Viral merupakan sebuah kosakata yang lekat dengan media sosial. Ia merujuk pada sebuah konten yang banyak menarik perhatian masyakarat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, viral memiliki arti yang berkaitan dengan penyebaran virus, ia akan cepat menyebar secara luas dan cepat.
Berbeda dengan definisi dari KBBI, viral kini melekat pada sebuah konten atau pemberitaan yang ramai di tengah masyarakat, konten atau pemberitaan tersebut menjadi bahan pembicaraan dan secara cepat menyebar di kalangan masyarakat.
Salah satu konten yang paling sering menjadi viral adalah video, terlebih di era sosial media yang serba mudah dan canggih.
Sebuah video dengan mudah menyebar lalu memancing berbagai respon dari penontonnya, entah itu respon positif berupa dukungan ataupun respon negatif berupa kritikan pedas.
Terlepas dari semua hal tersebut, terdapat beberapa proses yang dapat membuat sebuah video semakin viral.
Salah satu peneliti dalam sebuah jurnal dengan judul “Proceeding of the National Academy of Sciences”, Emily Falk memberikan penjelasan terkait viralnya sebuah konten video.
Emily menjelaskan, pengalaman pribadilah yang menjadi salah satu alasan mengapa seseorang berminat untuk membagikan sebuah konten video.
Karena sebuah konten video tersebut memiliki kemiripan atau ‘relate’ dengan pengalaman hidup yang pernah ia alami, maka ia akan terpancing untuk sekedar menyukai hingga membagikan konten video tersebut.
Orang-orang yang merasa pengalaman hidupnya ‘relate’ dengan video tersebut lalu akan terus membagikan video tersebut hingga video itu terus menyebar.
Alasan mengapa sebuah video menjadi viral
Namun, apakah hal di atas cukup untuk membuat sebuah video menjadi viral? Menurut Brent Coker, melalui situs web University of Melbourne, menyebutkan bahwa setidaknya ada 4 alasan yang menyebabkan sebuah video menjadi viral.
- Ungkapan
Sebuah video yang dapat membuat penonton mampu meluapkan banyak perasaannya, sehingga mengubah berbagai emosi negative menjadi emosi positif cenderung akan memiliki peluang besar untuk di bagikan oleh penonton.
Hal ini sebenarnya berkaitan dengan perasaan dan pengalaman dari penonton itu sendiri. Pikiran dari penonton akan secara alami memahami situasi ketika ia mampu meluapkan perasaannya.
Kecenderungan ini membuat penonton merasa bahwa video tersebut mampu mewakili berbagai emosi dan perasaan yang ingin ia ungkapkan, sehingga membuatnya ingin membagikan video tersebut kepada orang lain.
- Getaran
Sebuah konten video tentang bencana alam, mungkin membuat penonton merasa empati. Atau sebuah video kemesraan sepasang kekasih membuat penonton merasa ikut Bahagia sambal mengenang masa-masa pacaran dahulu.
Getaran dalam hal ini, merupakan bentuk hubungan dari perasaan penonton dengan konten video yang ada.
- Pengakuan
Beberapa orang memiliki pandangan bahwa orang-orang akan menyukainya ketika ia membagikan sebuah video yang sedang viral.
Secara alamiah, seringkali seseorang ingin membuktikan diri dengan menyatakan eksistensinya dalam sebuah kelompok.
Selain menyatakan eksistensi, seseorang juga cenderug ingin mendapatkan pengakuan sebagai sumber infomasi penting dengan membagikan konten viral yang sedang ramai.
- Relevansi pribadi
Sebuah konten video yang memiliki kemiripan atau relevansi dengan pengalaman pribadi penonton akan memicu timbulnya perasaan menghargai dari penonton.
Perasaan menghargai ini, mencakup penghargaan terhadap berbagai aktivitas, objek serta ide yang terkandung dalam video tersebut.
Perasaan ini juga terkenal dengan sebutan afinitas, atau ketertarikan karena adanya persamaan kepentingan.
Seseorang cenderung akan membagikan sebuah video yang membangkitkan sebuah kenangan khusus dari penonton.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.