Negara-negara yang tergabung dalam kelompok ekonomi BRICS menegaskan bahwa mereka tidak memiliki agenda untuk melemahkan dolar AS meskipun sedang mempertimbangkan penerbitan mata uang khusus.
Penegasan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, dalam sebuah acara di Doha, Qatar, pada Sabtu (7/12/2024).
“BRICS sama sekali tidak memiliki kepentingan untuk melemahkan dolar AS,” ujar Jaishankar sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara BRICS dan Amerika Serikat, terutama setelah Presiden AS, Donald Trump, mengeluarkan peringatan keras kepada negara-negara anggota BRICS—yang meliputi ekonomi utama seperti India, Rusia, dan China. Trump menuntut agar BRICS tidak menciptakan mata uang baru atau mendukung mata uang alternatif yang dapat mengancam dominasi dolar dalam perdagangan global.
Melalui platform media sosial Truth Social, Trump menyatakan bahwa jika tuntutannya tidak dipenuhi, ia akan menerapkan tarif impor hingga 100% terhadap produk dari negara-negara anggota BRICS.
“Kami memerlukan komitmen dari BRICS bahwa mereka tidak akan menciptakan mata uang baru atau mendukung mata uang lain yang dapat menggantikan dolar AS. Jika tidak, mereka harus siap menghadapi tarif 100% dan kehilangan akses ke pasar AS,” tulis Trump dalam pernyataan yang juga dilaporkan oleh CNN pada Minggu (8/12/2024).
Langkah BRICS yang mempertimbangkan mata uang khusus ini sebenarnya bukan bertujuan untuk menantang dolar AS secara langsung.
Sebaliknya, inisiatif tersebut merupakan upaya untuk memperkuat kerja sama ekonomi di antara anggota, mengurangi ketergantungan pada mata uang tunggal, dan menciptakan stabilitas dalam perdagangan multilateral.
Sementara itu, ancaman tarif impor yang dilontarkan Trump menambah ketegangan diplomatik antara Amerika Serikat dan BRICS.
Para pengamat menilai bahwa langkah agresif Trump tersebut bertujuan untuk mempertahankan posisi dominan dolar AS di tengah perubahan dinamika ekonomi global.
Hingga saat ini, tidak ada konfirmasi lebih lanjut dari negara-negara anggota BRICS terkait rencana mata uang baru, namun pernyataan Jaishankar memberikan sinyal bahwa kerja sama ekonomi di antara anggota BRICS tidak bertujuan untuk mempolarisasi sistem keuangan global, melainkan untuk mencari jalan keluar atas tantangan ekonomi bersama.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.