Kim Jong Un sebagai pemimpin negara Korea Utara memerintahkan warganya tidak terawa 11 hari lamanya.
Kabar tersebut tentunya membuat publik dunia bertanya-tanya, ada apa?
Perintah itu ia sampaikan untuk memperingati 11 hari berkabung dalam peringatan kematian mantan pemimpin sebelumnya.
Adapun pemimpin sebelumnya yaitu Kim Jong Il yang meninggal tanggal 17 Desember.
Kim Jong Il sebelumnya menggantikan sang ayah yakni pendiri Kim Il Sung.
Pergantian berlangsung saat Kim senior meninggal di tahun 1994 silam.
Dia memerintah dalam negara itu hingga kematiannya pada tahun 2011 lalu.
Kemudian masa pemerintahan berganti oleh sang putra selaku pemimpin Korea Utara saat ini yaitu Kim Jong Un.
Pemerintahan Kim Jong Il bertepatan salah satu periode paling gelap dalam sejarah negara Korea Utara.
Periode itu adalah kelaparan yang berlangsung tahun 1994 sampai 1998 silam.
Kabarnya kelaparan parah kala itu menewaskan hingga jutaan warga Korea Utara.
Seorang penduduk kota perbatasan Sinuiju mengungkapkan larangan yang presiden Korut berikan.
Di mana selama masa berkabung mereka tak boleh minum alkohol, tertawa ataupun terlibat dalam kegiatan rekreasi.
Sumber itu juga mengatakan terdapat pelarangan belanja bahan makanan saat hari peringatan itu sendiri.
Dia mengatakan pula dahulu banyak orang yang kedapatan minum ataupun mabuk selama masa berkabung berlangsung.
Kemudian aparat setempat menangkap serta memperlakukan mereka seperti seorang penjahat ideologis.
Lalu petugas membawa mereka pergi dan tak pernah terlihat lagi.
Dia berkata kalau ada anggota keluarga yang meninggal selama masa berkabung kematian ayah Kim Jong Un tak boleh menangis keras.
Bahkan orang-orang tak bisa merayakan hari ulang tahun mereka sendiri selama masa berkabung.
Sumber lainnya yakni seorang warga provinsi Hwanghae Selatan turut mengatakan fakta dalam masa itu.
Ia mengungkap jika polisi sudah mendapat tugas untuk waspada kepada orang-orang yang tak tampak berduka.
Perusahaan milik negara serta kelompok masyarakat juga harus memperhatikan orang-orang yang merasa kelaparan dalam masa berkabung.
Sempat Beredar Isu Kematian Kim Jong Un
Sementara itu sebelumnya sempat beredar isu kematian presiden Korea Utara ini.
Isu meninggalnya Kim Jong Un beredar pada bulan lalu.
Kendati demikian isu itu terbantah dengan kemunculan sang presiden tepat di hadapan publik.
Presiden Korea Utara kembali muncul di tengah publik setelah sebulan lebih lamanya menghilang dari pandangan orang-orang.
Menghilangnya sang presiden dari hadapan publik inilah yang menimbulkan isu meninggalnya sang presiden.
Kemunculan presiden Korut sendiri untuk memeriksa proyek pembangunan besar yang berlangsung di dekat perbatasan dengan negara China.
Proyek besar ia sebut sebagai melambangkan kemauan kuat negaranya guna mencapai kemakmuran.
Pencapaian itu berlangsung dalam menghadapi isolasi sekaligus tekanan dari internasional.
Melansir dari media sempat, kantor berita resmi Korut melaporkan jika Kim Jong Un menyatakan kepuasan selama kunjungan itu.
Kunjungan berlangsung ke kota Samjiyon atas kemajuan proyek di daerah yang ia sebut sebagai tempat suci matahari.
Samjiyon yang terletak di kaki Gunung Paektu kabarnya merupakan pusat spiritual revolusi negara Korea Utara.
Membangun Samjiyon sebagai model kota berbudaya adalah salah satu fokus utama kampanye konstruksi nasional.
Pembangunan itu ingin negara selesaikan guna memperingati 75 tahun berdirinya partai berkuasa di bulan Oktober tahun 2020 kaku.
Tetapi pembangunan terhambat karena adanya penutupan perbatasan mengenai pandemi Corona.
Kendati demikian dalam kunjungannya itu, Kim Jong Un memuji pekerja atas kemauan yang kuat, kesetiaan tinggi serta keringat mererka agar terus maju.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.