Pada Sabtu (9/11/2024), serangkaian serangan udara Israel melanda wilayah timur dan selatan Lebanon, mengakibatkan korban tewas yang mencapai 33 orang, berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Lebanon.
Serangan ini dilakukan dengan target kelompok Hizbullah yang didukung Iran dan berpusat di wilayah tersebut.
Kementerian Kesehatan Lebanon menyebut bahwa 20 dari 33 korban tewas berada di wilayah Baalbek-Hermel, termasuk 11 orang di daerah Knaissseh, yang merupakan salah satu basis kekuatan Hizbullah.
Selain itu, di wilayah selatan Lebanon yang juga dikenal sebagai basis utama Hizbullah, serangan Israel menewaskan 13 orang lainnya.
Korban tersebut termasuk tujuh anggota tim penyelamat yang tergabung dalam kelompok amal Syiah Amal dan Hizbullah.
Dalam laporan terpisah, Kementerian Kesehatan Lebanon juga menyebut bahwa lima orang tewas di desa Hanouiyeh di selatan.
Selain itu, enam penyelamat dari asosiasi Pramuka Risala, yang berafiliasi dengan Amal, dan seorang penyelamat dari Komite Kesehatan Islam, berafiliasi dengan Hizbullah, menjadi korban serangan Israel di desa Deir Qanun.
Di kota Nabatiyeh, serangan udara Israel melukai setidaknya 12 orang. Serangan pada Sabtu ini terjadi sehari setelah insiden di kota Tyre, di mana tujuh orang dilaporkan tewas, termasuk dua anak-anak.
Tim penyelamat masih melakukan pencarian untuk korban yang mungkin tertimbun di bawah reruntuhan bangunan.
“Serangan musuh Israel di kota Tyre menewaskan tujuh orang, termasuk dua anak perempuan, serta melukai 46 lainnya,” ungkap pernyataan kementerian, yang menambahkan bahwa beberapa bagian tubuh ditemukan dan akan diidentifikasi melalui pengujian DNA.
Pada Jumat, Kementerian Kesehatan Lebanon awalnya melaporkan jumlah korban tewas sebanyak tiga orang, dengan lebih dari 30 lainnya mengalami luka-luka dalam insiden yang sama.
Di sisi lain, pihak militer Israel mengonfirmasi serangan yang mereka lakukan, dengan menyatakan bahwa sasaran utama serangan mereka adalah “infrastruktur teroris Hizbullah” yang berada di wilayah Tyre dan Baalbek.
Target ini meliputi anggota kelompok bersenjata, apartemen operasional, serta fasilitas penyimpanan senjata.
Pada hari yang sama, Hizbullah mengklaim melakukan serangan balasan dengan menembakkan roket dan rudal ke wilayah utara Israel, termasuk menargetkan pangkalan militer dan area di utara kota Haifa.
Hizbullah juga mengklaim berhasil menjatuhkan pesawat nirawak milik Israel, Hermes 450, di wilayah Lebanon selatan.
Konflik udara antara Israel dan Lebanon ini meningkat sejak Israel mengintensifkan kampanye militernya pada 23 September lalu, yang kemudian disusul dengan pengiriman pasukan darat seminggu setelahnya.
Ketegangan ini merupakan bagian dari eskalasi konflik lintas perbatasan yang terus berlangsung sejak Oktober 2023, di mana Hizbullah memperlihatkan dukungan terhadap sekutunya, Hamas, pasca serangan kelompok Palestina itu terhadap Israel yang memicu perang di Gaza.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa sejak dimulainya serangan lintas perbatasan ini, lebih dari 3.110 warga Lebanon telah menjadi korban tewas.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.