Kencur alias cikur asal Desa Werasari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, diperkirakan sudah diperdagangkan sejak tahun 1900-an
Sesepuh Desa Werasari, KH. Otong Turmudzi, mengungkapkan, kencur atau cikur Werasari dikenal memiliki kekhasan tersendiri.
Otong menyebutkan, pulau Jawa merupakan target penjualan dari tanaman yang memiliki khasiat tersebut.
Menurut Otong, berdasarkan cerita turun-temurun, kencur sudah diperdagangkan di Desa Werasari tahun 1900.
Seingat Otong, saat masih kecil, ia melihat kencur hasil panen diangkut memakai delman ke wilayah Maleber.
“Ada yang dipasarkan di pasar lokal, ada yang ke Tasikmalaya, bahkan hingga ke Yogyakarta,” katanya.
Otong menambahkan, banyak warga Desa Werasari yang pergi menunaikan haji karena hasil usaha jualan kencur.
“Mereka biasanya dikenal dengan sebutan Haji Cikur atau Haji Kencur,” katanya.
Pemdes Werasari Butuh JUT Buat Topang Produksi Kencur
Pemerintah Desa Werasari menyebutkan produksi kencur di wilayah tersebut mencapai angka 10 ton per tahun.
Kepala Desa Werasari, Didin Tarsudin, membenarkan perkiraan angka produksi kencur atau cikur tersebut.
Didin menilai, angka produksi kencur bisa lebih ditingkatkan lagi jika ditopang fasilitas sarana dan prasarana.
Menurut Didin, untuk mendongkrak peningkatan produksi, pihaknya memerlukan jalan usaha tani (JUT) ke perkebunan kencur.
Kira-kira, Didin menambahkan, dibutuhkan sekitr 2 kilometer lagi pembangunan infrstruktur jalan usaha tani tersebut.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.