Reportasee.com – Arti kue keranjang khususnya bagi warga etnis Tionghoa tentunya memiliki makna khusus yang begitu mendalam.
Kue ini memang hanya ada setahun sekali yaitu pada saat menjelang perayaan Imlek.
Namun, makanan ini sudah lama menjadi simbol harapan besar bagi orang-orang yang merayakannya.
Makanan ini memiliki nama lain, yakni bernama kue bakul atau dodol China.
Kue keranjang selalu tersedia pada setiap menjelang Imlek dan pasti menjadi sajian utama.
Makanan ini memiliki bentuk yang bulat dengan tekstur kenyal.
Tak sedikit orang yang percaya bahwa kue keranjang ternyata bisa membawa keberuntungan selama setahun.
Uniknya, dalam pembuatan makanan khas ini pun ada pantangannya.
Beberapa contoh pantangannya seperti tidak boleh berbicara kotor, kasar, ataupun emosional.
Sebab, jika hal itu terjadi maka pada proses akhirnya akan tidak sesuai dengan harapan.
Bukan hanya itu saja, dari segi bahannya menggunakan bahan ketan yang memiliki sifat lengket.
Sifat lengket dari ketan ini mengartikan rasa persaudaraan antar sesama begitu erat.
Begitu pula dari bentuknya yang bulat juga memiliki makna.
Bentuk bulat ini menandakan kekeluargaan yang lebih utama dan penting serta tanpa batas waktu.
Kue keranjang akan menciptakan suatu kerukunan dalam hidup serta siap menghadapi hari-hari di masa depan.
Adanya keseruan dan sikap saling tolong menolong sangatlah penting untuk mewujudkan pesan tersebut.
Dengan adanya kue keranjang, maka makna kekeluargaan akan tetap terjalin dengan baik tanpa ada perselisihan.
Sedangkan pada rasanya yang manis juga memiliki symbol yaitu suka cita agar bisa menikmati kehidupan yang terbaik selama ini.
Arti kue keranjang jika dari segi ketahananannya terdapat makna yang mendalam.
Makna dari ketahanan kue itu berarti akan memiliki hubungan yang abadi meski zaman telah berubah.
Semua makanan tersebut membuktikan bahwa makanan ini sudah begitu lama dan melegenda.
Makna kue Keranjang Dalam Perayaan Imlek
Perayaan Imlek memang identik dengan sajian berbagai makanan khas, salah satunya yaitu kue keranjang.
Kebutuhan kue keranjang ini akan semakin banyak peminatnya saat mendekati tahun baru Imlek.
Saat ini ada berbagai macam aneka olahan dari bahan utama kue ini.
Sesuai dengan kelebihannya yang bisa awet tahan lama, arti kue keranjang ini bermakna hubungan abadi.
Meski kondisi zaman semakin ke depan akan mengalami banyak perubahan.
Bahkan, terdapat kisah pada zaman Dinasti Han, kue keranjang ini menjadi bekal dalam peperangan.
Kue ini pun mampu bertahan lama hingga mencapai 6 bulan.
Melansir dari National Geographic, kue keranjang termasuk kue khas yang selalu tersaji pada saat perayaan Imlek.
Dalam bahasa Mandarin, kue keranjang ini bernama Nian Gao atau dalam dialek Hokkian disebut dengan nama Ti Kwe.
Ti Kwe ini memiliki makna sebagai kue manis yang sering tersusun tinggi bertingkat.
Dengan penyusunannya dari bawah sampai atas yang semakin kecil atau mengerucut.
Selain itu, Ti Kwe ini memiliki arti sebagai peningkatan dalam hal rejeki dan kemakmuran.
Asal Usul Nama
Berdasarkan dengan nama aslinya, Nian Gao atau Ni-Kwe ini memang terkenal dengan sebutan kue tahunan.
Hal itu karena kue ini hanya muncul satu tahun sekali pembuatannya, yakni pada setiap menjelang Imlek.
Sementara itu, untuk daerah Jawa Timur memasak kue ini dengan peralatan yang khusus.
Mereka membuat makanan tradisional ini dengan menggunakan wadah atau keranjang dengan cetakan yang memiliki bolongan kecil.
Berbeda dengan daerah Jawa Timur, di Jawa Barat justru terkenal dengan sebutan dodol Cina.
Warga Jawa Barat menunjukkan asal muasal kue ini, sehingga pembuatannya mereka buat persis seperti kue aslinya.
Maka mereka pun membuat kue ini menyesuaikan dengan kaidah dari suku pembuatnya, yakni Tionghoa.
Legenda
Arti kue keranjang ini tentunya tidak lepas dari asal cerita rakyat pada zaman China kuno.
Cerita rakyat tersebut mengisahkan tentang seekor raksasa yang tinggal dalam gua pada sebuah gunung.
Raksasa besar itu bernama Nian.
Biasanya, raksasa itu akan keluar dari gua saat sedang merasa lapar.
Bahkan kerap kali, raksasa itu mencari korban ke desa untuk menjadi santapannya.
Apalagi saat musim dingin telah tiba, banyak hewan yang hibernasi.
Hal ini jelas membuat penduduk merasa ketakutan terhadap Nian yang memangsa mereka selama bertahun-tahun.
Hingga suatu hari akhirnya ada seorang warga yang bernama Gao memiliki inisiatif.
Gao pun menciptakan berbagai aneka kue sederhana.
Salah satunya yaitu kue yang terbuat dari bahan tepung ketan dengan gula ini.
Makanan tersebut kemudian Gao letakkan di depan pintu agar Nian sang raksasa memakannya.
Alhasil, raksasa itu menyantapnya dengan lahap hingga kenyang.
Nian pun kembali ke gua meniggalkan desa. Ia tidak memangsa masyarakat yang ada desa seperti dulu lagi.
Berkat kejadian tersebut, penduduk desa akhirnya membuat kue keranjang setiap musim dingin.
Hal itu untuk mencegah Nian memburu dan memakan manusia sebagai mangsanya.
Proses Pembuatan
Dalam pembuatan kue keranjang ini sebenarnya tidak terlalu mudah. U
ntuk pembuatan ini menggunakan cara tradisional serta membutuhkan waktu yang cukup lama.
Itulah mengapat arti kue dari keranjang ini begitu melekat karena memiliki makna kesabaran.
Maka wajar saja, dalam pembuatannya pun memerlukan waktu yang tidak sebentar.
Adapun cara pembuatannya, sama halnya untuk membuat bahan tepung ketan.
Biasanya beras ketan ini perlu Anda tumbuk menggunakan lumpang serta alu sampai benar-benar beras menjadi halus.
Selanjutnya, tepung ketan ini pun harus Anda campur dengan gula sampai benar-benar tercampur merata.
Setelah itu, barulah adonan pertama iniakan melewati proses fermentasi.
Pada proses fermentasinya membutuhkan waktu sekitar 1 bulan lamanya.
Hal itu bertujuan agar adonan tersebut dapat berubah warna hingga warnanya menjadi coklat kemerahan.
Tahap berikutnya, adonan yang telah fermentasi Anda campur dengan gula cair hingga benar-benar rata.
Dalam proses mencampurkan gula biasanya memerlukan waktu sekitar 10 menitan.
Gula yang tercampur merata akan menghasilkan cita rasa kue yang lebih enak.
Pada proses pengukusan tentunya memakan waktu yang cukup lama, yakni kurang lebih 11 hingga 12 jam.
Namun, sebelum melakukan proses penguusan, kue perlu melalui tahap cetak dan timbang terlebih dahulu.
Pencetakan perlu Anda lakukan menyesuaikan dengan ukuran.
Setelah Anda timbang dan cetak, maka barulah Anda melakukan pengukusan selama 11 hingga 12 jam lamanya.
Jika kue Anda telah selesai proses pengukusan, selanjutnya kue harus Anda dinginkan terlebih dahulu.
Saat pendinginan, kue yang sudah Anda kukus ini sebaiknya letakkan pada sebuah tempat yang aman.
Hal itu guna untuk menghilangkan hawa panas dari proses pengukusan.
Setelah itu, baru Anda melakukan pengemasan pada kue.
Demikianlah informasi mengenai arti kue keranjang dalam perayaan Imlek.
Terlepas dari makna khusus pada kue tersebut, kue ini memang rasanya enak dan manis.
Semoga Tahun Baru Imlek terus memberikan harapan terbaik dari tahun ke tahun.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.