Arus modal asing yang mulai masuk ke pasar saham Indonesia memberikan sinyal positif bagi penguatan nilai tukar rupiah.
Pada perdagangan awal pekan depan, Senin (9/12/2024), rupiah diproyeksikan melanjutkan tren penguatan yang didukung ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan oleh Federal Reserve (The Fed).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan Jumat (6/12/2024) dengan kenaikan 0,11% atau 17 poin ke level Rp15.845 per dolar AS.
Pada saat yang sama, indeks dolar juga naik tipis 0,03% ke posisi 105,74. Kepala Riset dan Ekonom Utama Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto, menilai pasar global memiliki ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan pada Desember 2024, dengan potensi pemangkasan lanjutan pada Juni dan Desember 2025.
“Jika The Fed mulai melonggarkan kebijakan moneternya, Bank Indonesia kemungkinan akan tetap mengedepankan kebijakan pro-stabilitas sambil mempertimbangkan peluang pemangkasan suku bunga secara hati-hati,” ujar Rully dalam publikasi Economic and Market Updates yang dirilis Minggu (8/12/2024).
Perkiraan Tren Nilai Tukar Rupiah
Pada 2024, rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diproyeksikan berada di level Rp15.760, dengan target penguatan hingga Rp15.415 pada akhir tahun.
Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas memperkirakan nilai tukar rata-rata pada 2025 berada di level Rp15.700, dengan potensi penutupan di Rp15.550 pada akhir tahun depan.
Pengamat pasar modal Hans Kwee mengamati bahwa pelemahan rupiah yang sempat terjadi bersifat jangka pendek.
Hal ini, menurutnya, dipicu oleh respons pasar terhadap kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS dan eskalasi konflik Rusia-Ukraina.
Namun, aliran dana asing yang mulai masuk ke pasar saham Indonesia menjadi katalis positif.
“Beberapa hari terakhir, kami melihat adanya inflow dana asing ke pasar kita. Ini merupakan sinyal baik, terutama karena dampak perang dagang global relatif tidak terlalu signifikan bagi Indonesia,” jelas Hans.
Inflow Asing Menguat
Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp1,07 triliun pada pekan pertama Desember 2024.
Angka ini kontras dengan pekan sebelumnya yang mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp3,89 triliun.
Sementara itu, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah pada Senin (9/12/2024) akan fluktuatif, namun berpotensi ditutup menguat di kisaran Rp15.800—Rp15.850 per dolar AS.
Kebijakan Bank Indonesia dan Intervensi Pasar
Hans Kwee menambahkan bahwa kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) November 2024 kemungkinan akan berlanjut jika rupiah tetap mendekati level Rp16.000 per dolar AS.
Namun, terdapat harapan pemangkasan BI Rate pada Desember atau awal tahun depan.
“BI juga telah melakukan intervensi dengan Surat Berharga Rupiah Indonesia (SRBI). Meski demikian, intervensi ini memiliki tantangan tersendiri, seperti pedang bermata dua, yang perlu diantisipasi dengan cermat,” pungkasnya.
Kombinasi aliran dana asing, ekspektasi kebijakan The Fed, dan stabilitas kebijakan domestik menjadi faktor penting yang akan menentukan arah pergerakan rupiah dalam beberapa waktu ke depan.
Semua mata kini tertuju pada kebijakan yang diambil para pemangku kebijakan, baik di tingkat global maupun domestik.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.