Artikel

Cara Beli Saham BCA

Reportasee.com – Saham BCA kini lebih populer seiring dengan Investasi pada pasar modal saat ini menjadi investasi yang cukup populer. Lalu, bagaimana cara beli saham BCA?

Karena banyaknya sarana, informasi, dan teknologi menjadikan peminat dari investasi ini sangat banyak.

Selain itu keuntungan yang akan anda dapatkan dari investasi saham tentunya menjadi pertimbangan tersendiri.

Bagi investor, baik yang pemula maupun investor lama saham, akan merasa bahwa saham BCA ini sangat menggiurkan.

Bahkan saham dengan kode BBCA ini merupakan sebuah saham yang masuk pada kategori Blue chip.

Hal tersebut karena adanya kapitalisasi yang besar, memiliki kestabilan, dengan nilai yang tinggi.

Bahkan saat terdapat kontraksi pada saham lain, saham dengan kategori blue chip ini akan cenderung tetap bertahan pada posisinya.

Atau bahkan jika mengikuti penurunan-penurunan yang terjadi, akan sangat kecil dan tidak signifikan.

Saham blue chip pun selalu terkenal dengan leader pada market saham karena berbagai produknya terkenal.

Kemudian terdapat bukti adanya reputasi dari saham tersebut.

Dengan hal tersebut, calon investor pemula hendaknya dapat meletakkan investasi dari blue chips untuk mengurangi risiko dari kenaikan dan juga penurunan saham.

Perkembangan Saham BCA

Saham BCA atau Bank Central Asia merupakan saham yang sudah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang saham ini diperjual-belikan masyarakat.

Saham BCA ini merupakan saham dengan kategori blue chip.

Bank Central Asia memiliki kode saham BBCA dengan harga yang sedikit demi sedikit terus naik secara efektif dalam jangka waktu tertentu.  

Bahkan pada awal April 2021, harga jual saham BCA ini ialah sebesar Rp. 30.000 setiap lembarnya.

Padahal pada tahun 2008 harga saham BCA ini masih sebesar Rp. 3.600 perlembarnya.

Hal tersebut berarti bahwa selama 13 tahun terakhir harga saham BCA mengalami kenaikan lebih dari 7 kali lipat.

Jika menilik dari awal adanya saham BCA, saham BCA ini pertama kali diperjualbelikan pada 31 Mei 2000.

Pada masa itu, BCA memberikan penawaran umum perdana saham atau IPO dengan harga Rp. 1.400 setiap lembar sahamnya.

IPO dapat terjadi sebanyak 2 tahun setelah pemegang saham mayoritas terjadi pergantian, yakni dari Salim Grup ke Djarum Grup.

Hal tersebut terjadi seiring dengan adanya krisis moneter pada saat tersebut.

Saat ini, Djarum Grup melalui Dwimuria Investama Andalan menjadi pemegang saham mayoritas BCA dengan porsi kepemilikannya yang lebih dari 55,5%.

Sementara sisanya menjadi milik publik.

Setelah terjadi IPO, maka masyarakat akan melakukan pembelian saham secara umum.

Kemudian harga saham akan terus melonja naik seiring dengan berkembangnya perusahaan menjadi lebih besar.

BCA sendiri merupakan bank swasta yang paling besar di Indonesia dan mengalami persaingan dengan berbagai bank besar swasta lain.

BCA melakukan stock split atau pemecahan harga saham pada tahun 2008.

Dengan adanya kebijakan tersebut, maka mengakibatkan harga saham menjadi lebih kecil, yakni dengan rasio 1:2.

Tahun tersebut merupakan tahun pertama BCA mengalami stock split.

Dari stock spilt yang terjadi pada tahun 2008 tersebut, maka harga saham cenderung baik meskipun dengan jangka yang cukup panjang.  

Pada 2021, saham BCA ini sudah menembus angka Rp. 30 ribu rupiah.

Bahkan sebelumnya, BCA pernah sampai pada level Rp. 36.900 setiap lembar sahamnya.

Cara Beli Saham BCA

Sejalan dengan peningkatan harganya, saham BCA menjadi saham yang paling mahal di Indonesia.  

Hal ini karena dalam ketentuan pembelian saham di Indonesia tidak dapat melakukan pembelian kecuali minimum 1 lot.

1 lot saham setara dengan sebanyak 100 lembar saham.  

Bahkan kini muncul wacana bahwa BCA akan melakukan stock split lagi karena harganya yang melonjak tinggi.

Akan tetapi hal tersebut masih belum jelas dan entah kapan akan terlaksanakan.

Untuk dapat membeli saham Bank BCA, anda dapat lakukan dengan cara ini:

Melakukan Pendaftaran

Untuk membeli saham anda terlebih dahulu harus mendaftarkan diri anda pada perusahaan sekuritas atau broker saham.

Anda akan mendapatkan rekening dana investor atau RDI.  

Nominal pembukaan rekening ini umumnya sejumlah 100 ribu rupiah.

Kemudian persiapkan sejumlah surat dan kartu identitas seperti kTP, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Dan juga buku tabungan yang menjadi persyaratan untuk mendaftarkan diri sebagai investor.

Setelah anda memiliki RDI, maka anda dapat melakukan pembelian serta penjualan saham dengan melalui perusahaan sekuritas.  

Alangkah baiknya sebelum melakukan pembelian, lakukan analisa terlebih dahulu.

Analisa Sebelum Investasi

Sebelum melakukan investasi, perlu adanya analisa mendalam dengan tujuan agar tidak mengalami kerugian.

Terdapat dua jenis analisis dalam saham, yakni analisa fundamental serta teknikal.

Kedua analisa tersebut sangat diperlukan sebelum memulai investasi.

Analisa fundamental dapat dimaknai dengan sebuah metode untuk melihat harga saham instrinsik dari suatu saham dengan pertimbangan berbagai aspek.

Salah satu aspeknya ialah kondisi ekonomi serta kondisi perusahaan.

Aspek fundamen ini seringkali menjadi awal adanya perubahan teknikal seperti harga dan sebagainya.

Selain itu, analisa teknikal ialah metode untuk memperkirakan adanya pergerakan saham dengan pertimbangan data historis seperti harga, volume transaksi, dan lain sebagainya.

Karena keduanya sangat penting, maka sebelum melakukan investasi hendaknya perhatikan dulu dengan membuat analisa agar investasi tidak mengalami kerugian.

Bahkan terdapat sebuah pendapat untuk tidak meletakkan seluruh dana anda pada satu perusahaan, untuk memaksimalkan perolehan keuntungan.  

Dengan meletakkan dana pada beberapa tempat, jika mengalami kerugian, maka tidak akan rugi sepenuhnya atau porsi kerugian variatif.

Begitupun dengan keuntungan.


Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan

Back to top button