Reportasee.com – Teknologi pangan merupakan buah perkawinan antara ilmu pengetahuan dan teknologi yang fokus terhadap kebutuhan makan masyarakat.
Teknologi pangan banyak orang gunakan khususnya ketika bahan pangan mentah telah siap masuk pengolahan.
Hadirnya teknologi pangan sanggup meningkatkan nilai suatu bahan masakan.
Tidak heran jika home industry di bidang pangan semakin menjamur hari demi hari.
Masyarakat biasa pun turut menikmati keuntungan menggunakan produk-produk elektronik untuk urusan dapur.
Pasalnya, aktivitas mengelola makanan kini lebih ringan karena lebih menghemat waktu, biaya dan tenaga.
Bukan tanpa alasan, tujuh poin di bawah ini adalah bukti bahwa kehadiran alat-alat pengelola bahan masakan memberi keuntungan tersendiri.
7 Keuntungan Teknologi Pangan
Memenuhi Tuntutan Kebutuhan Pangan Masyarakat
Kebutuhan pangan masyarakat adalah kebutuhan yang terus-menerus harus diperbarui dan bahaya apabila diberi jeda.
Kebutuhan pangan manusia harus dipenuhi secara terus menerus, sedangkan bahan pangan justru memiliki batas periode.
Fakta tersebut merupakan sebuah kendala dan membutuhkan solusi agar kebutuhan pangan tetap terpenuhi.
Teknologi pangan dalam hal ini berperan penting untuk mengawetkan makanan.
Bahan pangan yang diproduksi memiliki masa kelayakan konsumsi lebih lama sehingga dapat disalurkan ke berbagai daerah di dalam dan luar negri.
Bagi masyarakat daerah, kemampuan teknologi pangan dalam mengawetkan makanan sanggup menciptakan peluang ekonomi baru.
Makanan khas mereka yang biasanya hanya sebar ke daerah sekitar, kini dapat disebar ke daerah lain.
Bahkan pelaku home industry dapat melakukan ekspor secara mandiri.
Menjadi Media Baru Bagi Kreativitas Produsen
Masyarakat yang telah mempelajari manfaat dari teknologi pangan dengan baik, pastinya akan menggunakan zipper, blender, mixer, heater dan sejenisnya untuk berkreasi.
Mereka dapat mengolah buah, sayur serta umbi-umbian sederhana menjadi produk camilan inovatif yang bisa mereka distribusikan untuk menambah penghasilan.
Mereka juga tidak membutuhkan waktu lama untuk menciptakan menu-menu makanan baru sekaligus mengawetkan makanan.
Masyarakat home industry terutama, mereka cukup bergantung pada kinerja produk elektonik dapur untuk proses menciptakan varian makanan layak jual yang baru.
Kemasan produk makanan dengan varian yang terus diperbarui sangat membantu mereka untuk tetap bertahan di tengah persaingan industri makanan.
Label makanan juga akan tetap eksis dan terbantu untuk selalu memenuhi tuntutan kebutuhan pasar.
Meningkatkan Ketahanan Makanan Mentah
Keuntungan menggunakan teknologi pangan dalam hal ketahanan makanan dapat kita lihat pada masyarakat nelayan, pebisnis rumah makan hingga restoran.
Bahan makanan yang diperoleh namun belum bisa diolah akan diawetkan dengan suhu tertentu.
Mereka mengawetkan bahan pangan mentah dengan suhu minimal 4 derajat celcius.
Alasannya sederhana yakni menghindari kerugian akibat bahan makanan yang mudah rusak, busuk dan berjamur.
Teknologi pangan akan merawat bahan pangan mereka agar layak untuk diolah pada saat yang diinginkan.
Bahan makanan juga akan tetap bisa didistribusikan di kemudian hari ketika iklim dan musim menghambat alam untuk memproduksi bahan pangan.
Membunuh Bakteri Serta Penyakit di Dalam Bahan Pangan
Bahan pangan tidak selalu dalam kondisi steril.
Media alam yang menjadi sumber bahan pangan seringkali adalah media yang dihinggapi berbagai bakteri dan mikroorganisme.
Perlu suhu tertentu untuk memastikan bahan pangan diproses secara aman bagi kesehatan manusia.
Sebab, bakteri dan mikroorganisme hanya dapat dibunuh dengan kekuatan suhu.
Teknologi pangan adalah satu-satunya solusi teknologi yang sanggup menciptakan suhu tertentu dalam waktu singkat.
Dari suhu yang paling minim hingga yang paling ekstrim.
Sehingga masyarakat tetap dapat memenuhi kebutuhan pangan harian tanpa khawatir terkontaminasi bakteri.
Menjaga Nutrisi Bahan Pangan
Selain fungsinya yang sanggup mengawetkan dan membunuh bakteri, teknologi pangan dapat membantu masyarakat dalam melakukan fortifikasi.
Fortifikasi merupakan upaya penambahan gizi pada bahan pangan.
Fortifikasi tidak hanya menutrisi tetapi juga sanggup menambah kelezatan hidangan masakan.
Contoh dari aktivitas fortifikasi yakni pembuatan garam yang kaya akan yodium serta gula yang kaya akan zat glukosa.
Baik garam maupun gula sama-sama memiliki fungsi pertambahan nutrisi.
Yodium yang dikandung garam sangat membantu mencegah terjadinya penyakit gondok.
Sedangkan glukosa dapat mencegah terjadinya kekurangan zat gula dalam darah manusia.
Membantu Menghidangkan Makanan Secara Praktis
Apabila makanan dan minuman sebelumnya harus disajikan dengan cara yang rumit dan memakan waktu lama, kini dapat dibuat dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Bantuan teknologi pangan sangat berperan penting dalam memangkas waktu pengolahan berbagai jenis makanan dan minuman.
Kedai, rumah makan hingga restoran memanfaatkan fungsi tersebut untuk mengatasi antrian pembeli terlalu panjang.
Pada kehidupan sehari hari misalkan, untuk menyeduh wedang jahe kita tidak perlu lagi mengupas, membersihkan kulit jahe dan merebusnya.
Karena memang produk bubuk jahe instan sudah tersedia dimana-mana.
Bahkan kita dapat memilih varian wedang jahe instan sesuka hati dengan tambahan susu atau bubuk kopi dalam satu kemasan.
Oven, magic com, kompor lisrik adalah contoh media yang membuat kita lebih mudah dalam mengelola aneka rempah dan hasil bumi lainnya.
Menjaga kelayakan makanan dan mendistribusikan makanan
Teknologi pangan sanggup membantu masyarakat memperoleh penghasilan tambahan.
Teknologi pangan bahkan sangat berperan untuk memberi nilai kelayakan konsumsi pada bahan pangan yang tersisa.
Akan tetapi, kita juga perlu mempertimbangkan konsekuensi dari penggunaan teknologi pangan, seperti biaya alat serta biaya listrik.
Ketergantungan kita pada teknologi pangan tak bisa dipungkiri dapat menambah tumpukan sampah organik dan non organik.
Sudah selayaknya kemudahan yang kita nikmati dari hadirnya berbagai teknologi tidak membuat kita lalai untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Sehingga siklus yang terjadi tidak terputus akibat kerusakan alam yang tidak mampu lagi memproduksi bahan pangan akibat ulah kita sendiri.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.