Sekelompok ilmuwan telah memperingatkan bahwa Bumi akan segera menghadapi ancaman dari suar matahari super dahsyat yang kekuatannya jauh lebih besar daripada miliaran bom atom.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa peristiwa tersebut dapat memusnahkan satelit dan jaringan listrik, memberikan dampak yang lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.
Dalam studi yang dianggap paling akurat sejauh ini, para peneliti mengungkapkan bahwa suar matahari super—ledakan radiasi yang sangat kuat dari matahari—dapat terjadi dengan frekuensi yang lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.
Mereka menjelaskan bahwa peristiwa ini terjadi sekali setiap 100 tahun, bukan sekali dalam 1.000 hingga 10.000 tahun seperti yang banyak diyakini.
Sebagai perbandingan, peristiwa ini dapat melepaskan sedikitnya satu oktiliun joule energi—jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan dengan peristiwa Carrington pada tahun 1859, yang menyebabkan kerusakan besar pada jaringan telegraf dan bahkan menyebabkan kertas yang ada di meja terbakar.
Dampak dari peristiwa seperti itu bisa sangat mengerikan. Dalam dunia yang semakin bergantung pada teknologi satelit dan komunikasi global, suar matahari super berpotensi menyebabkan gangguan besar.
Jaringan listrik akan kelebihan beban, satelit-satelit akan terlempar keluar dari orbit, dan jaringan komunikasi global dapat terputus total.
Bahkan, pesawat terbang di seluruh dunia akan dilarang terbang demi keselamatan.
Menurut Dr. Natalie Krivova dari Institut Max Planck (MPI), “Data baru ini mengingatkan kita bahwa meskipun peristiwa matahari yang ekstrem tampak jarang, mereka sebenarnya adalah bagian dari siklus alami matahari.”
Salah satu tantangan terbesar dalam memprediksi kapan suar super ini akan terjadi adalah terbatasnya data pengamatan terhadap matahari.
Sejak dimulainya era eksplorasi ruang angkasa, catatan radiasi matahari memang ada, tetapi pengamatan yang lebih mendalam baru dilakukan dalam beberapa dekade terakhir.
Untuk mencari tahu lebih lanjut, tim peneliti internasional yang dipimpin oleh MPI telah mempelajari perilaku bintang-bintang yang mirip dengan matahari.
Dalam penelitian ini, mereka menggunakan data dari teleskop Kepler milik NASA yang memantau lebih dari 56.000 bintang mirip Bumi antara tahun 2009 dan 2014.
Dalam pengamatan ini, mereka mendeteksi 2.889 suar super yang terjadi pada 2.527 bintang yang diamati.
Hasilnya mengejutkan banyak ilmuwan: suar super terjadi lebih sering daripada yang diperkirakan.
Dr. Valeriy Vasilyev, penulis pertama studi ini, mengatakan, “Kami sangat terkejut dengan frekuensi suar super pada bintang-bintang mirip matahari ini.”
Dari penelitian tersebut, mereka menyimpulkan bahwa peristiwa ini terjadi kira-kira sekali setiap 100 tahun, lebih sering dari yang pernah diperkirakan sebelumnya.
Hal ini memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai potensi ancaman yang dihadapi Bumi di masa depan.
Dengan semakin meningkatnya ketergantungan manusia pada teknologi berbasis satelit, ancaman suar matahari super ini bukanlah hal yang bisa diabaikan.
Penelitian ini membuka mata dunia akan pentingnya mempersiapkan diri untuk menghadapi dampak dari peristiwa alam yang sangat besar ini, yang dapat mengubah cara kita hidup dalam hitungan detik.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.