Aplikasi Laut Nusantara merupakan inovasi teknologi dari XL Axiata yang bekerja sama dengan observasi laut (Kementrian Kelautan dan Perikanan).
Laut Nusantara sebenarnya rilis pada 29 Agustus 2018 silam dengan tujuan untuk memudahkan para nelayan di Indonesia untuk menangkap ikan.
Salah satu fitur yang menarik dalam aplikasi ini yaitu mendeteksi keberadaan ikan.
Sehingga para nelayan dapat dengan mudah untuk menentukan lokasi dalam menangkap ikan di lautan.
Manfaat ini sudah dirasakan oleh para nelayan dari daerah Jembarana, Bali.
Seorang nelayan Bernama Rustam bahkan mengaku hasil tangkapanya kini sebanyak dua kali lipat.
Rustam mengaku bahwa awalnya dia tidak tahu mengenai aplikasi laut nusantara.
Hingga akhirnya rasa penasaran muncul dan memustuskan untuk mengunduh aplikasi tersebut.
Dengan hadirnya aplikasi laut nusantara, dia sadar bahwa dirinya hidup di zaman teknologi dan harus memanfaatkanya sebaik mungkin.
Meskipun begitu, masih banyak teman-teman nelayannya yang belum mempercai hal tersebut.
Fitur Pada Aplikasi Laut Nusantara
Beragam informasi hadir dan tersedia secara sederhana untuk dapat memudahkan para nelayan dalam penangkapan ikan.
Hanya dalam satu genggaman aplikasi ini dapat merencanakan kegiatan peningkatan yang efketif, efisien dan aman.
Beberapa fiturnya yaitu menentukan secara mandiri lokasi penangkapan ikan terdekat.
Estimasi harga jual, estimasi BBM dan tetap mempertimbangkan kondisi, cuaca dan gelombang laut saat bekerja.
Bisa Mendeteksi Lokasi Ikan Tuna
Saat ini, aplikasi laut nusantara semakin canggih dengan kemampuan mendeteksi ikan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Salah satu fitur terbaru besutan PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) dan Balai Riset Observasi Laut (BROL) – Pusat Riset Kelautan KKP Republik Indonesia ini mulai diperkenalkan.
Fitur terbaru yaitu pendeteksi keberadaan ikan tuna sirip biru, kuning dan Albacore.
Ketiganya merupakan ikan yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan menjadi primadona di pasar dunia.
Fitur terbaru ini sudah bisa di manfaatkan oleh para nelayan sejak bulan Juli 2021.
Marwan O Baasir yang merupakan Chief Corporate Affairs Officer XL Axiata, mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus berusaha meningkatkan fungsi dan manfaat aplikasi laut nusantara ini.
“Semua teman-teman dari BROL mempunyai kompetensi yang dibutuhkan untuk dapat memperkaya manfaat aplikasi ini dengan data-data hasil riset yang melimpah. Sehingga dari hasil riset tersebut bisa diimplementasikan menjadi sarana digital yang dapat mendukung masyarakat nelayan kecil di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Beliau juga menambahkan, secara bertahap akan hadir fitur-fitur terbaru yang dapat meningkatkan kemampuan aplikasi laut nusantara.
Sementara itu, I Nyoman Radiarta selaku Kepala Pusat Riset Kelautan menyampaikan bahwa keberadaan fitur terbaru ini merupakan salah satu terobosan untuk meningkatkan pendapatan para nelayan.
Cara Kerja Pendeteksi Lokasi Ikan Tuna
Eko Susilo selaku peneliti BROL menjelaskan, cara kerja dari pendeteksi ikan-ikan tersebut yaitu dengan mendeteksi lokasi daerah penangkapan ikan yang berdasarkan kesesuaian kondisi lautan.
Kesesuaian tersebut bisa berdasarkan pada kriteria front suhu dan tingginya kesuburan perairan.
Front suhu merupakan daerah pertemuan antara massa air hangat dan dingin.
Sedangkan kesuburan perairan tinggi yang tinggi berasosiasi dengan tersedia makanan ikan, berupa plankton yang melimpah.
Kedua kriteria tersebut akan di analisis menggunakan data citra satelit.
Kriteria kesesuaian habitat ikan tersebut akan di analisis dengan menggunakan pemodelan numerik dan pendekatan statistik non-linear.
Eko mengungkapkan bahwa lokasi-lokasi keberadaan ikan tuna sirip kuning, biru dan albacore ditampilkan secara sederhana sehingga nelayan akan mudah memahaminya.
Berdasarkan hasil uji coba oleh BROL di sejumlah lokasi, tingkat ketepatan informasi sebaran Cakalang dan Tuna ini cukup tinggi yaitu antara 60 hingga 80 persen.
Sehingga, hal ini menjadi peluang bagi nelayan untuk mendapatkan jenis ikan-ikan tersebut dalam jumlah tinggi, berdasarkan petunjuk dan informasi yang tersedia.
Jenis Ikan yang mempunyai Nilai Ekonomi yang Tinggi
Ikan Tuna sirip kuning, biru dan Albacore memang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Menurut data dari Pusat Informasi Pelabuhan Kementrian Kelautan dan Perikanan, harga ikan tuna sirip Kuning di kisaran Rp. 50.000 per kg, sirip biru di kisaran Rp. 100.000 per kg dan Albacore sekitar Rp. 50.000 per kg.
Sampai ke tingkat konsumen, harga jualnya bisa mencapai tiga kali lipatnya.
Sementara di pasar Internasional, seekor tuna sirip biru atau Bluefin harganya pernah menembus rekor dunia dengan harga Rp. 25 miliar dengan bobot 276 kg.
Sebelumnya, pada aplikasi laut nusantara terdapat fitur pendeteksi ikan bernilai ekonomi tinggi seperti Tuna Mata Besar, Cakalang dan Lemuru Bali.
Tuna dan Cakalang juga termasuk di antara jenis ikan yang mempunyai permintaan pasar yang tinggi.
Pada tahun 2017, Indonesia memasok lebih dari 16 persen produksi Tuna dan Cakalang di dunia.
Saat ini pengguna aplikasi ini sudah mencapai 55 ribu pengguna aktif. Mayoritas penggunanya merupakan nelayan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Aplikasi ini resmi bagian dari program nasional Nelayan Go Online dari kementrian Kominfo untuk dapat mendukung pembangunan Indonesia pada sektor kemaritiman.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.