Kota Bandung menghadapi ancaman serius dengan meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2024.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Bandung, angka kematian akibat penyakit ini melonjak hingga tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika pada 2023 terdapat 1.865 kasus dengan delapan kematian, tahun ini jumlah kasus melonjak drastis menjadi 7.310, di mana 29 orang kehilangan nyawa, meski 7.280 pasien berhasil sembuh.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ira Dewi Jani, mengonfirmasi bahwa meskipun jumlah kematian meningkat, case fatality rate (CFR) tetap berada di 0,4 persen, masih di bawah ambang batas WHO yang menetapkan satu persen sebagai batas kewaspadaan. “Meski demikian, kita tidak boleh lengah.
Angka ini menunjukkan masih ada potensi penyebaran yang signifikan,” ujar Ira Dewi dalam keterangannya pada Minggu (1/11/2024).
Musim Hujan Menjadi Faktor Utama
Musim hujan yang melanda Bandung sejak awal September menjadi pemicu utama peningkatan kasus.
Genangan air yang muncul di berbagai sudut kota memberikan tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.
“Meski sejak minggu ketiga September tren kasus mulai menurun, kewaspadaan harus tetap ditingkatkan untuk mencegah lonjakan baru,” kata Ira Dewi.
Dalam menghadapi situasi ini, Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat untuk memperkuat gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M, yakni:
- Menguras tempat penampungan air secara rutin,
- Menutup wadah yang dapat menjadi sarang nyamuk,
- Mengubur barang bekas yang berpotensi menampung air.
Selain itu, Dinas Kesehatan juga mendorong gerakan “Satu Rumah, Satu Jumantik”—setiap keluarga diharapkan memiliki satu anggota yang bertanggung jawab memeriksa jentik nyamuk di lingkungan rumah.
Untuk mendukung upaya ini, bubuk abate disediakan gratis di puskesmas sebagai langkah pencegahan tambahan.
Langkah Antisipatif Layanan Kesehatan
Dalam upaya mengendalikan penyebaran DBD, layanan kesehatan di Bandung telah diperkuat.
Puskesmas dan rumah sakit meningkatkan kapasitas deteksi dini, tatalaksana pasien, serta menambah jumlah tempat tidur untuk pasien dengan gejala berat.
Edukasi dan sosialisasi juga terus dilakukan melalui media sosial dan kunjungan langsung ke masyarakat, terutama di sekolah tingkat SMP yang dianggap rentan terhadap penyebaran penyakit ini.
Ira Dewi menegaskan bahwa kolaborasi semua pihak sangat krusial dalam mengatasi ancaman ini. “Peran aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, serta sinergi dengan pemerintah dan instansi terkait, menjadi kunci untuk melindungi Kota Bandung dari bahaya DBD,” ujarnya.
Dinas Kesehatan berharap langkah-langkah preventif yang telah diambil mampu menekan angka kasus DBD selama musim hujan, demi keselamatan dan kesehatan seluruh warga kota.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.