Pada saat gencatan senjata mulai berlaku di Lebanon, Israel melanjutkan serangan udara intensif di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.
Serangan ini menambah daftar panjang korban jiwa dalam konflik yang terus berkecamuk.
Menurut pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza, sembilan orang tewas dalam serangan udara yang menghantam wilayah utara Jalur Gaza pada Kamis (28/11/2024).
Serangan tersebut, yang menghancurkan tempat penampungan bagi orang-orang terlantar di Sekolah Al-Tabi’een di distrik Daraj, Kota Gaza, menambah keprihatinan atas kondisi kemanusiaan di kawasan itu.
Sementara itu, militer Israel menyatakan serangan tersebut menargetkan individu yang diduga terlibat dalam pemboman tahun 2002 di kota Beersheba, yang melukai 10 warga sipil.
Militer juga mengklaim telah menyerang puluhan sasaran Hamas di kota-kota utara seperti Jabalia dan Beit Lahia.
Salah satu lokasi yang menjadi target adalah bekas Sekolah Al-Harthani di Beit Lahia, yang diduga digunakan oleh Hamas untuk kegiatan militer.
“Pasukan kami sedang beroperasi untuk melenyapkan teroris melalui serangan udara dan pertempuran jarak dekat,” ujar pihak militer Israel.
Mereka juga menuding bahwa rudal anti-tank ditembakkan dari Rumah Sakit Indonesia di Gaza, yang menurut Israel dijadikan basis operasi oleh Hamas.
Di pihak lain, Hamas mengecam keras serangan ini, menyebutnya sebagai “operasi militer kriminal di Gaza utara.” Dalam pernyataan terpisah, seorang pejabat senior Hamas sebelumnya menyatakan dukungannya terhadap gencatan senjata yang telah dicapai di Lebanon dan membuka peluang untuk negosiasi serupa di Gaza.
Gencatan Senjata di Lebanon
Di tengah meningkatnya ketegangan di Gaza, gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon mulai berlaku pada Rabu malam.
Perjanjian ini mengakhiri lebih dari satu tahun permusuhan yang memuncak menjadi dua bulan perang skala penuh.
Namun, situasi di Gaza tetap genting. Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan bahwa mereka hampir tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk menanggapi situasi darurat, dengan hanya satu kendaraan penyelamat yang masih berfungsi akibat krisis bahan bakar.
Korban Jiwa yang Terus Bertambah
Konflik yang bermula dari serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu telah menyebabkan tragedi besar di kedua pihak.
Serangan awal tersebut menewaskan 1.207 orang di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut data resmi Israel yang dikutip AFP.
Sebagai balasannya, serangan Israel terhadap Gaza telah mengakibatkan kematian lebih dari 44.282 orang, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza yang dinilai kredibel oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Jumlah korban yang terus meningkat mencerminkan eskalasi kekerasan yang menghancurkan di kawasan tersebut, dengan dampak kemanusiaan yang tak terukur.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.