Masjid Sheikh Zayed Solo akan menjadi contoh tata Kelola masjid profesional bagi masjid-masjid lain di seluruh Indonesia.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bersama Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed Bin Zayed Al Nahyan hadir untuk meresmikan masjid ini.
Guru besar UIN Alaudin Makassar, Kamarudin juga menyampaikan harapannya agar Masjid ini dapat menjadi prototipe masjid dengan tata Kelola professional.
Baik itu idarah (manajemen), imarah (memakmurkan) beserta dengan riayah-nya (pemeliharaannya).
Masih menurut Kamarudin, masjid sendiri merupakan sebuah ruang kontestasi dengan diseminasi informasi yang memiliki kredibilitas tinggi.
Dalam sejarah Islam sendiri, nabi Muhammad SAW melakukan ibadah serta Pendidikan agama, konsultasi serta komunikasi masalah ekonomi serta kewirausahaan di masjid.
Masjid kebanggan masyarakat Solo ini sendiri juga akan menjadi salah satu daya Tarik wisata religi.
Tak hanya itu, masjid ini juga menjadi penanda eratnya persahabatan dan kerjasama antarbangsa dalam penguatan peradaban Islam yang ramah untuk sekitar.
Masjid Sheikh Zayed sebagai Hadiah
Pembangunan masjid raya ini merupakan salah satu bentuk hadiah khusus dari Pangeran UEA Mohamed bin Zayed (MBZ) untuk presiden Jokowi.
Masjid megah ini sendiri berada di atas lahan bekas Depo Pertamina, tepatnya di Jalan Ahmad Yani, Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo.
Pembangunan masjid raya yang menjadi simbol persahabatan negara Indonesia dan UEA ini sendiri berada langsung di bawah arahan dari kontraktor PT. Waskita Karya.
Berada di lahan seluas 3.6 hektare, masjid ini mempu menampung hingga total 10 ribu orang Jemaah sampai selasar luar.
Masjid bernuansa putih serta emas ini menelan biaya pembangunan hingga mencapai angka 300 miliar rupiah.
Arsitektur Mirip Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi
Masjid yang memiliki luas bangunan mencapai 8.000 meter persegi ini terdiri dari bangunan inti masjid, ruang VIP, perpustakaan seluas 20 meter persegi serta basement untuk tempat wudhu.
Bangunan masjid mengusung gaya arsitektur yang mirip dengan masjid Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, UEA.
Masjid kebanggaan Solo ini memiliki rancangan 4 menara dan juga 1 kubah utama dengan ornamen bangunan khas Timur Tengah.
Arsitektur dari masjid ini menggambarkan persahabatan antara UEA dan juga Indonesia terutama di bidang keislaman.
Meski menjadi replica dari masjid di Abu Dhabi, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menginginkan adanya sentuhan tradisional dalam masjid ini.
Gibran meminta agar sebagian lantai masjid berhias motif batik kawung, motif ini dapat Anda jumpai pada pelataran masjid.
Motif ini juga menghias karpet masjid yang membalut lantai bangunan utama masjid, terutama pada bagian tepi karpet.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.