Tampaknya, kasus penipuan semakin beragam dan meresahkan masyarakat seperti modus penipuan PLN yang kini viral.
Tentu saja maraknya kasus penipuan tersebut membuat warga di Indonesia lebih hati-hati terhadap semua transaksi yang terjadi.
Sebab, kasus penipuan baru ini memungkinkan pelaku untuk menguras habis uang korban yang tersimpan di dalam rekening.
Viral Modus Penipuan PLN yang Mirip Cek Resi Kurir J&T
Sebelumnya, viral modus penipuan yang berkedok pengiriman paket oleh ekspedisi J&T Ekspress di sosial media.
Namun setelah aksi tersebut, kini muncul kembali modus serupa yang mana mengatasnamakan PLN.
Kabar terkait modus penipuan itu berasal dari seorang warganet lewat akun sosial media Facebook dengan nama Evan Abu Muhammad.
Dalam unggahannya itu, dia menjelaskan bahwa pelaku berpura-pura menjadi petugas PLN dan mengabari korban terkait tagihan listrik.
Jika melihat postingannya, pelaku menyebut identitas korban lengkap dengan nomor ID Pelanggan.
Kemudian pelaku menginformasikan bahwa sudah 3 bulan, korban belum membayar listrik.
Isi pesan itu juga meminta respon dari korban agar pengirim yang mengaku sebagai PLN tidak melakukan pemblokiran ID serta pemutusan daya listrik.
Tak hanya sampai situ, pelau juga mengirimkan file ekstensi APK dengan ukuran 8,1 MB yang bernama PLN.apk.
Sebagai informasi, file jenis APK sendiri adalah jenis aplikasi yang berjalan di perangkat mobile.
Biasanya file jenis ini adalah aplikasi yang sering tidak terdaftar di dalam toko aplikasi resmi Google Play Store ataupun App Store.
Maraknya Penipuan yang Mengirimkan File APK
Sebelum modus penipuan PLN kali ini, sebelumnya ada kasus nasabah BRI yang kehilangan ratusan juta rupiah lantaran tertipu oleh penipu berkedok sebagai kurir J&T Express
Ahli informasi dan teknologi atau IT menilai, penipuan itu bisa terjadi lantaran lemahnya literasi digital pihak korban.
Penipu sendiri menyamar sebagai kurir lalu mengirimkan pesan lewat WA untuk mendownload aplikasi dengan alasan mengecek detail paket.
Tetapi saat mengklik, nasabah BRI itu justru pergi ke laman aplikasi.
Alfons Tanujaya selaku Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom menuturkan aplikasi tersebut meminta bermacam hak akses berbahaya seperti membaca SMS masuk.
Kalau aplikasi itu berjalan di ponsel yang mempunyai m-banking dan mengandalkan SMS sebagai sarana pemindahan akun, maka yang terjadi yaitu saldo bisa diambil alih.
Jadi, walaupun korban tak memberikan kode OTP maka pelaku tetap bisa menguras isi di dalam rekening korban.
Pasalnya penipu itu sudah masuk ke dalam perangkat korban, sehingga ia bisa membaca seluruh SMS yang masuk.
Lalu pelaku pun bisa mengetahui kode OTP yang korban terima melalui SMS.
Informasi tersebut kemudian ia gunakan untuk masuk ke akun m-banking BRI milik korban.
Korban pun hanya bisa melihat dananya itu terkuras lewat pemberitahuan SMS tanpa dapat berbuat apa pun.
Kemudian Alfons memberikan sejumlah saran yang bisa pengguna lakukan untuk mengamankan Mobile Banking yaitu:
1. Nasabah pengguna Mobile Banking apa pun ada baiknya tidak mengunduh aplikasi apa saja apalagi jika keamanannya tidak jelas.
2. Kalau sering memakai Mobile Banking dan saldo signifikan di dalam bank, Alfons menyarankan agar memakai ponsel terpisah untuk m-banking.
Ponsel itu harus memakai nomor yang tidak tersebar untuk umum.
Selain itu gawai ini juga tak mendownload aplikasi sembarangan.
3. Pastikan penyedia m-banking mempunyai pengamanan transaksi mumpuni.
Alasannya yaitu agar untuk perpindahan akun m-banking maka perangkat lain harus melalui verifikasi yang sangat ketat.
Itulah informasi tentang modus penipuan PLN yang sebaiknya Anda waspadai sekarang juga.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.