Bagaimana Chatbot AI Google dan Microsoft Sebenarnya?

Adanya chatbot AI seperti ChatGPT yang didukung oleh Microsoft dan Google Bard tampaknya akan berpengaruh besar terhadap dunia teknologi.

Bagaimana tidak, banyak orang yang memperkirakan bahwa kedua hal itu akan mengambil masa depan pencarian di internet.

Menariknya lagi, sejumlah orang menyebut bahwa persaingan ini akan berlangsung dalam pertempuran bot.

Persaingan Chatbot AI Perusahaan Raksasa

Google dan Microsoft akan saling berhadapan tentang masa depan mesin pencarian.

Kedua perusahaan tersebut pun merangkul teknologi di balik chatbot AI yang menampilkan sistem terbaru.

Beberapa waktu lalu, perusahaan Google mengumumkan di hari Senin bahwa mereka tengah menguji Bard.

Ini merupakan saingan ChatGPT yang didukung oleh Microsoft dan dengan cepat menjadi sensasi di seluruh dunia.

Hal yang menghebohkannya lagi, perusahaan mengumumkan akan meluncurkan teknologi tersebut beberapa minggu mendatang.

Kemudian pada hari Selasa, Microsoft mengumumkan akan meningkatkan fokusnya terhadap kecerdasan buatan.

Ini nantinya meningkatkan pendanaan untuk alat digital terbaru yang mengagumkan.

Bukan hanya itu, perusahaan juga mengintegrasikan teknologi yang mendukung ChatGPT ke dalam produk termasuk Bing dan browser Edge.

Adanya pembaruan tersebut bertujuan untuk membuat pencarian yang lebih komunikatif.

ChatGPT yang dikembangkan oleh perusahaan OpenAI sudah mencapai 100 juta pengguna sejak perilisannya ke publik pada bulan November lalu.

Menurut beberapa perkiraan, ChatGPT akan menjadi aplikasi konsumen yang berkembang pesat sepanjang masa.

Mengapa Google dan Microsoft Memakai AI dalam Pencarian?

Reaksi terhadap kemunculan ChatGPT menunjukkan bahwa terdapat keinginan untuk pencarian yang disempurnakan oleh AI.

Selain itu, kemunculan Ai akan menghadirkan jawaban atas pertanyaan yang lebih dari sekedar tautan ke sebuah situs web.

Perusahaan Microsoft dengan jelas melihat hal tersebut sebagai peluang kompetitif.

Ini sama seperti Google yang menilai dari responnya begitu cepat.

Perusahaan Google juga yakin pengguna semakin ingin mengakses informasi dengan cara lebih alami dan intuitif.

Hal tersebut memungkingkan mereka menggunakan alat seperti Google Lens yang memungkinkan orang mencari memakai gambar dan teks.

Teknologi di Balik Chatbots Google dan ChatGPT

Bard dan ChatGPT keduanya didasarkan pada apa yang disebut sebagai model bahasa besar.

Untuk perusahaan Google disebut LaMDA yang merupakan jenis jaringan saraf dan meniru arsitektur dasar otak di dalam komputer.

Mereka diberi makan teks dalam jumlah yang besar dari internet dalam proses untuk mempelajari cara menghasilkan respon terhadap permintaan berbasis teks.

Hal tersebut memungkikan ChatGPT menghasilkan respon yang terdengar kredibel terhadap pertanyaan apa pun.

Perbedaan Bard dengan ChatGPT

Memang Google belum membuat Bard tersedia untuk umum, namun sistemnya menggunakan informasi terkini dari internet.

Bahkan sistem tersebut kabarnya dapat menjawab pertanyaan tentang 12 ribu PHK yang diumumkan oleh induk Google pada bulan lalu.

Kumpulan data ChatGPT dalam bentuk miliaran kata berlaku sampai 2021 lalu, namun chatbot masih dalam proses pratinjau penelitian.

Kepala eksekutif Google yakni Sundar Pichai menuturkan bahwa Bard mampu menjawab pertanyaan tentang apapun.

Google pun menunjukkan antarmuka yang lebih halus dibandingkan dengan ChatGPT.

Namun sistemnya belum dapat diakses oleh publik yang membuat perbandingannya langsung dengan layanan OpenAI begitu sulit untuk dilakukan.

Akankah AI Mengubah Pekerjaan Manusia?

AI yang bisa membuat konten baru mulai dari teks, audio, sampai gambar lewat petunjuk pengguna telah berdampak.

Hal tersebut pun menimbulkan kekhawatiran bahwa AI bisa menggantikan berbagai pekerjaan.

Sebut saja BuzzFeed akan memakai teknologi OpenAI untuk menyempurnakan kuisnya serta mempersonalisasi sejumlah konten.

Seorang profesor ilmu komputer di Universitas Oxford menuturkan bahwa beberapa industry akan merasakan dampak signifikan terhadap chatbot AI seperti ini.

Karena itulah, para pengguna sebaiknya tidak terlalu bergantung dengan chatbot AI keluaran Microsoft ataupun Google.


Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Hot Minggu Ini

Angka Pengunjung Perpusda Ciamis Tahun 2024 Melonjak

Kunjungan ke Perpustakaan Daerah (Perpusda) Ciamis pada tahun 2024...

Plants vs Zombies 2.1.7 Hadirkan Fitur Gabungan Tanaman Super!

Kabar menggembirakan datang untuk para penggemar Plants vs Zombies!...

Rupiah Diprediksi Tetap di Atas Rp16 Ribu Jelang Natal

Menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, nilai tukar...

Trump Bertekad Kembalikan Nama Denali ke McKinley

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, berjanji akan...

Tragedi Kecelakaan Bus di Tol Pandaan-Malang

Sebuah kecelakaan maut terjadi di Tol Pandaan-Malang KM 77...
spot_img

Topik

Angka Pengunjung Perpusda Ciamis Tahun 2024 Melonjak

Kunjungan ke Perpustakaan Daerah (Perpusda) Ciamis pada tahun 2024...

Plants vs Zombies 2.1.7 Hadirkan Fitur Gabungan Tanaman Super!

Kabar menggembirakan datang untuk para penggemar Plants vs Zombies!...

Rupiah Diprediksi Tetap di Atas Rp16 Ribu Jelang Natal

Menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, nilai tukar...

Trump Bertekad Kembalikan Nama Denali ke McKinley

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, berjanji akan...

Tragedi Kecelakaan Bus di Tol Pandaan-Malang

Sebuah kecelakaan maut terjadi di Tol Pandaan-Malang KM 77...

Honda dan Nissan Bentuk Perusahaan Induk Baru, IPO di Tokyo 2026

Dua raksasa otomotif asal Jepang, Honda dan Nissan, tengah...

1.000 Tentara Korea Utara Jadi Korban Perang Rusia-Ukraina

Perang antara Rusia dan Ukraina terus membawa dampak luas,...

Vonis Kasus Korupsi Timah: Harvey Moeis Dipenjara 6,5 Tahun, Tuntutan Dikurangi

Pengusaha Harvey Moeis divonis 6,5 tahun penjara dalam kasus...

Berita Terkait

Ketegori Populer

spot_imgspot_img