Pada Kamis, tentara Lebanon mulai dikerahkan ke wilayah selatan negara itu, kawasan yang selama ini berada di bawah pengaruh kuat Hizbullah.
Keberadaan bersenjata di wilayah ini sebelumnya hanya diizinkan untuk tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB, sesuai dengan ketentuan gencatan senjata yang telah disepakati.
Langkah ini menjadi simbol penting bagi kedaulatan Lebanon. Dalam sebuah pernyataan, tentara Lebanon mengungkapkan bahwa mereka “menembakkan senjata ke arah mereka,” merujuk pada pasukan Israel yang masih berada di kawasan itu.
Militer Israel, di sisi lain, menegaskan bahwa mereka akan tetap berada di wilayah selatan Lebanon dan aktif menegakkan pelanggaran atas perjanjian gencatan senjata.
Menurut seorang sumber militer Lebanon, pasukan Lebanon telah mulai melakukan patroli dan mendirikan pos-pos pemeriksaan di selatan Sungai Litani.
Namun, mereka belum memasuki area yang masih dikuasai oleh pasukan Israel.
Kehadiran tentara Lebanon ini diharapkan menjadi langkah awal dalam mengembalikan stabilitas di kawasan yang selama ini menjadi pusat ketegangan.
Harapan dan Kesedihan di Tengah Kehancuran
Langkah ini memicu haru di kalangan warga Lebanon yang telah lama merindukan perdamaian.
Puluhan ribu warga yang sebelumnya melarikan diri akibat konflik kini kembali ke rumah-rumah mereka di kota dan desa sekitar Litani, hanya untuk mendapati banyak dari mereka hancur lebur.
“Saya merasa seolah-olah jiwa kami telah kembali,” kata seorang warga, dengan mata yang memancarkan kelelahan saat ia membersihkan pecahan kaca dan puing-puing yang berserakan di lantai rumahnya.
Bagi banyak warga, kembalinya tentara Lebanon memberikan secercah harapan, meskipun tantangan di depan mata masih besar.
Krisis yang Lebih Dalam
Namun, konflik ini hanyalah puncak dari gunung es. Selama bertahun-tahun, Lebanon telah bergulat dengan krisis politik dan ekonomi yang semakin parah.
Data Bank Dunia dari awal tahun ini menunjukkan bahwa angka kemiskinan di Lebanon telah meningkat tiga kali lipat dalam satu dekade terakhir.
Bagi sebagian besar warga, kehancuran akibat perang hanyalah babak baru dari penderitaan yang tak berujung.
Meskipun situasi di wilayah selatan mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan, perjalanan Lebanon menuju pemulihan penuh masih panjang.
Dengan tantangan yang meliputi rekonstruksi infrastruktur, pemulihan ekonomi, dan stabilitas politik, warga Lebanon tetap menggantungkan harapan pada kehadiran tentara mereka sebagai simbol kedaulatan dan awal dari kebangkitan kembali negeri mereka.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.