Allo Bank yang berada dalam PT Allo Bank Indonesia Tbk kabarnya akan menjadi bank dengan ekosistem terbesar.
Adapun hal ini menurut pernyataan dari taipan sekaligus CEO dari PT CT Corpora yakni Chairul Tanjung.
Keyakinan tersebut tercermin saat aksi penambahan modal lewat skema rights issue akan diserap oleh perusahaan Grup Salim.
Di mana perusahaan Grup Salim menambahkan modal melalui PT Indolife Investama Perkasa.
Jumlah penambahan modal oleh Grup Salim sendiri mencapai 1,30 miliar atau sebesar 6 persen dari nilai saham.
Perusahaan ini berencana menerbitkan hingga 10,04 miliar saham biasa atas nama dengan jumlah 100 rupiah per lembar saham.
Sedangkan pelaksanaan rights issue mereka tetapkan sebesar 478 rupiah per sahamnya.
Dengan masuknya Grup Salim, pihak Chairul Tanjung mengklaim ekosistem fisik emiten bank dengan sandi BBHI itu menjadi besar.
Terlebih ekosistem milik CT juga tersebar sangat luas yang mendorong kemungkinan untuk Allo Bank.
Ekosistemnya sendiri mulai dari jaringan ritel yaitu Transmart, media digital, usaha makanan dan minuman sampai tempat wisata.
Chairul Tanjung berkata Salim Group memiliki Indomaret, Superindo serta produk lainnya.
Sehingga kalau ekosistem fisik itu bergabung, mereka sudah dapat mendeklarasikan sebagai ekosistem fisik terbesar di tanah air.
Bukan itu saja, pintu ekosistem digital pun turut terbuka dengan lebar.
Hal ini terjadi setelah BUKA atau PT. Bukalapak.com ikut berpartisipasi dalma rights issue BBHI.
Di prosektusnya, Bukalapak sudah meneken perjanjian agar menyerap sebanyak 2,49 miiar saham.
Jumlah ini senilai dengan 11,49 persen dari jumlah saham BBHI.
Dengan nilai pelaksanaan sebesar 478 rupiah per sahamnya, perkiraan Bukalapak menginjeksi dana hingga 1,19 triliun rupiah.
Tak hanya Bukalapan dan Grup Salim, ada pula H Holdings Inca tau Gram yang menyerap sebesar 448,74 saham.
Sedangkan Trusty Cars Pte. Ltd atau Carro menyerap total 150 juta saham
Terakhir PT CT Corpora merengkuh hingga 408,31 juta saham di Allo Bank.
Perilisan Aplikasi Allo Maret Oleh Allo Bank
Selain itu perusahaan dengan emiten bank BBHI ini kabarnya akan merilis aplikasi Allo di bulan Maret 2022 mendatang.
Adapun tujuan perilisan aplikasi itu adalah guna menjalankan operasionalnya sebagai salah satu bank digital.
Kini aplikasi tersebut masih dalam masa uji coba ke karyawan yang ada di CT Group.
CT sebagai ultimate shareholder BBHI mengatakan ekosistem CT Group yang luas dan ekosistem dari investor lain menjadi kekuatan bank.
Kekuatan tersebut akan mereka rasakan dalam menjalankan usahanya sebagai salah satu bank digital.
Dengan ekosistem yang luas tersebut, BBHI menargetkan dapat mempunyai sebanyak 10 juta costumer.
Pencapaian dari Allo Bank tersebut mereka targetkan dalam waktu satu tahun pertama sejak aplikasi itu rilis.
Chairul menjelaskan bahwa target market pihak mereka tak hanya millennial namun untuk seluruh segmen.
Ia menjelaskan target mereka satu minggu pertama usai perilisan dapat mencapai sebanyak 1 juta pengguna.
Membidik konsumen sendiri tak mereka lakukan secara paksaan namun dengan insentif misalnya berbelanja di Transmart mendapat diskon.
Saat ini, BBHI masih dalam persiapan aplikasi tersebut supaya saat perilisannya nanti sudah dalam keadaan benar-benar siap.
Kini aplikasi sudah mereka uji coba kepada 43 ribu pengguna dari karyawan atau internal perusahaan.
Kemudian jumlah pengguna akan mereka tambahkan menjadi 200 ribu di masa mendatang.
Menurut Chairul Tanjung, kekuatan milik suatu bank digital seperti Allo Bank berasal dari sejumlah faktor.
Adapun faktor tersebut bisa berupa teknologi serta platform yang ada.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.