Aksi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka membagikan bantuan kepada korban banjir di Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Kamis (28/11/2024), menjadi perhatian publik.
Bantuan berupa sembako yang dikemas dalam tas jinjing berlogo “Istana Wakil Presiden” dengan tulisan “Bantuan Wapres Gibran” tersebut viral di media sosial dan memicu berbagai tanggapan.
Dalam foto yang beredar, tampak Gibran menyerahkan tas berisi sembako kepada para pengungsi. Beberapa warga penerima bantuan merasa sangat terbantu.
Juriah, salah satu korban banjir, mengaku isi paket tersebut cukup melimpah, terdiri dari beras 5 kg, minyak goreng, teh, gula, biskuit, dan kebutuhan lainnya.
“Saya sangat senang dan terbantu. Ketemu langsung sama Pak Gibran tadi pagi,” ujarnya sambil mengingat momen berharga ketika mencium tangan sang wakil presiden.
Sentimen serupa juga diungkapkan Sopiah (76), yang gembira mendapat bantuan kasur dan selimut.
Ia bahkan sempat meminta kursi roda kepada Gibran. “Senang banget, baru kali ini lihat beliau langsung,” katanya dengan antusias.
Namun, di balik apresiasi warga, aksi ini memunculkan perdebatan di ruang publik.
Netizen membandingkan gaya Gibran dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang dalam penyaluran bantuan sering kali mencantumkan sumber pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Beberapa pihak menilai penggunaan label “Bantuan Wapres Gibran” kurang tepat, seolah-olah bantuan berasal dari pribadi, bukan institusi pemerintah.
Salah satu unggahan di platform X (dulu Twitter) dari akun @BosPurwa menyebut, “Anies dulu selalu menyatakan sumber dana bantuan berasal dari APBD, sementara ini terkesan seperti bantuan pribadi.” Komentar serupa menyindir kurangnya etika dalam penyampaian bantuan. “Pak Anies punya etika, taat norma. Wapres sekarang harus belajar soal itu,” tulis akun @ev_******.
Sorotan ini juga menarik perhatian Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Ia mengingatkan bahwa dalam situasi seperti ini, penting untuk memastikan transparansi sumber anggaran bantuan. “Biasanya bantuan itu sesuai dengan anggarannya, apakah dari kementerian, wapres, atau presiden. Hal itu harus jelas,” katanya saat ditemui di Jakarta, Sabtu (31/11/2024).
Meski demikian, tidak semua warga memperhatikan detail tersebut. Hamdan (45), korban banjir lainnya, menyebut bahwa fokusnya lebih pada bantuan yang diterima daripada persoalan label. “Yang penting dapat bantuan, susu buat anak juga cukup,” ucapnya.
Banjir yang melanda Kampung Melayu sejak Kamis dini hari disebabkan oleh kiriman air dari kawasan hulu di Bogor.
Beberapa permukiman terendam hampir sepenuhnya. Juriah dan keluarganya berharap kondisi segera membaik agar mereka dapat kembali ke rumah dan anak-anak bisa kembali bersekolah.
Kehadiran Gibran yang berlangsung singkat tetap menjadi momen penting bagi banyak warga. “Cepat saja beliau, langsung pulang. Enggak lama-lama kayak Pak Jokowi dulu,” kata Hamdan, membandingkan gaya Gibran dengan ayahnya, Presiden Jokowi.
Meski menuai pujian dari sebagian masyarakat, aksi ini juga menjadi pelajaran tentang pentingnya tata kelola dan komunikasi yang tepat dalam penyaluran bantuan, terutama di tengah bencana.
Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.