Belakangan ini, video ayah hajar anak menjadi viral di sosial media dan menarik perhatian banyak orang.
Namun penyebaran dari video tersebut membawa dampak tersendiri bagi para penontonnya.
Apalagi jika ada anak yang sengaja ataupun tidak sengaja menyaksikan video tersebut.
Viral Video Ayah Hajar Anak, KPAI Minta untuk Stop Penyebaran
KPAI atau Komisi Perlindungan Anak Indonesia mengecam kasus KDRT yang kuat dugaan pelakunya adalah ayah terhadap anaknya di Jakarta Selatan.
Karena itulah, KPAI meminta agar video ayah hajar anak yang viral tersebut tak tersebar di sosial media.
Melalui komisioner KPAI yakni Retno Listyarti, pihaknya mengatakan bahwa saat ini kepolisian telah turun tangan untuk menanganinya.
Retno pun mengajak agar semua pihak berhenti menyebarkan tayangan kekerasan terhadap anak yang viral tersebut.
Menurutnya, jika anak-anak lainnya melihat video kekerasan itu maka berpotensi berdampak psikis terhadapnya.
Retno mengatakan, KPAI akan mengawal dengan mengawasi proses kasus tersebut sampai siding.
Selain itu, Retno juga meminta pihak polisi untuk menjerat terduga pelaku kekerasan yakni ayah dari anak itu dengan UU PA dan UU PDKRT.
Ia mengingatkan agar semua orang tua tak melakukan kekerasan terhadap anaknya.
Sebelumnya, potongan video ayah hajar anak menjadi viral di sosial media.
Ibu dari korban yakni KEY sudah melaporkan kasus ini ke pihak Polres Metro Jakarta Selatan pada tanggal 23 September 2022.
KEY melaporkan sang suami RIS atas kasus KDRT terhadap anak dan perbuatan tidak menyenangkan.
Sampai saat ini, Polres Metro Jaksel masih mengusut kasus dugaan tindak kekerasan terhadap anak yang videonya menjadi viral di sosial media.
Kasus tersebut pun saat ini sudah naik ke proses penyidikan.
Efek Buruk Anak yang Menonton Tayangan Kekerasan
Seperti yang kita ketahui, ada efek buruk anak-anak lain yang menyaksikan video ayah hajar anak di sosial media.
Selain apa yang diucapkan oleh pihak KPAI, masih ada beberapa efek buruk bagi anak lain yang melihat tayangan tersebut.
1. Adegan Kekerasan Akan Menciptakan Pandangan yang Salah
Jika si kecil menonton adegan atau tayangan kekerasaan seperti video itu, dia cenderung mempunyai pandangan salah terhadap bahaya dan dampak kekerasan.
Terlebih jika anak melihatnya secara langsung, ia akan menganggap bahwa kekerasan adalah sebuah hal yang normal.
Bahkan bisa saja anak-anak menganggap kekerasan itu adalah sebuah hal yang keren.
Pandangan yang salah tersebut tentu sangat berbahaya kalau terus berlanjut hingga dewasa.
Anak-anak pun rentan menjadi seseorang yang abusive, sering menyiksa dan selalu menganggap kekerasan merupakan solusi untuk semua masalah.
2. Tayangan Kekerasan Membuat Anak Mudah Panik dan Depresi
Efek selanjutnya dari video kekerasan untuk anak yaitu ia rentan mengalami depresi serta sering naik.
Apalagi untuk anak yang melihat suatu kejadian secara langsung.
Ini tak hanya berpengaruh terhadap informasi dan emosi anak, namun mempengaruhi ketahanan mental dalam menghadapi kejadian yang traumatis.
Saat anak menonton tayangan kekerasan, secara perlahan ketahanan mentalnya terkikis.
Selain itu, hal tersebut juga membuatnya mudah depresi dan kerap merasa panik.
Anak-anak seperti ini berpotensi terkena PTSD terlebih jika anak merasakan kekerasan itu langsung.
3. Mampu Merusak Sistem Kinerja Otak Anak
Hasil riset Scientific America mengungkap bahwa tayangan kekerasan yang anak lihat atau dengar bisa merusak kinerja otaknya.
Otak bagian depan akan rusak dan tak dapat berfungsi dengan sempurna.
Akibat dari kondisi tersebut, anak akan sulit mendapat dan menerima informasi.
Oleh sebab itulah, ada baiknya warganet tidak lagi menyebarkan video ayah hajar anak di sosial media manapun.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.