendati demikian hal ini bisa juga kurang efektif karena para pelajar kerap memiliki tempat tersendiri untuk melakukan aksi tersebut.
3. Penanaman Moral Religi
Poin berikutnya untuk meminimalisir penyerang antara pelajar SMA yaitu dengan penanaman moral agama demi mencegah kelakuan buruk.
Tetapi penanaman moral religi juga penting untuk dikukuhkan ke setiap hati dan perilaku para siswa.
Sebab agama merupakan pedoman perilaku untuk membatasi larangan dan anjuran ke setiap individu termasuk kalangan siswa.
4. Memberikan Peringatan Hukum dan Sanksi
Dengan mengetahui sanksi hukum yang berat, besar harapan para pelajar akan merasa takut untuk melakukan penyerangan.
Pasalnya melakukan tindakan penyerangan yang bisa berbuntut tawuran maka membuatnya terkena sanksi cukup berat.
Terlebih jika mereka sampai melakukan penganiayaan hingga berujung kematian.
Peringatan tersebut harus beberapa pihak lakukan secara terus menerus agar siswa terus mengingatnya.
5. Mengadakan Ekstrakurikuler Bermanfaat
Dengan adanya ekstrakurikuler, besar harapan para pelajar tidak sempat memikirkan penyerangan apalagi tawuran.
Oleh sebab itu para tenaga pendidik juga perlu berperan aktif agar mendorong siswa siswinya melakukan ekstrakurikuler tersebut.
Itulah sederet langkah yang bisa kita terapkan demi mencegah terjadinya penyerangan antara pelajar SMA yang sedang viral.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.