Berita

Herdiat Sunarya Hadiri Acara Maulid Nabi di DPD PKS Ciamis

Calon Bupati Ciamis, Dr. H. Herdiat Sunarya, menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh DPD PKS Ciamis pada Sabtu (21/09) di Gedung Kantor DPD PKS Ciamis, Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 84.

Dalam kesempatan tersebut, Dr. H. Herdiat Sunarya hadir mengenakan pakaian serba putih dan peci hitam.

Ia didampingi oleh anggota Fraksi PKS DPRD Jawa Barat, H. Didi Sukardi, S.E., yang mengenakan batik lengan pendek dan peci hitam.

Acara Maulid Nabi yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Maulid Nabi 1446 H/2024 M ini mengangkat tema “Meneladani Rasulullah SAW, Berkolaborasi Hadirkan Islam yang Rahmatan Lil Alamin.”

Kedekatan Dr. H. Herdiat Sunarya dengan PKS Ciamis memang tidak dapat dipungkiri.

Pada Pilkada 2019, PKS Ciamis mengusung Dr. H. Herdiat Sunarya dan Yana D. Putra sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Ciamis.

Pasangan tersebut berhasil memenangkan Pilkada dan kini memimpin Kabupaten Ciamis untuk periode 2019-2024.

Pada Pilkada 2024 mendatang, PKS Ciamis kembali mengusung Dr. Herdiat Sunarya sebagai calon petahana.

Dalam sambutannya, Dr. H. Herdiat Sunarya menyampaikan rasa bahagianya atas dukungan yang diberikan PKS.

Herdiat mengaku sangat berterima kasih dan bangga atas dukungan PKS.

Ia menyaksikan dan merasakan sendiri bagaimana kader-kader PKS berjuang dengan penuh semangat pada Pilkada 2019, meyakinkan masyarakat untuk memilih pasangan HY waktu itu.

“Alhamdulillah, sekarang kita bersama lagi, dan semoga kita bisa terus bersinergi untuk memajukan Kabupaten Ciamis,” ungkapnya di hadapan ratusan kader dan pengurus DPC PKS Ciamis.

Sementara itu, Ketua DPD PKS Ciamis, Arif Anwar Budiman, dalam arahannya kepada jajaran pengurus DPC PKS, menekankan pentingnya meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam berpolitik.

Arif menyampaikan kisah tentang Rasulullah yang selalu menyuapi seorang nenek Yahudi buta setiap hari, meskipun nenek tersebut sering mencaci beliau.

“Rasulullah tetap konsisten dan tidak pernah memberitahukan identitasnya,” katanya.

Setelah Rasulullah wafat, kebiasaan tersebut diteruskan oleh sahabatnya, Abu Bakar RA.

Namun, nenek tersebut merasakan perbedaan dalam perlakuan dan kemudian dijelaskan bahwa yang biasa menyuapinya adalah Rasulullah.

Arif menuturkan, mendengar hal tersebut, nenek itu akhirnya bersyahadat.

“Akhlak mulia seperti itulah yang harus dicontoh dalam berpolitik,” ujar Arif, mengakhiri arahannya.


Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Back to top button