Mengajari Anak Cara Mengelola Emosi, Ini Triknya!

Sebagai orang tua, mengajari anak mengelola emosi sangatlah penting. Ternyata, ada lho trik yang dapat orang tua lakukan untuk mendidik anak dalam mengelola emosi.

Apakah Anda pernah melihat anak yang merengek sampai melakukan aksi berguling di tanah karena menginginkan sesuatu?

Atau pernahkah Anda menyaksikan anak yang melakukan hal berlebihan saat ia sedang marah?

Terkadang hal ini terlihat sepele dan mungkin semua anak pernah melakukannya.

Ada berbagai cara yang terbilang efektif agar anak tahu bagaimana mengendalikan emosinya.

Cara tersebut harus orang tua lakukan dengan menjadikannya suatu kebiasaan supaya anak terbiasa.

Trik Mengajari Anak Cara Mengelola Emosi

Berikut adalah beberapa trik yang dapat orang tua lakukan untuk mendidik anak agar tidak melakukan tindakan berguling-guling di tanah bila menginginkan sesuatu.

Mengajari Cara Menenangkan Diri

Hal yang paling mendasar dan perlu Anda ajarkan kepada anak yaitu cara supaya ia dapat menenangkan diri.

Caranya mungkin dengan memberikan kesempatan untuk menyendiri sampai ia merasa tenang dan berkurang amarahnya.

Anda dapat mengajaknya masuk ke dalam ruangan yang sejuk dengan jendela terbuka agar sirkulasi udara dalam ruangan baik.

Udara sehat yang terhirup bisa mengendorkan otot dan urat syaraf yang tegang.

Anda juga bisa membawanya berkeliling sekitar perumahan untuk mencari udara segar.

Memberinya waktu untuk beristirahat juga dapat menjadi alternatif atau membiarkan ia tidur selama 1-2 jam hingga ia merasa lebih tenang.

Ajarkan Anak Mengungkapkan Emosi

Ajarkan beberapa kata emosi yang baik agar mereka mengerti apa yang sedang mereka rasakan.

Aksi berteriak, menendang, memukul, melempar dapat terjadi karena mereka tidak tahu cara mengungkapkan perasaannya secara lisan.

Dalam mendidik anak cara mengelola emosi, ajarkan pada anak tentang kata-kata yang bisa mengungkapkan perasaan mereka.

Seperti kata ‘sedih’, ‘marah’, ‘takut’, ‘bahagia’, ‘kesal’, ‘jengkel’ dan ‘gugup’.

Kemudian minta anak untuk menyatakannya dalam sebuah kalimat. Seperti, “saya  merasa sedih sekali” atau “saya takut berada di tempat gelap” dan lain sebagainya.

Hal itu akan lebih baik daripada anak melakukan suatu kekerasan.

Jangan Memendam Amarah

Pada saat emosi muncul, hormon adrenalin akan bekerja dan membuat jantung berdetak lebih cepat.

Kondisi ini akan membuat tubuh mempunyai kekuatan lebih sehingga cenderung berbicara lebih keras.

Selain itu anak juga bisa bertindak secara agresif dan melakukan kekerasan.

Ketika mengajari anak cara mengontrol emosi, jangan biarkan anak memendam amarahnya.

Anda dapat mengalihkannya dengan melakukan berbagai kegiatan yang positif dan produktif yang tidak membahayakan.

Berempati kepada Anak

Dengan berempati pada anak, Anda akan dapat memahami perasaan anak dengan tidak menghakiminya.

Saat anak mulai merasa nyaman, mereka akan terbuka dan mengatakan apa penyebab kemarahannya.

Anak tidak akan menutupi apapun pada Anda.

Caranya dengan melakukan pembicaraan dari hati ke hati.

Anda perlu membantunya untuk mengenali bagimana perasaannya tanpa menyalahkan sikapnya.

Bersikap empati bukan saja bermanfaat untuk mendidik anak dalam mengelola emosi.

Sikap yang Anda lakukan ini akan membuatnya terus terbuka dengan apa yang mereka alami.

Karena anak akan merasa nyaman ketika mengungkapkan perasaannya.

Beri Pujian dan Peringatan

Memberikan pujian pada anak ketika ia berperilaku baik juga sangat penting.

Karena itu merupakan bentuk apresiasi untuk anak.

Mereka akan merasa bahwa yang mereka lakukan dihargai oleh Anda.

Hal tersebut dapat memacunya untuk terus bersikap baik.

Tapi, sebaiknya memberikan pujian tidak terlalu berlebihan.

Karena akan membuat anak selalu mengharapkan penghargaan dan tidak mau menerima kritikan saat melakukan kesalahan.

Apabila anak melakukan kesalahan, sebaliknya memberikan peringatan dengan cara yang halus dan solusi untuk memperbaiki kesalahannya.

Menjadi Contoh dan Teladan Bagi Anak

Keluarga adalah sekolah pertama untuk anak. Melalui keluarga, anak akan dapat menentukan bagaimana cara bersikap.

Oleh karena itu orang tua juga sangat berperan penting dalam mendidik anak dan menjadi teladan yang baik bagi anaknya.

Perlu Anda pahami ketika mengajarkan anak cara mengontrol emosi, seorang anak akan meniru sikap dan perilaku orang tuanya ketika menghadapi suatu masalah.

Maka dari itu, sebelum Anda mengajarkan pada anak, Anda juga harus dapat mengelola emosi Anda.

Karena seorang anak tentu akan mudah mencontoh sikap yang Anda lakukan.

Tentukan Batasan-Batasan

Marah merupkan emosi yang sangat alami.

Akan tetapi Anda harus menentukan batasan-batasan ketika mengekspresikan dan meluapkan kemarahan.

Tentukan batasan apa yang tidak boleh anak langgar.

Anda juga perlu menegaskan bahwa Anda tidak akan memberikan toleransi bila amarahnya sampai mengeluarkan kalimat kasar dan tidak sopan.

Anda juga harus memberikan konsekuensi ketika anak melanggar batasan-batasan tersebut.

Ini akan membuat anak belajar bila cara yang ia lakukan itu adalah salah dan tidak baik.

Lakukan Aktivitas Fisik untuk Meluapkan Emosinya

Seperti halnya orang dewasa, anak juga mempunyai kecenderungan yang sama ketika meluapkan kemarahannya yaitu keinginan untuk memukul.

Saat anak sedang kondisi marah, maka Anda dapat mengarahkannya untuk melakukan berbagai aktivitas fisik.

Anda dapat memberikan boneka atau bantal sebagai alat untuk meluapkan emosinya.

Biarkan anak meluapkan kemarahannya, tapi tetap dalam kendali.

Selain itu, Anda juga dapat mengajari anak untuk menulis pada selembar kertas.

Kegiatan menulis, menggambar atau melukis juga dapat menjadi kegiatan produktif yang bisa anak lakukan untuk melampiaskan amarahnya.

Belajar mengelola emosi sejak awal akan membuat anak menjadi terbiasa.

Hal ini akan berdampak baik sampai saat ia dewasa nanti.

Anak pun dapat bersikap dengan baik meskipun sedang emosi.

Demikianlah beberapa tips mengajarkan pada anak cara mengelola emosi saat ia tengah dalam kondisi marah.

Sebagai orang tua sangat penting untuk bisa terbuka dan bersedia ketika anak mengungkapkan emosinya.

Orang tua harus telaten mendengarkan dan memberikannya solusi untuk dapat meredam amarahnya.


Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Hot Minggu Ini

Angka Pengunjung Perpusda Ciamis Tahun 2024 Melonjak

Kunjungan ke Perpustakaan Daerah (Perpusda) Ciamis pada tahun 2024...

Plants vs Zombies 2.1.7 Hadirkan Fitur Gabungan Tanaman Super!

Kabar menggembirakan datang untuk para penggemar Plants vs Zombies!...

Rupiah Diprediksi Tetap di Atas Rp16 Ribu Jelang Natal

Menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, nilai tukar...

Trump Bertekad Kembalikan Nama Denali ke McKinley

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, berjanji akan...

Tragedi Kecelakaan Bus di Tol Pandaan-Malang

Sebuah kecelakaan maut terjadi di Tol Pandaan-Malang KM 77...
spot_img

Topik

Angka Pengunjung Perpusda Ciamis Tahun 2024 Melonjak

Kunjungan ke Perpustakaan Daerah (Perpusda) Ciamis pada tahun 2024...

Plants vs Zombies 2.1.7 Hadirkan Fitur Gabungan Tanaman Super!

Kabar menggembirakan datang untuk para penggemar Plants vs Zombies!...

Rupiah Diprediksi Tetap di Atas Rp16 Ribu Jelang Natal

Menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, nilai tukar...

Trump Bertekad Kembalikan Nama Denali ke McKinley

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, berjanji akan...

Tragedi Kecelakaan Bus di Tol Pandaan-Malang

Sebuah kecelakaan maut terjadi di Tol Pandaan-Malang KM 77...

Honda dan Nissan Bentuk Perusahaan Induk Baru, IPO di Tokyo 2026

Dua raksasa otomotif asal Jepang, Honda dan Nissan, tengah...

1.000 Tentara Korea Utara Jadi Korban Perang Rusia-Ukraina

Perang antara Rusia dan Ukraina terus membawa dampak luas,...

Vonis Kasus Korupsi Timah: Harvey Moeis Dipenjara 6,5 Tahun, Tuntutan Dikurangi

Pengusaha Harvey Moeis divonis 6,5 tahun penjara dalam kasus...

Berita Terkait

Ketegori Populer

spot_imgspot_img