Bisakah ChatGPT AI Membunuh Google?

Perilisan layanan ChatGPT AI memang menghebohkan masyarakat terutama para pengguna setia platform Google.

Bagaimana tidak, banyak orang yang menyebut bahwa ChatGPT mampu menggantikan peran Google sebagai mesin pencari.

Lantas apa saja yang sudah bisa dilakukan ChatGPT sampaia membuatnya disebut mampu membunuh Google?

Kemampuan ChatGPT AI untuk Pengguna

Sampai sejauh ini, tampaknya tak banyak yang tidak bisa dilakukan oleh ChatGPT, yakni chatbot yang ditenagai oleh AI atau kecerdasan buatan.

Bukan tanpa sebab, ChatGPT AI sejatinya sudah dipakai untuk menulis software, memberikan saran hubungan, menjawab soal ujian, dan fungsi lainnya.

Bot tersebut untuk saat ini gratis untuk dipakai siapa saja dan dari perangkat manapun.

Hal itu mengartikan banyak pengguna sudah mengajukan pertanyaan untuk mendapat informasi yang dibutuhkan dalam kehidupan setiap hari.

Sejak pergantian millenium pekerjaan tersebut sejatinya diperuntukkan bagi Google, yakni mesin telusur paling populer di dunia.

Karena itulah, nilai bisnis platform pencari Google mencapai $149 miliar berdasarkan data terbaru.

Namun masih banyak yang meragukan bahwa AI mampu berevolusi dan menempati hati para pengguna seperti Google, Bing, dan Baidu.

Apalagi, saat perilisan ChatGPT pada bulan Desember lalu oleh startup OpenAI, itu membuka mata publik betapa kuatnya teknologi AI dalam beberapa tahun terakhir.

Mengenal Cara Kerja ChatGPT

Sebagai informasi, ChatGPT adalah model bahasa besar yang sudah dilatih pada beberapa data teks.

Itu memungkinkannya untuk menghasilkan teks yang mirip manusia dan menakutkan sebagai respon terhadap perintah yang ada.

OpenAI menuturkan bahwa model ChatGPT keluarannya sudah dilatih memakai teknik pembelajaran mesin yang disebut RLHF atau Reinforcement Learning from Human Feedback.

Ini mampu mensimulasikan dialog, mengakui kesalahan, menjawab pertanyaan tindak lanjut, menantang premis yang salah, serta menolak permintaan tidak pantas.

Selain itu, sistem tersebut juga mampu menanggapi permintaan teks dari pengguna.

Bahkan sistem keluarannya dapat menanggapi permintaan pengguna untuk menulis esai, cerita, lirik lagu, penawaran pemasaran, surat keluhan, skrip, sampai puisi sekalipun.

Alat seperti ini dilatih memakai sampel teks raksasa yang berasal dari internet supaya dapat memahami bahasa manusia.

Responnya yang mirip seperti manusia terhadap permintaan apapun sudah memberikan orang cara baru untuk berpikir tentang meminta informasi secara online.

Sejak saat itu, para ahli sudah mempertimbangkan apa artinya AI bagi industri yang berbeda.

Pada bulan Desember, pengembang Gmail memperkirakan bahwa AI akan menghilangkan halaman mesin pencari serta menyebabkan gangguan total untuk Google.

Bahkan sebuah laporan juga menyebut bahwa eksekutif Google membunyikan kode merah di dalam perusahaan yang tengah berada tekanan karena ChatGPT.

Masalah yang dihadapi Pengembang AI

Walaupun begitu, sejatinya masih ada beberapa masalah yang tengah dihadapi oleh para pengembang AI.

Masalah pertama yaitu mengetahui cara terbaik untuk menggabungkan pencarian internet dengan alat AI.

Hal itu bisa bermanifestasi dari beberapa hasil sudut pandang yang berbeda, dan menurut gOogle akan dilakukan oleh mesin pencarinya.

Masalah lainnya yaitu bias, seperti data yang diambil dari sumber latihan sistem tersebut.

Penggunaan algoritma tersebut sempat menjadi kontroversi di masa lalu lantaran bisa melanggengkan bias masyarakat seperti gender, ras, dan budaya.

Penghalang utama terakhir dalam hal mesin telusur dengan tenaga AI adalah kepercayaan pengguna.

Sebab AI diketahui sudah memberikan tanggapan yang tak akurat secara faktual.

OpenAI sudah mengakui kecenderungan ChatGPT untuk merespon dengan jawaban yang terdengar masuk akal namun tidak meyakinkan.

Tampaknya itu adalah sebuah masalah yang dianggap cukup sulit untuk diperbaiki.

Ketika Google ataupun Bing dirilis sepenuhnya, mesin pencari bisa memberikan jawaban yang jelas dalam bahasa sederhana dari web serta brankas datanya sendiri.

Jadi sejatinya ChatGPT AI masih belum cukup meyakinkan dapat membunuh Google untuk saat ini, tetapi bisa saja kecanggihannya membuat orang beralih ke sana.


Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Hot Minggu Ini

Angka Pengunjung Perpusda Ciamis Tahun 2024 Melonjak

Kunjungan ke Perpustakaan Daerah (Perpusda) Ciamis pada tahun 2024...

Plants vs Zombies 2.1.7 Hadirkan Fitur Gabungan Tanaman Super!

Kabar menggembirakan datang untuk para penggemar Plants vs Zombies!...

Rupiah Diprediksi Tetap di Atas Rp16 Ribu Jelang Natal

Menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, nilai tukar...

Trump Bertekad Kembalikan Nama Denali ke McKinley

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, berjanji akan...

Tragedi Kecelakaan Bus di Tol Pandaan-Malang

Sebuah kecelakaan maut terjadi di Tol Pandaan-Malang KM 77...
spot_img

Topik

Angka Pengunjung Perpusda Ciamis Tahun 2024 Melonjak

Kunjungan ke Perpustakaan Daerah (Perpusda) Ciamis pada tahun 2024...

Plants vs Zombies 2.1.7 Hadirkan Fitur Gabungan Tanaman Super!

Kabar menggembirakan datang untuk para penggemar Plants vs Zombies!...

Rupiah Diprediksi Tetap di Atas Rp16 Ribu Jelang Natal

Menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, nilai tukar...

Trump Bertekad Kembalikan Nama Denali ke McKinley

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, berjanji akan...

Tragedi Kecelakaan Bus di Tol Pandaan-Malang

Sebuah kecelakaan maut terjadi di Tol Pandaan-Malang KM 77...

Honda dan Nissan Bentuk Perusahaan Induk Baru, IPO di Tokyo 2026

Dua raksasa otomotif asal Jepang, Honda dan Nissan, tengah...

1.000 Tentara Korea Utara Jadi Korban Perang Rusia-Ukraina

Perang antara Rusia dan Ukraina terus membawa dampak luas,...

Vonis Kasus Korupsi Timah: Harvey Moeis Dipenjara 6,5 Tahun, Tuntutan Dikurangi

Pengusaha Harvey Moeis divonis 6,5 tahun penjara dalam kasus...

Berita Terkait

Ketegori Populer

spot_imgspot_img