Siswi MTsN 5 Sragen dari Jawa Tengah, membuat Alat Pencegah Covid-19. Inovasi tersebut hadir dari siswi MTsN 5 Sragen.
Inovasi teknologi pencegahan Covid-19 memang tidak ada habisnya. Sebelumnya, GeNose C19 karya Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mendeteksi Covid-19 dari embusan nafas.
Teknologi yang ini mampu membantu masyarakat untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Siswi yang berbakat ini menciptakan inovasi pengukur suhu dan sanitizer otomatis.
Alat Pencegah Covid-19 ini di namakan dengan Satis dan Sutis. Keduanya tergabung dalam tim robotik MTsN 5 Sragen.
Satis dan Sutis
Salah satu anggota robotik tersebut, Juwita Zaki Labibah, mengungkapkan, Sutis adalah singkatan dari pembaca suhu otomatis dan Satis yaitu singkatan dari hand sanitizer otomatis.
Kedua teknologi ini ibarat anak kembar yang tidak bisa terpisah satu sama lain.
Alasannya karena kedua alat tersebut saling menunjang satu sama lain.
Alat ini memiliki sensor otomatis, sehingga tidak perlu manusia mengoperasikannya.
Juwita menuturkan, pada situasi pandemi seperti saat ini, tim robotik dari MTsN 5 Sragen menciptakan beberapa inovasi untuk memudahkan masyarakat atau petugas protokol kesehatan dalam memutus rantai penyebaran Covid-19.
“Alat yang kami ciptakan yaitu Sutis dan Satis. Seperti anak kembar, keduanya tidak dapat terpisahkan,” kata Juwita.
Cara Kerja Satis dan Sutis
Penjelasan dari Juwita alat ini bekerja dengan menggunakan sensor proximity.
Ketika ada tangan seorang yang mendekat, sensor akan membaca jarak tersebut.
kemudian alat ini akan mengirimkan sinyal atau data ke servo dan memerintahkan untuk menekan botol yang sudah berisi cairan hand sanitizer.
Ketika tangan sudah menjauh, servo akan menghentikan pergerakan.
Satis mempunyai indikator tegangan untuk menampilkan informasi baterai dan bisa dicharge.
Sedangkan cara kerja Sutis, yakni ketika ada tangan atau dahi yang mendekat pada alat dengan jarak sekitar 3 sampai 6 meter.
Sensor inframerah akan membaca suhu dari tubuh orang secara otomatis.
Alat yang mirip dengan Sutis memang yang sudah banyak beredar di pasaran.
Namun Juwita mengungkapkan, perbedaan alat yang sudah beredar di pasaran dengan Sutis ini yaitu suara Google Assistant.
Suara dari Google Assitant pada Sutis ini akan memberikan kesimpulan apakah orang tersebut bisa masuk ke ruangan atau tidak.
Menurutnya, pembacaan dari suhu tubuh akan Google Assistant ucapkan secara otomatis.
Jika hasil suhu orang tersebut mencapai 37,6 derajat celcius, maka suara dari Google Assistant akan memerintahkan orang tersebut untuk pulang.
“Namun apabila suhu orang tersebut di bawah 37,5 derajat celcius, orang tersebut boleh masuk (ruangan),” ucap Juwita.
Kepala MTsN 5 Sragen mengungkapkan, alat ini merupakan murni hasil inovasi dari para siswi tersebut.
Kedua alat tersebut sudah ditempatkan di salah satu Kantor Kemenag Sragen untuk mendukung layanan dengan protokol kesehatan.
Satis dan Sutis memang perlu, karena sebelumnya pemeriksaan suhu badan masih menggunakan thermal gun secara manual.
Untuk mendukung karya dari siswi tersebut, Kepala kantor dari Kemenag Sragen, Hanif Hanani, mengungkapkan akan memesan kembali Satis dan Sutis untuk ditempatkan di lokasi lain.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.