Okultasi Bulan adalah salah satu fenomena astronomi unik di mana Bulan tampak menutupi objek langit lain yang lebih kecil saat bergerak di sepanjang jalur ekliptika, yaitu jalur langit yang mewakili bidang tata surya.
Fenomena ini bisa terjadi dengan berbagai objek langit, termasuk bintang, planet terdekat seperti Merkurius, Venus, dan Mars, hingga planet luar seperti Jupiter dan Saturnus.
Namun, okultasi dengan planet luar biasanya sangat jarang terjadi, hanya beberapa kali dalam satu dekade.
Pada 27 November 2024, fenomena menarik ini akan melibatkan Bulan dan Spica, bintang paling terang di rasi Virgo.
Menurut laporan EarthSky, momen ini menjadi salah satu waktu terbaik untuk mengamati bintang Spica, yang memiliki karakteristik dan cerita unik di dunia astronomi.
Apa Itu Okultasi Bulan?
Okultasi terjadi ketika Bulan tampak menutupi objek langit lain dari pandangan di Bumi.
Fenomena ini mirip dengan gerhana, di mana posisi objek-objek langit sejajar sehingga salah satu di antaranya tersembunyi.
Dalam kasus okultasi Bulan dan Spica, Bulan akan tampak jauh lebih besar dibandingkan Spica jika diamati dari Bumi.
Hal ini terjadi karena jarak Bulan ke Bumi yang hanya sekitar 384.400 kilometer, jauh lebih dekat dibandingkan jarak Spica yang mencapai 250 tahun cahaya (sekitar 9 triliun kilometer).
Detail Waktu dan Pengamatan
Fenomena okultasi Bulan dan Spica akan berlangsung pada pukul 17.28 hingga 21.50 WIB, dengan durasi total 4 jam 22 menit.
Saat puncak okultasi, Spica tidak akan terlihat karena sepenuhnya tertutupi oleh Bulan. Namun, pengamat dapat menyaksikan bintang Spica di dekat Bulan sebelum atau sesudah puncak okultasi.
Pada waktu tersebut, Spica akan tampak bersinar di sisi Bulan, menciptakan pemandangan langit yang menakjubkan.
Sayangnya, fenomena ini tidak dapat disaksikan langsung di Indonesia. Okultasi Bulan dan Spica hanya akan terlihat di wilayah tertentu seperti Amerika Serikat dan Kanada.
Meski demikian, masyarakat Indonesia masih dapat mengamati keberadaan Spica di langit pada sekitar pukul 04.00 WIB, saat Bulan dan Spica muncul di cakrawala timur menjelang fajar.
Mengenal Bintang Spica
Spica merupakan bintang ganda, terdiri dari dua bintang yang saling mengorbit dengan periode sekitar empat hari.
Bintang ini termasuk salah satu yang paling terang di langit malam, dengan magnitudo +0.9 dan spektrum cahaya biru yang memukau.
Nama “Spica” berasal dari bahasa Latin yang berarti “pucuk gandum,” menggambarkan perannya sebagai simbol rasi Virgo.
Meski termasuk dalam kategori bintang kerdil (dwarf), Spica memiliki suhu permukaan yang ekstrem, berkisar antara 11.000 hingga 25.000 kelvin.
Dalam siklus evolusinya, Spica diperkirakan akan berakhir sebagai supernova—sebuah ledakan bintang besar yang menjadi peristiwa spektakuler di alam semesta.
Fenomena Langit Menuju Akhir Tahun
Fenomena seperti okultasi Bulan dan Spica menjadi pengingat akan keindahan dan kerumitan kosmos yang terus bergerak.
Meskipun tidak dapat diamati langsung di wilayah Indonesia, peristiwa ini tetap menjadi pengingat akan pentingnya astronomi dalam memahami alam semesta dan tempat kita di dalamnya.
Bagi masyarakat yang ingin menyaksikan keindahan langit malam, akhir tahun selalu menawarkan banyak kejutan astronomi.
Pastikan untuk mengamati cakrawala timur menjelang fajar, di mana Spica dan Bulan akan menghiasi langit Indonesia, menjadi pemandangan yang tidak kalah memukau dari fenomena okultasi itu sendiri.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.