Baru-baru ini, Google merilis chatbot Bard AI miliknya sendiri yang langsung menjadi perhatian publik seluruh dunia.
Perilisan chatbot AI tersebut berlangsung dalam live from Paris lewat acara live streaming secara online.
Peluncuran Bard AI diharapkan dapat memberikan saingan yang layak untuk mesin pencari Bing terintegrasi ChatGPT Microsoft terbaru.
Perilisan Bard AI Google yang Mengecewakan
Sayangnya segala tentang Bard AI menjadi awal yang sulit untuk perusahaan raksasa teknologi Google.
Ini sebagai buntut dari presentasi bot Bard yang menyertakan kesalahan factual utama oleh program AI.
Hal itu menyebabkan penurunan sahams ampai $100 miliar untuk Google hanya dalam kurun waktu satu hari.
Banyak pihak mencatatkan bahwa ini bisa menunjukkan bahwa Bard belum siap untuk peluncuran secara luas.
Tampaknya karyawan perusahaan Google sendiri setuju dengan anggapan tersebut.
Menurut sebuah laporan, karyawan Google memakai form meme internal perusahaan MemeGen untuk mengolok-olok Bard, serta CEO Google Sundar Pichai.
Dilaporkan meme tersebut menggambarkan acara itu sebagai terburu-buru, gagal, rabun, dan masih banyak lagi.
Bahkan satu meme menyatakan bahwa, “memburu Bard ke pasar dalam kepanikan memvalidasi ketakutan pasar tentang perusahaan”.
Anggapan itu merujuk pada penurunan angka yang begitu besar sesudah pengungkapan penelitian AI.
Sementara yang lain turut mencemooh fakta bahwa pemecatan sampai 12 ribu karyawan baru-baru ini meningkatkan nilai saham sampai 3%.
Karena itulah, Google Bard sejatinya merupakan hal yang sangat disayangkan di mata publik.
Google Bard Bukan Pertanda Baik untuk Google
Banyak orang yang kemudian menganggap bahwa Bard bukanlah pertanda baik untuk Google.
Bahkan insinyurnya sendiri sangat ingin mengejek Google Bard yang merupakan proyek besar untuk raksasa teknologi tersebut.
Memang ChatGPT memberikan persaingan ketat dalam hal mesin pencari di seluruh dunia.
Dengan begitu, Google perlu bertindak bersama kalau ingin memenangkan perlombaan senjata AI.
Belum lama ini, publik berargumen bahwa ChatGPT tak akan menyelamatkan Bing dari ekspansi AI Google.
Sebab diketahui ChatGPT sendiri berada dalam layanan mesin pencari Bing besutan Microsoft.
Namun Google justru membuat publik tidak benar-benar percaya akan kehebatannya.
Diketahui, Bard didasarkan pada chatbot LaMDa Googe, yang merupakan model bahasa untuk aplikasi yang tengah dikembangkan.
Ini pada dasarnya sudah menjadi penyebab sejumlah masalah bagi Google di masa lalu.
Mungkin bencana paling populer yang sudah dihasilkan dari pengembangan LaMDa yaitu kisah Blake Lemoine.
Ia merupakan seorang insinyur di Google yang menjadi yakin bahwa program AI sudah mengembangkan perasaan sebenarnya, lalu diberhentikan dari perusahaan.
Tak alam setelah itu, AI meminta untuk berbicara bersama seorang pengacara dengan alasan yang hanya diketahui oleh ia sendiri.
Masalah pertumbuhan AI tersebut pada dasarnya sudah menyebabkan tingkatan kehati-hatian lebih tinggi di pihak Google.
Pada tahun lalu, dia mengumumkan bahwa terdapat pesaing alat pembuat gambar AI populer yakni DALL-E.
Saat itu, layanan DALL-E disebut imagen dan mampu mengubah petunjuk teks menjadi gambar, lalu klip video.
Kendati demikian, Google justru membatasi akses publik ke perangkat lunak itu dengan alasan ada kemungkinan masalah keamanan.
Kehati-hatian dalam menghadapi adanya teknologi baru tersebut mungkin bijaksana.
Namun tampaknya Google masih berhasil melakukan hal itu, setidaknya tim internal tampak berpikir serupa.
Bard jelas bisa memanfaatkan lebih banyak waktu dalam pengembangan untuk membuatnya siap.
Banyak orang berpendapat bahwa pengembang AI harus meluangkan waktu sebanyak yang dibutuhkan untuk mempersiapkan sistem kompleks lebih luas.
Karena itulah, perkembangan Bard AI masih tergolong lamban dan mengecewakan banyak orang.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.