Berita

Hajar Aswad, Penampilan Batu Asal Surga

Reportasee.com – Hajar Aswad selalu menjadi tujuan umat muslim kala menunaikan ibadah Haji. Mereka berlomba-lomba menuju batu tersebut dan kemudian menciumnya.

Secara Harfiah, batu ini terdiri dari dua kata. Hajar artinya adalah batu sedangkan Aswad berarti Hitam. Menurut umat islam, batu ini mereka yakini berasal dari Surga.

Konon, dahulunya batu tersebut berwarna putih. Bahkan cahayanya sangat terpancar hingga menerangi seluruh daratan Arab. Namun karena dosa manusia yang terus bertambah maka warnanya berubah menjadi hitam.

Bentuk dari batu itu berupa bulat layaknya telur. Hal ini berada di buku bernama Ka’bah Rahasia Kiblat Dunia. Kutipannya berasal dari web Universitas Al-Azhar. Kemudian karakteristik batu tersebut ada titik warna merah serta bentuk zig zag dengan warna kuning.

Material dari batu yang ada di Arab ini berasal dari batuan utuh dengan ukuran 30cm. Akan tetapi kemudian menjadi 15 pecahan. Lalu batu tersebut berada dalam penanaman matriks dengan semen menjadi pengikat. Proses ini terjadi pada tahun 1631 di mana menjadi maa restorasi dari al-Utsmani.

Asal Mula Hajar Aswad

Batuan Hajar Aswad atau Hajar al-Aswad berasal dari surga. Tak hanya itu terdapat penyebutan di hari kiamat nanti batu akan bersaksi untuk semua orang yang pernah menciumnya. Maka tak mengherankan kala ibadah di sekitar Ka’bah tiba, umat islam rela beramai-ramai mencium batu ini.

Berdasarkan riwayat, orang yang menemukannya pertama kali ialah Nabi Ismail. Sedangkan peletakkan pertamanya oleh Nabi Ibrahim.

Sinar dari batuan semakin lama meredup hingga berwarna hitam. Tak hanya mempunyai warna berubah, batu ini juga mempunyai aroma cukup unik. Aromanya tergolong wangi alami, bahkan sudah ada sejak kemunculannya.

Sekarang, Hajar Aswad berada di sisi luar Ka’ah. Tujuannya adalah agar mudah untuk orang menciumnya. Mencium baru ini merupakan sunah yang Nabi Muhammad SAW lakukan. Pasalnya berliau setiap kali tawaf selalu menciumnya.

Di umur Nabi Muhammad mencapat 30 tahun, kala itu beliau belum menjadi seorang rasul. Bangunan Ka’bah akan beliau renovasi kembali lantaran kala itu banjir menimpa kota Mekkah. Maka sampailah proses renovasi dalam peletakan Hajar Aswad.

Suku Quraisy pun terlibat perselisihan tentang siapa yang berhak menaruhnya. Bahkan perselisihan tersebut hampir saja mengakibatkan pertumpahan darah. Tetapi kemudian perselisihan bisa selesai lewat kesepakatan yang menunjuk seorang hakim. Akhirnya pilihan jatuh kepada sang Nabi Muhammad SAW.

Rasulullah berkata dengan bijak kepada mereka berupa beliau meminta sebuah kain. Kemudian kain itu datang dan beliau mengambil Hajar Aswad dan meletakkan di atasnya. Beliau pun berkata hendaknya tiap qabilah memegang sisi-sisi dari kain untuk mengangkatnya secara bersama-sama.

Kemudian mereka melakukannya hingga tiba di tempatnya. Barulah Rasulullah menaruh dengan tangannya sendiri dan pembangunan berlanjut.

Selama berabad-abad keberadaannya, tak terhitung banyaknya orang yang mencium batu ini. Sebut saja Rasulullah, para sahabat, tokoh soleh serta jutaan umat muslim yang melaksanakan ibadah haji maupun umrah.

Pencurian Batu Dari Surga

Dalam perjalanan sejarah dari batu Hajar Aswad, sudah banyak peristiwa yang terjadi. Peristiwa tersebut berupa hilang bahkan pecah. Kementerian Arab Saudi memberikan detail mengenai sejarah tentang proses peletakan kembali batu tersebut.

Kala Bani Bakar melakukan pengusiran terhadap keturunan dari Jurhum di wilayah Makkah, Amr bin Harits membawa serta beberapa barang. Antara lain dua buah patung emas berbentuk kepala rusa. Selain itu ia juga membawa Hajar Aswad kemudian memendamnya dalam sumur Zamzam. Lalu mereka pergi menuju Yaman.

Pemendaman batu di dalam sumur Zamzam rupanya tidak bertahan lama. Sebab seorang wanita asal bani Khaza’ah memberitahu para kaumnya kalau ia melihat orang dari Jurhum, memendam batu di dalam sumur. Kemudian mereka menaruh kembali ke asalnya. Peristiwa tersebut terjadi sebelum berlangsungnya pembangunan yang Qushay bin Kilab lakukan.

Sesudah Makkah berhasil suku Qaramitah kuasai, mereka membantai sebanyak 1.700 orang yang berada di Masjid Al Haram. Sebagian dari mereka bergelantungan di sekitar Ka’bah. Barulah kemudian sumur Zamzam mereka penuhi denga banyak mayat.

Tak hanya itu, mereka juga merampas harta banyak orang serta perhiasan yang ada di Ka’bah. Lalu menyobek kiswah penutup dan kemudian membagikan untuk kawan-kawannya.

Penghancuran ka’bah tak sampai situ saja. Mereka juga merampok benda berharga dalam ka’bah mencopot pintunya seta mengambil talang bermaterial emas.

Peristiwa lainnya yang pernah terjadi di tahun 1351 H bulan Muharram. Kala itu ada seorang laki-laki asal Afganistan. Ia mencuri potongan dari kain Kiswah, serta mencungkil pecahan batu Hajar Aswad. Tak hanya itu ia juga mencuri sepotong perak di tangga Ka,bah. Kemudian penjaga masjid mengetahui perbuatan pria itu. Ia pun tertangkan dan mendapatkan hukuman mati.

Tanggal 28 Rabiul Akhir datang seorang raja bernama Abdul Aziz. Kedatangannya adalah dalam rangka merekatkan pecahan batu akibat ulah tentara terkutuk. Proses perekatan berlangsung setelah penelitian oleh banyak ahli. Tujuannya menemukan bahan khusus sebagai material perekat. Yaitu bahan kimia yang bercampur minya misik serta ambar.

Foto Beresolusi Tinggi Pertama Kali

Presiden umum dalam  Urusan Masjidil Haram dan Nabawi melakukan perilisan foto Hajar Aswad. Berbeda pada umumnya, foto ini merupakan close up beresolusi tinggi perdana di hari Senin 3 Mei lalu.

Teknologi yang mereka gunakan adalah Fox Stack Panorama. Sehingga foto dari batu berkumpul dengan tingkatan berbeda-beda. Kemudian akan menghasilkan sebuah gambar dalam akurasi paling besar.

Mengutip dari Sky News Arabia, mereka membutuhkan waktu selama 7 jam. Tak hanya itu, mereka jga membutuhkan gambar sebaganya 1.050 Fox Stack Panorama. Barulah mereka berhasil memperoleh foto dengan resolusi 49.000 megapixel.

Proses edit dari foto Hajar Aswad membutuhkan watu sangat panjang. Bahkan mereka juga membutuhkan waktu hingga 50 jam lamanya.

Letak dari batu ini berada di sudut sebelah tenggara Ka’bah. Dan menjadi titik awal serta akhir kala umat islam melaksanakan tawaf.

Salah satu batu bersejarah ini memiliki warna kemerah-merahan. Diameternya adalah 30 sentimeter. Serta di sekelilingnya ada bingkai berwarna perak murni guna mengawetkan batuan ini.

Sebagai informasi tambahan, selama bulan Ramadhan di tahun 2021 pemerintah Arab Saudi mengizinkan umat islam ibadah umrah. Mereka juga bisa shalat dalam Masjidil Haram dengan syarat sudah memdapat vaksin.

Jumlah Jemaah yang boleh melaksanakan ibadah umrah di Ramadhan 2021 sekitar 50.000 orang. Sedangkan 100.000 jemaah yang melakukan ibadah selain umrah, boleh shalat di dalam Masjidil Haram. Hal ini mengartikan hanya sebatar 150.000 jemaah di tiap harinya yang boleh ada di Masjidil Haram selama bulan Ramadhan ini.

Mengutip dari Kemenag.go.id Hajar Aswad bisa menjadi tempat mustajab untuk umat islam berdoa. Batuan ini terdiri dari delapan buah batu kecil. Kemudian masing-masing ditempel dalam batu besar dan bingkai perak sebagai pembungkusnya.


Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Back to top button