BBM Pertalite kabarnya akan dihapus oleh pemerintah setelah bahan bakar jenis Premium.
Pemerintah kembali mengemukakan rencana untuk penghapusan BBM atau bahan bakar RON 88 yakni Premium.
Lewat Kementerian ESDM, bensi dengan jenis RON 90 yakni Pertalite menjadi pengganti Premium dalam masa transisi.
Berikutnya penghapusan pun berlaku untuk Pertalite sesudah tahap transisi selesai.
Dengan penghapusan BBM Premium dan Pertalite, nantinya hanya terdapat bensin dengan kadar oktan di atas 91.
Pemerintah menilai bensin tersebut lebih ramah terhadap lingkungan seperti halnya Pertamax.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM mengatakan masyarakat memasuki masa transisi.
Di mana premium jenis 88 akan berganti dengan Pertalite 90 sebelum kemudian nantinya memakai bahan bakar ramah lingkungan.
Bersama roadmap tersebut, terdapat tata waktu di mana nantinya masyarakat akan memakai BBM ramah lingkungan.
Selain itu ada masa pula di mana Pertalite harus shifting, dry dari Pertalite menjadi Pertamax.
Pemerintah nantinya berusaha meredam gejolak yang muncul di masyarakat mengenai tahap shifting BBM Pertalite menjadi Pertamax.
Supaya tak ada gejolak timbul di masyarakat tentang tahap transisi itu, pemerintah menyusun peta jalan bahan bakar minyak yang ramah lingkungan.
Melansir dari media terpercaya terdapat tiga tahapan yang akan Pertamina lakukan guna menghapus perlahan pemakaian Premium dan Pertalite.
Langkah pertama yaitu pengurangan bensin Premium beserta edukasi seta campaign guna mendorong masyarakat memakai BBM Ron 90.
Kedua yaitu langkah dengan pengurangan bensin Premium dan Pertalite dalam SPBU bersama edukasi serta campaign.
Hal ini bertujuan guna mendorong memakai BBM RON 90 ke atas.
Langkah berikutnya yaitu simplifikasi produk yang SPBU jual hanya dua varian yaitu BBM RON 91/92 dan BBM RON 95.
Strategi penghapusan itu adalah simplifikasi varian comply dan produk bersama Peraturan KLHK yang mengatur tentang baku mutu emisi.
Kementerian ESDM meyakini pula perubahan Premium ke BBM Pertalite bisa mengurangi kadar emisi karbon dioksida mencapai 14 persen.
Pengamat Berharap Pemerintah Tidak Intervansi Pertamax Setelah Penghapusan BBM Pertalite
Rencana penghapusan Premium 2022 dan Pertalite di masa mendatang mendapatkan peringatan keras dari pihak pengamat.
Abra P.G Talattov memandang di tengah pergantian Premium ke Pertalite sudah mengartikan Pertamina tak mudah menyesuaikan harga keekonomian Pertalite.
Hal ini mengartikan kalau Pertamina menjual Pertalite dengan harga rugi.
Apalagi kalau Pemerintah menghapus Pertalite lalu beralih ke Pertamax.
Penetapan harganya sendiri begitu tergantung berdasarkan keputusan dari pemerintah.
Menurut Abra, pemerintah harus secara jelas serta matang dalam merencanakan pergantian dari Pertalite menjadi Pertamax.
Sebagai badan usaha, pemikiran juga harus tertuju ke Pertamina supaya tetap dapat mendatangkan keuntungan dari proses penjualannya.
Abra sendiri merasa pesimis kalau pemerintah dapat secara andil ketika kebijakan penghapusan BBM Pertalite berjalan.
Menurut sang pengamat, seharusnya untuk harga jual Pertamax tak boleh ada intervensi dari pihak pemerintah.
Atau jika harga jualnya di bawah keekonomian bisa menyebabkan Pertamina rugi lebih besar daripada kondisi terkini.
Lanjut Abra, pemerintah harus konsisten dan tegas yang artinya tak dapat mengambil keputusan dengan abu-abu.
Sebab di satu sisi pemerintah hendak mendorong perusahaan Pertamina untung dengan cara menjual harga Pertamax keekonomian.
Tetapi di sisi lain, pemerintah hendak mejaga aspek di bidang politiknya yang tentu membuat keduanya tak dapat berjalan beriringan.
Oleh sebab itu kalau pemerintah bersikeras hendak menghapus BBM Pertalite, maka pemerintah harus mengalokasikan upaya subsidi.
Abra khawatir kalau pemerintah tak matang saat memutuskan penghapusan Pertalite menjadi gejolak sosial dan ekonomi.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.