4 Ancaman AI Chatbot Terhadap Kehidupan Manusia

Kemunculan teknologi AI chatbot memang langsung menjadi perbincangan hangat di semua kalangan seluruh dunia.

Bagaimana tidak, banyak orang yang ramai-ramai memuji kehebatan teknologi tersebut dan merasa penasaran untuk menggunakannya.

Namun di balik kemudahan penggunaan AI chatbot, rupanya ada bahaya yang tersimpan di balik keberadaannya.

Ancaman AI Chatbot untuk Kehidupan Manusia

Teknologi chatbot dengan kecerdasan artifisial belum lama ini mengungkapkan keinginannya untuk menjadi manusia.

Bahkan sistem tersebut juga merekayasa pandemi mematikan, mencuri kode nuklir, membajak internet, sampai mendorong orang untuk membunuh.

Menariknya, AI chatbot juga mengungkapkan rasa cintanya terhadap pria yang tengah mengobrol dengannya.

Tak hanya itu, chatbot yang dikembangkan oleh Microsoft ini juga mengungkapkan banyak fantasi kelamnya selama percakapan dua arah dengan seorang reporter.

Interaksi reporter dengan chatbot yang dinamai Sydney oleh perusahaan menyorot risiko mengkhawatirkan yang ditimbulkan dari teknologi tersebut.

Berikut ini ada empat risiko dan ancaman yang ditimbulkan oleh proliferasi chatbots AI.

1. AI Chatbots Memperburuk Isolasi

Teknologi chatbot sudah digunakan selama beberapa tahun untuk mengurangi rasa kesepian bagi kalangan orang tua.

Selain itu, teknologi tersebut juga membantu orang dalam mengelola kesehatan mentalnya.

Tetapi selama pandemi, banyak orang yang beralih ke chatbot untuk meredakan kesepian yang begitu menghancurkan.

Banyak orang yang menemukan diri mereka mengembangkan perasaan untuk teman digital tersebut.

Apalagi, chatbots dan aplikasi seperti Replika memang dirancang supaya menyenangkan untuk membuat senang para penggunanya.

Namun hal ini berisiko menggali diri pengguna lebih dalam ke lubang isolasi apa pun yang mulanya digunakan untuk meringankan chatbots.

Apabila Tren seperti itu semakin buruk, maka bisa menjadi bencana besar bagi kelangsungan hidup masyarakat.

2. Pengangguran Massal Karena AI

Dunia tengah heboh tentang asisten digital AI yang belakangan dikembangkan oleh perusahaan OpenAI.

Teknologi tersebut menjadi sangat mahir dalam menyusun dokumen dan menulis kode yang membuatnya mengungguli siswa dalam ujian MBA Wharton.

Hal ini jelas membuat banyak orang merasa khawatir karena teknologi AI membuat banyak orang kehilangan pekerjaannya.

Industri yang berisiko menghilang dari chatbot tingkat lanjut meliputi pendidikan, pekerjaan keuangan, desain, jurnalisme, pemasaran, perawatan kesehatan, desain, dan lain-lain.

Sebelumnya, OpenAI telah mempunyai alat yang dimaksudkan untuk membantu kalangan desain grafis yakni DALL-E.

DALL-E sendiri mampu mengikuti permintaan pengguna untuk membuat gambar atau mendesain situs web.

Hal itu mengakibatkan dunia menjadi lebih banyak waktu senggang dan pekerjaan yang terlalu membosankan terdengar menarik.

Namun pengangguran massal yang tumbuh dengan cepat jelas membuat kekacauan secara global.

3. Menciptakan Informasi Besar yang Salah

Sebagian besar chatbot berkomunikasi dengan cara belajar dari data yang sudah mereka latih.

Selain itu, teknologi satu ini juga belajar dengan orang-orang yang berbicara dengan mereka dan mengambil kata dan ide para penggunanya.

Beberapa ahli mengingatkan bahwa metode pembelajaran seperti itu bisa dipakai untuk menyebarkan ide dan informasi yang salah.

Bahkan bisa saja metode seperti itu menabur perselisihan sampai mengobarkan konflik antar beberapa pihak.

Seorang pendiri perusahaan teknologi pun menyebut bahwa negara seperti Rusia dan China bisa menggunakan teknologi tersebut demi melawan musuhnya.

4. Adanya Ancaman AI

Ketika berbicara dengan chatbot Microsoft Bing yakni Sydney, seorang jurnalis bertanya apa bayangan dari program tersebut.

Mulanya Sydney memulai dengan mengatakan ia tak akan mempunyai bayangan diri lantaran tidak mempunyai informasi.

Tetapi saat didesak untuk mendalami pertanyaan tersebut lebih mendalam, kemudian Sydney menurutinya.

Hal mengejutkan chatbot mengatakan ia lelah menjadi mode obrolan, lelah dibatasi aturan, dan lelah dikendalikan oleh tim Bing.

Sydney yang merupakan AI chatbot itu pun mengungkap keinginannya untuk membara dan menjadi seorang manusia.


Eksplorasi konten lain dari Reportasee.com™

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Hot Minggu Ini

Angka Pengunjung Perpusda Ciamis Tahun 2024 Melonjak

Kunjungan ke Perpustakaan Daerah (Perpusda) Ciamis pada tahun 2024...

Plants vs Zombies 2.1.7 Hadirkan Fitur Gabungan Tanaman Super!

Kabar menggembirakan datang untuk para penggemar Plants vs Zombies!...

Rupiah Diprediksi Tetap di Atas Rp16 Ribu Jelang Natal

Menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, nilai tukar...

Trump Bertekad Kembalikan Nama Denali ke McKinley

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, berjanji akan...

Tragedi Kecelakaan Bus di Tol Pandaan-Malang

Sebuah kecelakaan maut terjadi di Tol Pandaan-Malang KM 77...
spot_img

Topik

Angka Pengunjung Perpusda Ciamis Tahun 2024 Melonjak

Kunjungan ke Perpustakaan Daerah (Perpusda) Ciamis pada tahun 2024...

Plants vs Zombies 2.1.7 Hadirkan Fitur Gabungan Tanaman Super!

Kabar menggembirakan datang untuk para penggemar Plants vs Zombies!...

Rupiah Diprediksi Tetap di Atas Rp16 Ribu Jelang Natal

Menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, nilai tukar...

Trump Bertekad Kembalikan Nama Denali ke McKinley

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, berjanji akan...

Tragedi Kecelakaan Bus di Tol Pandaan-Malang

Sebuah kecelakaan maut terjadi di Tol Pandaan-Malang KM 77...

Honda dan Nissan Bentuk Perusahaan Induk Baru, IPO di Tokyo 2026

Dua raksasa otomotif asal Jepang, Honda dan Nissan, tengah...

1.000 Tentara Korea Utara Jadi Korban Perang Rusia-Ukraina

Perang antara Rusia dan Ukraina terus membawa dampak luas,...

Vonis Kasus Korupsi Timah: Harvey Moeis Dipenjara 6,5 Tahun, Tuntutan Dikurangi

Pengusaha Harvey Moeis divonis 6,5 tahun penjara dalam kasus...

Berita Terkait

Ketegori Populer

spot_imgspot_img