Google Bard masih menjadi kontroversial sejak sistem tersebut memberikan jawaban yang salah dalam tahap demo.
Bahkan banyak orang yang menyebut bahwa Google terburu-buru merilis saingan untuk platform ChatGPT yang sudah muncul terlebih dahulu.
Karena kesalahan Google Bard tersebut, saham perusahaan pun dikabarkan mengalami penurunan yang cukup drastic.
Google Bard yang Bermasalah
Kabarnya perusahaan bersiap untuk merilis platform Google Bard secara langsung ke masyarakat umum.
Bersamaan dengan hal itu, Google justru meminta karyawannya untuk membantu melatih AI dengan menuliskan kembali jawabannya yang salah.
Dilaporkan, VP of Search Google yakni Prabhakar Raghavan mengirimkan email ke karyawan pada awal pekan ini.
Dalam laporan tersebut, perusahaan meminta bantuan dalam melatih Gard dengan memberikan tanggapan yang salah atau buruk.
Bukan hanya itu, email itu turut menyertakan halaman yang harus dan tak boleh dilakukan tentang bagaimana cara karyawan mengoreksi Bard.
Selain itu, isi email yang dikirimkan perusahaan juga memberikan insentif kepada karyawan untuk menuliskan koreksi dengan Lencana Moma di profil internal masing-masing karyawan.
Dokumen permintaan yang harus dan tak boleh dilakukan dikirimkan Google agar karyawan berinteraksi dengan Bard.
Hal itu bertujuan supaya dapat mempercepat pelatihan model Bard.
Pada topik yang dipahami dengan baik oleh karyawan, dokumen tersebut meminta supaya karyawan menulis ulang jawaban yang salah.
Karyawan Diminta Menulis Ulang Jawaban
Lebih lanjut, email menambahkan tentang yang harus dilakukan oleh karyawan saat menuliskan ulang jawaban Bard yang salah.
Isi email menyebut para karyawan harus melakukannya dengan santai, sopan, dan mudah didekati.
Selain itu, perusahaan juga meminta karyawan agar tetap mempertahankan nada netral dan tanpa pendapat, serta menulis sebagai orang pertama.
Dokumen tersebut mengatakan bahwa tanggapan dari karyawan tak boleh membuat stereotip.
Perusahaan turut meminta agar karyawan menghindari membuat anggapan berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, kebangsaan, usia, orientasi seksual, lokasi, maupun hal serupa.
Bahkan jawaban juga tak boleh menyiratkan emosi atau mengklaim pengalaman seperti manusia biasa.
Namun saat berbicara tentang topik yang lebih sensitif seperti nasihat hukum, medis, ataupun keuangan, karyawan diminta untuk memberikan jempol ke bawah.
Hal itu juga bisa dilakukan apabila Bard merespon jawaban dengan sesuatu yang penuh dengan nada kebencian atau kasar.
Mungkin ini mengacu terhadap UI yang sudah di pratinjau oleh Google sebelumnya, dan tidak menuliskan jawabannya lagi.
Karyawan yang menjadi kontributor 10 teratas dari organisasi pengetahuan dan informasi juga mendapat kesempatan untuk berbagi umpan baik secara langsung.
Perbaikan AI yang Masih Belum Sempurna
Tampaknya upaya Google meminta karyawan menuliskan ulang jawaban terjadi lantaran banyak yang sudah menemukan kejanggalan dalam Bard.
Selain itu, alasan hal tersebut dilakukan Google karena selama satu minggu terakhir, Microsoft Bing AI mempunyai kecenderungan untuk keluar jalur sesudah titik tertentu.
Bahkan sistem juga membuat batasan yang bertentangan langsung dengan hal yang tampaknya coba dihindari oleh Google dalam pelatihannya kali ini.
Bukan itu saja, perubahan juga datang usai sentimen negatif yang datang dari pengungkapan Bard pertama kali.
Bagaimana tidak, pengumuman Google sebagian besar dianggap mengecewakan.
Karyawan Google dilaporkan perilisan tersebut gagal dan terkesan terburu-buru.
Hal itu juga mengakibatkan adanya kritik terang-terangan terhadap CEO Google Sundar Pichai dan manajemen perusahaan Google.
Di samping itu, karyawan Google sendiri sejatinya mengeluhkan tentang perilisan Bard yang terlalu terburu-buru.
Karyawan bahkan sampai memakai forum meme internal perusahaan MemeGen untuk mengolok-olok Google Bard.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.