Berita

Biografi Herman Willem Daendels Viral Usai Dibandingkan Dengan Jokowi

Reportasee.comBiografi Daendels berikut ini menjadi salah satu informasi yang menarik untuk Anda simak lantaran kini namanya tengah viral.

Herman Willem Daendels sedang menjadi perbincangan sampai masuk jajaran trending topic twitter pada hari ini.

Namanya menjadi viral lantaran warganet membandingkan pencapaiannya dengan rekor presiden Jokowi.

Warganet mengingat pencapaian Gubernur Hindia Belanda di era penjajahan tersebut dalam membangung jalan Anyer Panarukan.

Kemudian mereka membandingkan dengan rekor Jokowi yang sudah membuat jalan tol mencapai 1900 kilometer.

Karena itulah banyak orang yang bertanya siapa Daendels dan bagaimana sejarah dalam pembangunan jalan Anyer Panarukan?

Daendels adalah salah seorang politikus Belanda yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke 36.

Masa pemerintahan Daendels sendiri berlangsung sekitar tahun 1808 hingga 1811 silam.

Ia lahir di kawasan Hattem, Gelderland tepatnya Republik Belanda pada tanggal 21 Oktober 1762 silam.

Lalu ia meninggal di usianya yang ke 55 tahun pada tanggal 2 Mei 1818 di kawasan Elmina tepatnya Pantai Emas Belanda.

Dalam biografi Daendels, ia tiba di Batavia tepat tanggal 5 Januari tahun 1808 lalu menggantikan Albertus Wiese yakni Gubernur Jenderal sebelumnya.

Ia mendapat tugas utama untuk melindungi kawasan pulau Jawa dari adanya serangan tentara asal Inggris.

Jawa merupakan satu-satunya kawasan koloni Belanda Perancis yang belum jatuh ke kekuasaan Inggris.

Selain itu Daendels juga terkenal sebagai pencetus dari pembangunan jalan Anyer Panarukan.

Di mana pembangunan tersebut kabarnya memakan banyak korban dari pekerja lantaran tak mendapat upah.

Inilah Sejarah dan Biografi Herman Willem Daendels

Kemudian tiga tahun lamanya, Daendels membangun jalan raya pos Anyer sampai Panarukan.

Pembangunan tersebut bertujuan guna melindungi Pulau Jawa dari adanya serangan Inggris.

Selain itu pembangunan bertujuan guna kelancaran dalam menyampaikan informasi lewat pos.

Sebab kala itu Jawa berfungsi sebagai basis militer Perancis untuk bisa melawan pasukan Inggris yang ada di kawasan Hindia Belanda.

Pembangunan tersebut juga menjadi awal mulai modernisasi di pulau Jawa sebagai jalan guna melakukan perubahan tradisi feudal.

Pada biografi Daendels, pembangunan jalan Anyer Panarukan menerapkan sistem bernama kerja wajib.

Hal ini ada kaitannya dengan sistem eksploitasi dari pemerintah kolonial yang melihat adanya peluang.

Sistem kerja seperti ini sebenarnya sudah berlangsung lama di dalam pemerintahan tradisional Jawa.

Selain itu sistem tersebut bisa dimanfaatkan guna kepentingan para kalangan colonial.

Berdasarkan sejarah, sistem pembangunan jalan ini terkenal sebagai sistem kerja paksa.

Para pekerja harus bekerja tanpa mendapatkan upah sepeser pun bahkan sampai menelan banyak korban jiwa.

Tetapi Djoko Marihandono yakni sejarawan Universitas Indonesia lewat akun Twitternya mengatakan fakta di balik kerja paksa.

Lewat unggahannya pada tahun lalu, ia berkata bahwa sebenarnya Daendels memberikan upah sebesar 30 ribu ringgit.

Bukan itu saja, ia memberikan pula beberapa uang kertas yang nominalnya cukup besar.

Akan tetapi bupati pada saat itu tak menyampaikannya ke pekerja atau bisa kita bilang korupsi.

Jalannya sendiri juga tidak mereka bangun sepenuhnya dari kawasan Anyer sampai Panarukan.

Beberapa di antaranya sudah ada sebelumnya sehingga Daendels sekedar memperlebar.

Pelebaran jalan tersebut seperti Anyer sampai Batavia serta Pekalongan hingga Surabaya.

Dengan kata lain, proyek pembangunan dalam biografi Daendels yaitu Jalan Raya Anyer Panarukan seluas 7,5 meter.

Jalanan ini dibatasi oleh batu di dua sisinya agar tak terkikis air yang mengalir.

Setiap 1506,9 meternya juga mereka beri tanda yakni tonggak batu dengan fungsi memudahkan perbaikan dan perawatan jalan.


Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan

Back to top button