Kejahatan Klitih memang menjadi perhatian kalangan warganet terutama masyarakat di kawasan Sleman.
Bahkan Bupati Sleman DI Yogyakarta yakni Kustini Sri Purnomo ikut menanggapi aksi tersebut.
Ia menyebutkan para remaja sebagai pelaku klitih sebagai anak-anak kreatif dan kurang perhatian serta fasilitasi.
Kustini tak mau menyebut para pelaku dengan debutan anak nakal melainkan para anak kreatif dan aktif tetapi salah mengambil sikap.
Karena itulah mereka mengarah kepada sejumlah tindakan yang negatif.
Bupati mengatakan dari sejumlah kasus yang terjadi, rata-rata anak-anak ini masih terbilang kurang edukasi.
Terlebih edukasi tentang akibat dari perbuatan itu yang dapat membuat mereka berurusan dengan bidang hukum.
Ia melanjutkan, anak-anak yang mempunyai energi lebih ada baiknya mengarahkan terhadap sejumlah hal positif sehingga hasilnya bagus.
Kasus klitih yang terjadi di Bumi Sembada terakhir tercatat hari Senin tanggal 27 Desember 2021 lalu dini hari.
Korban dari kejahatan tersebut adalah seorang remaja dengan inisial D umur 16 tahun dan F berumur 16 tahun.
Mereka mengalami pengeroyokan serta pembacokan oleh sebanyak enam orang.
Di mana salah satu di antara pelaku kejahatan Klitih masih berstatus di bawah umur.
Sedangkan data dari Kepolisian DIY mencatat ada sebanyak 80 pelajar terlibat dalam 58 kasus serupa di sepanjang tahun 2021 lalu.
Modus operan paling banyak terjadi berurutan adalah pengrusakan, penganiayaan serta kepemilikan sajam atau senjata tajam.
Kustini sepakat kalau aksi klitih adalah tindakan kriminal yang siapa pun benarkan dalam hukum ataupun norma masyarakat.
Oleh sebab itulah ia mengajak semua pemangku kepentingan terkait terlibat dalam penanganan masalah ini.
Hal ini juga termasuk peran aktif yang berasal dari kedua orang tua.
Bagi Kustini, upaya komprehensif mereka perlukan untuk mengarahkan anak-anak kreatif menyalurkan energy mereka ke kegiatan positif.
Bukan itu saja, Kustini mengklaim bahwa Pemkab Sleman sudah cukup lama menaruh perhatian terhadap kasus kejahatan Klitih.
Terbukti dari pengaktifkan PIKR atau Pusat Informasi dan Konseling Remaja oleh pihaknya.
Cerita Korban Terbaru Kejahatan Klitih
Kasus para korban Klitih kerap kali menjadi viral di kalangan warganet.
Adapun kasus terakhir yang terjadi berlangsung pada hari Sabtu 1 Januari lalu tepat dini hari.
Korban adalah Hanung Aryo yakni pelajar kelas 3 SMK yang berasal dari Kecamatan Danurejan Yogyakarta.
Menurut sang kakak, Hanung kala itu tengah dalam perjalanan pulang dari berkemah dengan ketujuh temannya.
Kemudian ada sekelompok pemuda melontarkan kata-kata makian kepada rombongan Hanung.
Saat mendengar kata-kata makian tersebut, secara refleks Hanung dan teman-temannya bertanya kenapa.
Namun tiba-tiba rombongan sebanyak tiga motor dengan tujuh orang tersebut mengacungkan celurit tajam.
Melihat terduga pelaku kejahatan Klitih membawa senjata tajam, sontak rombongan Hanum melarikan diri.
Sayangnya Hanum beserta seorang kawannya berhasil terkena lemparan botol minuman keras tepat di bagian punggungnya.
Setelah itu salah satu temannya bernama Zaki langsung melarikan Hanung menuju Rumah Sakit bernama Bethesda Lempuyangwangi.
Tetapi karena kala itu Rumah Sakit penuh, ia pun melarikan Zaki ke RS Bethesda Pusat.
Saat perjalanan ke rumah sakit itu, mereka bertemu lagi dengan salah satu dari kelompok yang menyabet Hanum.
Usai peristiwa tersebut, kakak Hanung segera melapor ke polisi dan pihak keluarga berharap agar pelaku bisa segera menangkap para pelaku.
Namun Kepala Kepolisian Resor Kota Yogyakarta yakni Kombes Pol Purwadi Wahyu Anggoro berkata itu bukanlah aksi kejahatan Klitih.
Purwadi mengatakan mereka sama-sama rombongan lalu serempetan hingga saling ribut dan melempar batu.
Ia menegaskan sehingga penyerangan itu bukanlah klitih melainkan berkelahi saja namun di jalan.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.